Setelah satu tahun berlalu, tidak ada yang tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan Lucas Wong. Dia awalnya adalah pria yang murah senyum. Dengan wajahnya yang begitu tampan, banyak wanita yang menyukainya, tapi sayangnya dia selalu menolak mereka de...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
....
Setelah sekian lama semenjak tim komputer dikalahkan oleh tim desain, akhirnya mereka bertanding kembali. Para mahasiswi tentu saja antusias untuk melihat pertandingan ini. Bahkan setengah jam sebelum pertandingan dimulai, tribun telah dipenuhi oleh penonton. Tentu saja jenis penonton ini mayoritas adalah perempuan.
Mo ren, Lu Shi dan Xu Bai juga sangat antusias untuk menyaksikan pertandingan ini. Sama seperti masiswi lainnya, mereka juga datang sebelum pertandingan dimulai.
“Ni hao.” Tiga orang terkejut begitu mendengar suara ini. Ketika mereka berbalik, mereka terlihat lebih terkejut lagi. Tidak menyangka itu adalah suara senior Kun.
“Bisakah aku merepotkan kalian untuk bergeser? Aku melihat kursi di sana masih kosong.”
Tidak menjawab, mereka langsung bergeser.
"Terima kasih." Kun kemudian duduk di samping Mo Ren.
Melihat Kun yang duduk dengan mereka, Xu Bai yang duduk paling ujung langsung berbisik pada Lu Shi.
"Ya ampun.... Mimpi apa aku tadi malam sampai bisa duduk dengan senior Kun." Matanya mencuri-curi pandang pada Kun. Dia tidak bisa menahan senyumannya. Duduk dengan senior Kun adalah impian semua mahasiswi. Tidak menyangka, dia bisa memiliki kesempatan itu tanpa membuang banyak tenaga.
"Mana aku tahu.... Aku juga tidak menyangka bisa duduk dengan senior Kun." Lu Shi sama senangnya dengan Xu Bai. Dia juga sesekali melirik pada Kun yang tampak mengeluarkan sesuatu dari plastik yang dia bawa.
"Ini untuk kalian." Kun membagikan air minum kemasan.
Mendapat pemberian dari seorang Kun, tentu saja tiga orang tidak menolak. Mereka menerima dengan antusias.
"Terima kasih senior Kun. Terima kasih."
"Sama-sama." Kun tersenyum. Lesung pipinya langsung terlihat.
"Wah, Mo Ren, bukankah ini minuman rasa kesukaanmu? Pisang susu." Lu Shi melihat minuman yang diberikan Kun pada Mo Ren. Dia sedikit iri. Kun memberikan minuman kesukaannya.
"Benarkah?" Kun yang mendengar perkataan Lu Shi langsung menyahut.
"Ah, iya." Lu Shi terkejut. "Mo Ren sangat menyukai minuman rasa susu pisang. Hampir setiap hari dia membeli minuman ini."
"Lu Shi...." Mo Ren menyikut perut Lu Shi. Bagaimana bisa Lu Shi membicarakan kebiasaannya di depan senior Kun. Meskipun itu tidak memalukan, tapi tetap saja dia merasa tidak enak.
"Wah... Kalau begitu kebetulan sekali."
"Ah, iya." Mo Ren menjawab dengan malu-malu. "Terima kasih."
"Sama-sama." Kun kemudian mengambil kantong plastik yang lain. "Ini ada makanan ringan untuk kalian. Kalian harus membaginya." Kun menyodorkan kantong plastik yang langsung disambut Lu Shi.
