Kekerasan

12 4 0
                                    

Luka fisik belum seberapa di banding luka batin
_Capricorn Girl_


Sepulang dari cafe ara segera memasukkan mobil sport nya ke garasi kemudian beranjak menuju pintu utama,  baru saja ara membuka pintu ia langsung di sembur oleh sindiran pedas dari sang mama.

"Masih ingat pulang ternyata" Ujar lidya yang duduk di sofa ruang tamu dengan majalah yang ada di tangannya.

Ara yang mendapati sang mama di hadapannya pun beranjak hendak menyalimi tangan sang mama namun dengan segera di tepis oleh lidya.

"Udah berapa kali saya bilang, sekalian gak usah pulang, gak akan ada yang menginginkan kamu di rumah ini" Sentak lidya penuh amarah sembari menunjuk nunjuk ke wajah ara.

Ara hanya diam tak menggubris perkataan sang mama ia hanya berpamitan mau ke kamar.

"Ara ke kamar dulu ma" Ujar ara sembari menaiki tangga menuju kamarnya.

Setelah sampai di kamar ara meletakkan hp serta dompet kecilnya di atas nakas kemudian beranjak menuju kamar mandi. Setelah 20 menit berkutat di kamar mandi kini badan mungil ara terasa lebih segar dengan otak yang sedikit jernih. Ara mengambil hp nya di atas nakas lalu merebahkan dirinya di kasur miliknya dan memeluk bantal kesayangannya. Di rasa boring ara pun mengecek sosmed nya di mulai dari instagram.

Kenzo.Adtma mulai mengikuti anda

"Nih orang siapa ya, jadi stalker ah" guman ara kemudian membuka profil   milik cowok itu.

"Ini kan cowok aneh yang gue tabrak di kantin,buset followersnya banyak juga nih bersanding lah sama punya gue tapi masih banyakan gue hehehe" ujar ara dengan pd nya.

Setelah memfollback akun kenzo ara merasa cacingnya sudah mulai demo ara pun beranjak dari kasur kemudian menuruni tangga menuju ruang makan. 

Sesampainya di ruang makan ara tak melihat apapun di sana lalu ara menuju dapur untuk memasak.  Setelah 30 menit memasak nasi goreng buatan ara pun jadi karna di rumah hanya ada pembantu dan dirinya ia hanya menawari pembantu,  ara memang tak pernah membeda bedakan derajat.

"Bik inah, sini bik" Teriak ara memanggil pembantunya,bik inah yang merasa di panggil pun segera menghampiri anak majikannya yang sudah ia rawat sejak lahir.

"Makan bareng yuk bik, udah belasan tahun nih ara gak pernah di suapin sama bik inah hehe" Ujar ara cengengesan.

"Ya udah bibik suapin ya,  tapi bibik gak ikut makan" Jawab bik inah.

"Yahh kok gitu sih bik?  Ga usah takut sama mama papa nanti kalok bibik di pecat bibik tinggal di apartemen ara aja, jadi pembantu ara aja"

"Gak non, bibi gak laper" Ujar bik inah.

"Ya udah deh" Ujar ara lesu.

Belum habis nasi goreng di piring ara, pintu utama sudah di buka oleh lidya dan cahya orang tua ara.  Ara yang tau kedatangan orang tua nya pun berdiri  hendak menyalami tangan kedua orang tua nya tapi tangan orang tua nya tak sempat ia salimi karna tangan sang mama sudah mendarat di pipi kiri ara

Plakk
"Gini cara kamu bales kebaikan kita? Kita dari pagi sampai malam kerja dan kamu enak enak kan tidur dan makan?Dasar.."Ujar lidya menggantung penuh amarah,  karna memang semalam lidya dan cahya bertengkar entah apa masalahnya ara pun tak tau. Ara sudah jengah karena perlakuan orang tua nya.

"Ara anak pembawa sial,  ara anak yang gak tau di untung, itu kan yang mama mau bilang?  Tampar sekali lagi ma tampar" ujar ara jengah namun benar belum sempat ara berbicara lagi tangan sang ayah sudah mendarat di pipi kanan ara.

"Sudah berani melawan kamu yah,  kamu itu anak yang tak di harapkan di keluarga ini,  kamu hanya pembawa sial, beban keluarga" ujar sang papa, ara yang mendengar itu pun hanya memegangi pipi nya sembari menaiki tangga menuju kamarnya.

Tekanan batin jadi nya :v

Udah triple up nih, bantu aku nerusin ceritanya yuk dengan mencet bintang dan tinggalkan comment :)

All About AraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang