Pernahkah kalian terlibat dalam kisah cinta yang rumit, seperti menimbulkan rasa cinta pada sahabat sendiri?
Mark Leon Regantara, cowok playboy yang selalu setia pada kacamata hitamnya, namun tak pernah benar-benar setia dalam mencintai seorang wani...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
06- sebuah pengakuan
Suara deruman kedua motor terdengar saling bertaut begitu kencang. Semua orang sudah berkerumun diantara dua motor yang saat ini bersiap untuk melaju di garis start. Siapa lagi kalau bukan Leon dan Axel.
Sejenak Leon dan Axel saling mentatap. Terpancar Amarah yang memuncak dari raut wajah Leon. Namun Axel hanya tersenyum smirk menatap Leon.
Satu cewek menghampiri Leon, yang tak lain dan tak bukan adalah Maura, mantan Leon. Maura berusaha menyemangati Leon dengan gaya genitnya. Namun Leon menepis lengan Maura dengan cepat saat lengan Maura akan menyentuh wajah Leon.
"Val, urus nih cewek. Jijik, gue!" Ucap Leon menunjuk Rival untuk membawa Maura.
Maura menepis lengan Rival yang hendak mencekalnya, "Apaan sih? Gue bisa sendiri, awas!"
"Bagus deh, kalau Lo bisa sendiri," ujar Rival menampakan senyum devil nya.
Axel terkekeh melihat interaksi ketiga nya, "Ternyata asik juga ya punya banyak pacar," ujar Axel dibalas tatapan sinis dari Leon.
Leon tak ingin dulu menanggapi ucapan Axel yang terkesan memancing emosinya. Saat ini dirinya akan fokus dengan balapannya terlebih dahulu barulah setelahnya dia akan menghajar cowok itu.
Balapan langsung dimulai, Leon dan Axel menancapkan masing-masing pedal gas pada motornya. Seluruh orang yang menyaksikan memberikan dukungan pada keduanya.
Suara dering ponsel dari saku Rival mengalihkan fokusnya. Rival meraba saku celananya berusaha mengambil hp nya. Namun ternyata bukan ponselnya yang berbunyi melainkan berasal dari ponsel yang ada di saku depannya.
Rival panik bukan main melihat panggilan itu berasal dari ponsel Leon yang bertuliskan 'Cessayang' di kontaknya. Sontak Rival melempar ponselnya pada Jaka yang tengah melamun. Namun untungnya berhasil Jaka tangkap.
"Apa?" Tanya Jaka. Rival hanya memberi isyarat untuk melihat ponsel yang dia lempar.
Jaka memelototkan matanya saat matanya tertuju pada panggilan yang berasal dari ponsel Leon. "Anjir, Val, gue harus gimana?" Jaka yang bingung pun langsung melempar ponsel Leon ke arah Boy.
"Angkat, boy!" ucap Jaka panik.
"Udah biarin aja, nanti juga mati sendiri," jawab Devan santai. Cowok itu seakan mengerti dengan situasi teman-temannya yang dilanda kebingungan karena mendapat telpon dari Cessa.