𝟗. 𝐏𝐄𝐑𝐊𝐀𝐑𝐀 𝐋𝐀𝐑𝐈 𝐏𝐀𝐆𝐈

225 26 2
                                        

•••🐊•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••🐊•••

09-Perkara lari pagi

Sunset yang indah menjadi saksi kisah cinta keduanya. Jalanan yang kosong mendukung pasangan yang baru saja memulai kisahnya. Tak ada suara dari keduanya, hanya tersenyum sambil menikmati semilir angin yang siap menerpa wajah mereka.

Cessa perlahan mengaitkan kedua tangannya ke perut Leon untuk berpegangan. Leon meraih lengan Cessa dengan lembut membiarkan sebelah tangannya menggengam lengan Cessa di perutnya dan tangan yang satunya mengendarai motor.

"Leon-"

"Cess-"

Ucap keduanya memecahkan keheningan secara bersamaan.

"Lo duluan," kata Cessa cepat.

"Lo aja," kata Leon juga.

"Gak jadi deh," ucap Cessa ragu.

Hening, tak ada lagi obrolan diantara keduanya, sampai saat Leon membuka pembicaraan lagi.

"Kenapa?" Tanya Leon lagi.

"Kenapa apanya?" Balas Cessa tampak bingung.

Leon menggeser sedikit kaca spion nya sampai terlihat wajah Cessa di kacanya. "Kenapa lo cantik?"

Dengan gerakan cepat Cessa mencubit perut leon hingga membuat Leon meringis. Kalau soal cubit mencubit Cessa adalah jagonya. Gadis itu menahan senyumnya agar leon tidak melihatnya sedang salah tingkah.

"Masa pacar sendiri di cubit." Leon memicingkan matanya melirik Cessa kesal.

"Lagian, lo paling bisa bikin cewek-cewek salting," celoteh Cessa.

"Ohh, jadi Lo salting nih?" Leon terkekeh menggoda Cessa.

Cessa memutar bola matanya malas, "bukan gue, tapi cewek-cewek, dan gak termasuk gue!"

"Heuhh, ngeles aja lo!"

Cessa menggetok helm yang dipakai Leon. "Berisik! Nyetir aja yang bener, lo!" cibir Cessa. Leon hanya terkekeh mengikuti ocehan gadis itu dan fokus menjalankan motornya hingga sampai dikediaman keduanya.

Saat Cessa hendak memasuki rumahnya, tiba-tiba Leon mencekal lengannya hingga gadis itu kembali menghadap Leon.

"Apaan?" Tanya Cessa bingung.

"Gak salim sama pacar?" Celetuk Leon menampilkan deretan giginya. Cessa menghela napas kasar mendengar penuturan leon.

"Mana tangan Lo, sini." Cessa meraih lengan Leon yang sudah Leon sodorkan padanya.

"Makan tuh, salim!" Pekik Cessa mengarahkan tangannya ke kening Leon hingga cowok itu sedikit terhuyung ke belakang. "Enak aja, emangnya lo suami gue," Cessa dengan cepat melepaskan tangannya kesal.

MR.LEON REGANTARA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang