𝟏𝟗-𝐋𝐀𝐑𝐀𝐍𝐆𝐀𝐍 𝐏𝐄𝐑𝐓𝐄𝐌𝐔𝐀𝐍

115 10 0
                                    

•••🐊•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••🐊•••

19-Larangan pertemuan

Saat ini Leon tengah menyetir dengan Cessa yang ada di sampingnya. Sedari tadi keduanya terdiam tak mengeluarkan suara, canggung akibat insiden tadi dikantor. Terlebih saat aktivitas keduanya terpergok oleh Om Arka, Ayah Leon. 

Om Arka tak sengaja datang ke kantor karena ingin melihat kinerja Leon. Sebenarnya Arka sudah tau dari Rama kalau Leon kedatangan tamu hanya saja Rama tidak menjelaskan siapa tamu tersebut. Sehingga Om Arka sendiri yang memastikannya dan tak menyangka akan menemukan Leon dan Cessa tengah bersama.

"Leon---"

"Eh, iya?" panggilan Cessa membuyarkan lamunan Leon.

"Rumah kita kelewat," kata Cessa pelan tanpa menolehkan pandangannya pada Leon.

"Maaf gak fokus," ujar Leon tersenyum malu seraya memutar balik mobilnya.

Begitu keduanya sampai di depan rumah disana sudah berjejer orang tua mereka sambil melipat tangannya seraya menatap Leon dan Cessa yang baru saja keluar dari mobil.

"Kita kabur yuk!" ajak Cessa berbisik pada Leon, pandangannya masih terus melihat ke arah keluaganya yang menatap nyalang ke arahnya.

"Sini kalian!!" titah Saka pada keduanya. Dengan berat hati Cessa dan Leon menghampiri keluarganya.

Habislah keduanya, pasti Arka sudah memberi tahu semua keluarganya tentang kejadian tadi dikantor leon. Lihatlah sekarang apa yang akan keluarganya lakukan pada Leon dan Cessa setelah ini.

"Kita sudah membicarakan tanggal pernikahan kalian," ujar Arka menaik turunkan alisnya. Sepertinya Arka yang paling semangat menikahkan keduanya, terlihat dari raut wajahnya sekarang yang menampakan senyum kemenangan.

"Papa," rengek Cessa pada Saka.

"Kamu gak mau nikah sama aku?" tanya Leon menatap Cessa sedih.

"Ya mau, tapi—"

Arka menjentikan jarinya menghentikan ucapan Cessa. "Tanggal 25 september!"

"Setuju!" sahut Leon bersemangat.

Cessa membulatkan matanya tak percaya. "Ayah, itu kan seminggu lagi!!" pekik Cessa histeris.

"Bahaya juga buat kalian, tiap hari ketemu tapi belum halal," kata Almira menatap Cessa dan Leon bergantian.

"Setuju!" sahut Leon lagi.

"Apalagi sampai Ayah liat kayak tadi di kan—"

Dengan sigap Leon membekap mulut Ayahnya seraya menyengir kuda pada semuanya.

MR.LEON REGANTARA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang