Bab 6

6 5 0
                                    

Salju yang turun senja itu membuat ara tersenyum bahagia,ara menangkap salju yang turun di depannya dan merasakan hawa dinginnya yang masuk ke telapak tangannya itu.

"Kau terlihat senang saat salju itu turun ara.."

Mendengar suara itu,ara membalikan tubuhnya dan pria itu tepat di hadapannya,membuat dirinya mundur ke belakang beberapa langkah,dan dirinya hampir jatuh,namun pria itu menangkap tangan ara dan menariknya,ara masuk ke pelukannya.

"Ya,tak bisakah kau lebih hati-hati ara.."

"Oh mianhae jimin-a." keluar dari pelukan jimin "aku sedikit terkejut.."

"Ini pertemuan kita yang kedua,dan kamu masih terkejut karna aku,hahaha,kau lucu.."

Ara tersipu malu dan detak jantungnya yang mulai tak karuan,membuat wajahnya merona merah,jimin yang melihatnya memegang pipi ara tanpa komando.

"Ya,apa kau sakit,wajahmu hangat.."

"Aa-aniyo,aku baik-baik saja,mungkin karna dingin salju.." bergeser selangkah

"Baiklah,aku akan menemanimu sampai bis mu datang.."

"pil-yo eobs-eum,aku sudah biasa sendiri.."

"Aku hanya ingin kenal lebih dekat saja denganmu ara,apa tidak boleh.."

"Aish,arraseo,o kenapa kamu bisa di sini,bagaimana kamu tau aku di sini.."

"Aku juga baru keluar dari studio,dan tidak sengaja lihat kamu sendiri di sini.."

"Jinjja jimin-a.."

Jimin mengangguk dan tersenyum,membuat ara benar-benar tambah tremor,ara terus mengajak jimin berbicara agar jimin tak sadar dengan wajah ara yang terus merona,mereka sempat bertukar nomor ponsel,hingga bis yang akan di tumpangi ara datang,ara pamit dan masuk ke dalam bis,dia melambaikan tangannya kepada jimin dan jimin pun membalasnya.

"Sampai jumpa lagi nanti ara,kau sungguh sangat lucu.."

Ara yang berada di dalam bis hanya bisa terus mengatur detak jantungnya yang hampir pindah dari tempatnya,setelah sampai di rumah,mereka saling mengirim pesan singkat.
Semakin lama,mereka mulai akrab satu sama lain,mebagi setiap kisah yang mereka lalui sebelum mereka bertemu.
Malam smakin larut,ara dan jimin harus menyudahi panggilan suaranya.

"Ya,sampai jumpa besok,itu pun kalau aku besok ke sana.."

"Hmm,baiklah,selamat malam jimin-a.."

"Ye,slamat malam ara.."

Sambungan telfon terputus,ara yang berusaha agar tidak terlihat grogi bernafas lega,malam itu mereka lalui dengan rasa yang mulai tumbuh di antara mereka berdua,ara dan jimin segera pergi tidur dan membuat harapan yang sama sebelum memejamkan matanya.
Malam itu mereka lalui dengan suara detakan jantung yang terus berdebar tak karuan.

Tak TergantikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang