Bab 8

5 2 0
                                    

Tak terasa sore menampakkan wujudnya.

"Ternyata benar kata monica,sore di musim semi benar-benar sangat indah,aish,aku hampir lupa,aku kan harus mengantarkan ini.."

Segera ara bangkit dari tempatnya dan bergegas ke studio latihan,sesampainya di sana ara masih melihat jimin yang tengah duduk di sudut studio,ara menghela nafas lega,ara mengetuk pintu dan masuk ke studio latihan itu,saat masuk ara melihat 7 orang pria tampan itu masih di sana semua.

"Emm,gwichanhge haeseo joesonghabnida.."

"geulae gwaenchanh-a,ada apa nona.."

"Aa-aku mau memberikan berkas ini kepada jimin.."

Jimin berdiri dari tempatnya dan menghampiri ara yang berdiri di depan pintu masuk,dengan tersenyum jimin menghampirinya.

"Waeyo..?"

"Umm,bacalah ini,kalau ada yang tidak kamu mengerti tanya saja padaku,sampai jumpa jimin-a.." melarikan diri

"Ya..,kenapa lari sih.."

"Siapa dia jiminssi..."

"Oh staff ku nantinya.."

"Bukan itu,siapa dia bagimu.."

Pertanyaan itu tak bisa di jawab jimin,dia hanya tersenyum dan kembali duduk.
Malam datang,ara tengah asik duduk di teras depan kamarnya,ponsel yang di depannya berdering membuat ara kaget setengah mati.

"Yeoboseo.."

"Bisakah temui aku di dekat gedung dormitori..??"

"Waeyo,kenapa suaramu bergetar.."

"Bisakah..??"

"Baiklah,send location ok.."

"Baiklah.."

Sambungan telfon itu terputus begitu saja,tak lama sebuah notif masuk ke ponsel ara,ara bergegas turun dan mengambil kunci mobilnya,dengan segera menuju tempat jimin,sesampainya di sana mata ara tertuju pada jimin,ara berlari menghampirinya.

"Ya jimin-a,waeyo..??"

"A..a..ara,apa aku ini terlalu kurang bisa menjadi seorang idol.."

Melihat jimin yang menangis membuat ara juga merasakan sakit,ara memeluk jimin,dia pun berusaha menenangkan jimin yang berbicara.

"Ya,kau yakinlah pada dirimu jimin-a,aku percaya padamu,aku yakin kau bisa melewati ini semua,aku akan membantumu,ceritakan semuanya padaku,apa yang terjadi.."melepas pelukan

"Mereka mempertimbangkan aku menjadi member group ara,karna aku yang sedikit berisi,dan katanya gerakan ku sedikit lambat,mereka menyalahkanku,apa aku begitu buruk."

"Ya,kau itu spesial di mataku,kau pasti bisa,aku mohon berjuanglah sekali lagi,aku akan membantumu,aku janji padamu,apa yang bisa ku bantu jimin-a.."

"Aku ingin diet ketat,tolong bantu aku,aku mohon.."

"Baiklah,akan ku bantu,tapi kau harus janji,kau akan terus berjuang,ok.."

Jimin mengangguk dan kembali memeluk ara dengan erat,membuat jantung ara berdetak tak karuan,matanya membola karna jimin,jimin yang merasakan hal yang sama tersenyum dan menghapus kesedihannya.

"Ara,satu hal lagi.."

"Mwo..??"

"Saranghae,berjanjilah kau akan selalu bersamaku.."

Mendengar perkataan jimin ara langsung terdiam,perlahan namun pasti dirinya mengangguk,mendapatkan persetujuan,jimin tersenyum lega dan melepaskan pelukannya,mereka berdua sama-sama tersenyum,setelah jimin tenang ara pamit pulang dan jimin kembali ke dalam dormitori.
Sesampainya di rumah,ara tersenyum sendiri karna memikirkan omongan jimin,dia mematikan lampu dan segera tidur untuk mengumpulkan tenaga untuk besok harinya.

Tak TergantikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang