Bab 31

1 1 0
                                    

Monica yang awalnya sedikit gugup saat akan bertemu orang tua daniel akhirnya menghela nafas lega karna dirinya di terima dengan baik oleh keluarga kekasihnya,saat dirinya kembali ke rumah,dia akan menceritakan semuanya kepada ara,namun malam itu ara tidur lebih awal.

"Hmm,besok pagi saja aku temui anak itu.."

Monica masuk ke rumah,dirinya membersihkan badannya,setelah selesai dirinya memakai baju dan tidur.keesokan harinya monica bersiap untuk pergi kerja,dirinya melihat ara yang berjalan sempoyongan di jalan depan rumahnya,monica mengejarnya dan menopang tubuh ara.

"Ya,gwaenchanhni ara..?" cemas

Namun ara tak menjawab,perlahan tubuh ara melemah dan ara tak sadarkan diri,monica berteriak minta tolong,semua yang mendengar teriakan monica berhamburan menuju tempat mereka.

"museun il-iya monica..??" cemas

"gabjagi geuneun abeojileul gijeolhaessda.."

"Oh ara,bangun sayang,ara.."

Ayahnya menggoyang tubuh ara pelan,namun tak ada reaksi apapun,mereka membawa ara ke rumah sakit dan dokter langsung menanganinya,1 jam berlalu,dokter itu mengatakan beberapa hal kepada orang tua ara,monica yang sudah sangat cemas terus menunggu ara dan melihat dari luar ruangan kaca itu,tak lama dokter itu meninggalkan mereka di sana.

"Bagaimana keadaan ara appa.."

"Kondisinya makin parah,kalau terus seperti ini,nyawanya bisa terancam mo.."

Monica menutup mulutnya dengan kedua tangannya,air matanya menetes keluar membasahi pipinya,ara merasa tak percaya dengan apa yang di dengarnya,perlahan orang tua ara mendekatinya dan memeluk monica.

"Ya,pasti ara bisa bertahan mo,dia gadis yang kuat.."

"Sejak kapan ara menderita seperti ini appa,eomma.."

"Mulai dari saat di pergi ke indonesia,sudah jam 8 mo,kamu sebaiknya pergi ke kantor.."

"Aku akan menunggu ada di sini.."

"Jangan sayang,nanti kamu bisa di keluarkan,kamu mau.."

"Tidak eomma,aku masih ingin kerja.."

"Kalau begitu,pergilah bekerja ok.."

Dengan berat hati monica meninggalkan ara yang terbaring tak sadarkan diri,saat dalam perjalanan monica masih memikirkan sahabatnya itu,hingga sampai di tempat kerja tak sengaja dirinya menabrak seseorang.

"Mian,aku tak melihat jalan.." membungkukan badannya

"Ya,monica,waeyo..?"

"Um,hobbi hyeong,mianhae hobbi hyeong.." cemas

"Aish,biasa saja,kamu kenapa bisa sampai kurang fokus begini.."

"Aish,maaf hobbi hyeong,ara masuk rumah sakit,jadi aku kepikiran hyeong.."

"Mwo?ara sakit..?"

"Ye hyeong,saat aku mau pergi bekerja,aku melihatnya sempoyongan keluar dari mobilnya,aku pun mendekatinya,saat aku di sampingnya dia langsung tumbang dan pingsan.."

"Hmm,nanti pulang kerja kita ke sana.."

"Ye hyeong.."

Mereka berpisah dan pergi ke tempat masing-masing,monica kembali fokus pada pekerjaannya.
Di rumah sakit orang tua ara,jeremy dan callista menunggu ara dengan sangat cemas.

"Ya jeremy-a,apa sebelumnya ara pernah seperti ini di jakarta..?"

"Tidak eomma,dia tidak pernah pingsan selama ini,biasanya hanya sebentar,stengah atau paling lama 1 jam eomma.."

"Hah,ara bangun sayang,eomma cemas menunggumu.." suara bergetar

"Sudahlah,jangan menangis,nanti ara pasti bangun,mungkin dia masih ingin tidur dulu.."

Wanita paruh baya itu menggangguk lemah,mereka terus menunggu ara tersadar,ketika sore datang,sinar matahari masuk dari jendela kamar rumah sakit,membuat mata jadi silau,ibunya menutup gorden jendela dan kembali duduk di samping ara,perlahan mata ara mulai terbuka.

"Aku dimana,sepertinya bukan kamarku,kepalaku sakit sekali,kenapa aku di sini.."

Ibunya yang melihat ara sadar langsung memanggil dokter,dokter memeriksa kondisi ara,tak lama ara pun selesai di periksa.

"Jadi bagaimana kondisinya.."

"Kondisinya sudah membaik,tapi jangan ajak dia banyak bicara dulu,nanti bisa drop lagi.."

"Baiklah,terimakasih dokter.."

"Sama-sama.."

Dokter itu berlalu dari sana,ibu ara kembali masuk ke dalam ruangan ara di rawat,ara yang sepenuhnya sudah sadar tersenyum kepada ibunya.

"Kau sudah merasa baikan ara..?"

"Ye eomma,maaf membuat eomma khawatir.."

"Tak apa,kamu lapar sayang"

"Sedikit eomma,apa aku boleh minta di belikan sesuatu.."

"Tentu,kamu mau makan apa sayang.."

"Aku ingin makanan kesukaan ku eomma.."

"Baiklah,eomma akan belikan,kamu tunggu ya.."

Ara tersenyum dan mengangguk pelan,setelah ibunya pergi,senyuman di wajah ara menghilang,beberapa kali menghela nafas berat,namun dia sadar kalau nanti akan terjadi hal yang lebih buruk kalau dirinya stres berat,ara mengosongkan fikirannya dan tidur.

Tak TergantikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang