Note : sebelum baca cerita ini, disarankan untuk membaca cerpen berjudul Hilang di work saya. Terima kasih. Jangan lupa vote dan komen!
Happy reading!
*****
“HAPPY BIRTHDAY!”
Ryu yang baru saja membuka pintu menatap semua orang yang saat ini sedang berkumpul di apartemennya, tentu tanpa sepengetahuan pria itu.
Sambil tertawa senang, pria tampan yang masih mengenakan setelan kerjanya memasuki apartemen dan menutup pintu. Ditatapnya semua orang yang ada di sana, ada mommy dan daddy, Adelle si adik bungsu, Chriss dan Cathy si kakak kembarnya, Jasmine si kakak sulung, Keenan si teman Adelle yang merangkap sebagai rekan kerja Ryu, Andira si kakak Keenan, dan juga Amasha, sahabat Adelle sekaligus cinta pertama Ryu.
Ryu segera menghampiri sang mommy yang sedang memegang kue ulang tahun dengan satu lilin yang menyala.
“make a wish!” suruh mommynya.
Sambil tersenyum, Ryu mengangguk dan langsung menangkupkan tangannya. Mata Ryu terpejam beberapa saat, kemudian terbuka lagi dan segera meniup lilin ulang tahunnya.
Semua orang bertepuk tangan, kecuali Keenan si pria dingin yang sejak tadi hanya berdiri tegak dengan kedua tangan yang dimasukkan saku celana.
Mommy Ryu menyerahkan kue di tangannya kepada Jasmine, kemudian merentangkan tangan meminta Ryu memeluknya. Ryu langsung memeluk sang ibu dengan lembut.
“selamat ulang tahun, sayang. Terima kasih sudah menjadi putra terbaik di bumi,” kata sanga ibu di sela pelukan mereka.
“mommy juga, terima kasih karena sudah melahirkanku,” sahut Ryu tulus.
Ke empat saudari Ryu beserta sang daddy ikut memeluk Ryu secara bergantian sambil mengucapkan selamat ulang tahun serta menyampaikan betapa bangganya mereka kepada satu-satunya anak laki-laki di keluarga mereka itu.
Setelah semua anggota keluarga selesai berpelukan, Amasha berjalan menghampiri Ryu.
“selamat ulang tahun, Ryu,” kata dokter cantik itu sambil mengulurkan tangan.
Ryu menyambut Amasha dengan jabatan tangan, “terima kasih, cantik. Kamu nggak mau peluk aku juga?”
Keenan langsung berdehem cukup keras, membuat Adelle menatapnya.
“ada yang cemburu, nih!” Adelle meledek Keenan.
Melihat adiknya yang terlihat gelisah, Andira tertawa lalu mengusapi bahu adik semata wayangnya itu.
Sementara Amasha yang sudah terbiasa dengan tingkah kedua pria yang sejak dulu memperebutkannya itu hanya menggeleng kalem, “aku pengin peluk kamu juga, tapi nanti dimarah sama ayahku.”
Adelle tertawa, “ayahnya Amasha serem, ah.”
Ryu terkekeh, dia melepaskan tangan Amasha lalu mengangguk sopan.
“aku mau beliin kamu kado, tapi nggak punya waktu ke mall. Belakangan ini rumah sakit lagi ramai banget, aku sampai nggak sempat pulang. Ini aku menyempatkan datang karena hari ini adalah hari yang spesial buat kamu,” kata Amasha.
“kehadiranmu sudah jadi kado terbaik bagiku, terima kasih sudah datang dan mengucapkan selamat ulang tahun,” ujar Ryu.
“Ryu bucin banget!” kata Cathy, kakak ketiga Ryu.
Dan Keenan berdehem lagi.
“kamu kenapa sih, Nan? Keselek?” ejek Adelle lagi.
Melihat rekan kerja sekaligus Rivalnya dalam memperebutkan hati Amasha sejak lama itu terlihat semakin gelisah, Ryu segera menghampirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amasha (END)
General FictionRambutnya selalu diikat berantakan, bibirnya pucat dan kering karena tak pernah memakai lipbalm, bulu matanya tak selentik gadis kebanyakan. Tapi wajahnya tetap cantik, senyumnya selalu menarik. Dia bukan orang miskin, gadis itu bisa membeli pabrik...