Dua puluh

819 83 10
                                    

Gaboleh baca kalau belum vote!

*****
Matahari sudah condong ke barat, langit perlahan merubah warnanya menjadi semburat jingga. Angin sore berembus, menerpa udara hampa serta beraneka ragam kendaraan yang berjalan merambat dan memenuhi jalanan. Maklum, jam pulang kantor seringkali membuat kemacetan tidak bisa dihindari. Suara klakson bersahut-sahutan menguatkan suasana pengapnya menerjang macet. Belum lagi para pengendara sepeda motor yang menyelip ke kanan-kiri sembarangan sehingga menyenggol spion mobil-mobil yang terjebak kemacetan menambah suasana hati para penerjang kemacetan itu semakin buruk. Kendati demikian, tentunya tidak semua pengendara merasa sesak, pengap dan kesal. Ada beberapa pengendara yang tetap bersikap santai, bahkan ada yang suasana hatinya sangat bagus sehingga terus tersenyum saat mengemudikan mobilnya perlahan melewati kemacetan. Pengemudi yang terus tersenyum itu adalah Keenan, tentunya bersama Amasha yang duduk di sampingnya. Yang membuat Keenan tetap tersenyum meskipun sedang berada dalam kekacauan adalah keberadaan Amasha.

“Kamu udah bilang sama Adelle kalau kita mau jemput dia, ‘kan?” tanya Amasha.

Keenan mengangguk, “Udah, dia menunggu kita di pintu masuk hotelnya.”

“Bagus lah,” ujar Amasha, “dia hebat banget tetap masuk kerja padahal suasana hatinya lagi enggak bagus.”

“Aku khawatir sama dia,” sahut Keenan, “pasti banyak sekali orang yang menggunjingkan tentang kasus Ryu dan batalnya pernikahan Adelle dengan Ben. Kalau dipikir-pikir, yang paling terkena dampak dari masalah ini adalah Adelle, ‘kan?”

Amasha mengangguk, “Semoga kedatangan kita cukup menghibur dia.”

“Iya, Masha.”

“Apa masalah ini bisa membuat Albara Group bangkrut? Aku takut masa depan Adelle hancur,” tanya Amasha yang tiba-tiba menghawatirkan masa depan sang sahabat.

Keenan tersenyum, “Albara Group terlalu besar untuk mengalami kebangkrutan semudah itu, Masha. Tapi tentu saja harga sahamnya akan terus turun selama om Ainesh yang menjabat sebagai komisaris karena status beliau sebagai ayah kandung Ryu. Dan juga, sekarang masa lalu kelam om Ainesh dan tante Keiko juga ikut tersorot. Belum lagi keberadaan Jasmine Albara yang sudah terlanjur dicap sebagai anak haram Albara, tentunya para pemegang saham tidak akan tinggal diam jika Jasmine Albara bersiap menggantikan posisi Ryu. Sementara posisi Ryu tidak bisa dibiarkan kosong terlalu lama. Menurutmu siapa yang bisa menggantikan Ryu selain Jasmine? Cathy Albara sudah jelas menjadi milik keluarga suaminya, dia tidak akan diizinkan kembali ke Albara Group. Chriss? Perlukah aku menjelaskan tentang dia? Kamu pasti sudah paham betul mengapa Chriss tidak bisa mengisi posisi Ryu. Ah, bukan tidak bisa, tapi tidak akan mau. Lagipula dia sama sekali tidak memiliki pengalaman bekerja di perusahaan. Kandidat terakhir adalah Adelle. Seandaikan Adelle tetap menikah dengan Ben, pasti dia bisa mengisi posisi Ryu berkat dukungan keluarga Ben yang akan meyakinkan para pemegang saham. Sayang, pernikahan mereka batal.”

Amasha terdiam mendengarkan penjelasan panjang dari Keenan, “Kenapa bisa serumit itu?”

“Cara kerja perusahaan jauh lebih rumit daripada yang bisa kamu bayangkan, Bu Dokter.”

Amasha terkekeh saat Keenan memanggilnya Bu Dokter. 

“Aku enggak mengerti cara kerja perusahaan, tapi mungkin aku bisa membantu menghibur Adelle agar dia kembali ceria,” ujar Amasha.

Keenan mengangguk, “Tentu, kamu pasti bisa membuatnya tersenyum. Aku akan membantumu. Lagipula sudah lama kita enggak berkumpul bertiga begini.”

Amasha mengangguk.

Mobil keenan berhasil melewati kemacetan dan kembali berjalan dengan kecepatan normal menuju Albara hotel. Kurang dari lima belas menit setelah melalui kemacetan, mobil Keenan memasuki pelataran Albara hotel dan berhenti tepat di depan pintu hotel.

Amasha (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang