Sebelas

715 88 31
                                    

Amasha tersenyum lebar sambil merentangkan tangannya, bersiap memeluk Cathy yang saat ini sedang berdiri berdampingan dengan suaminya di pelaminan. Ikut tersenyum, Cathy segera menarik Amasha yang sudah seperti adik kandungnya itu ke dalam pelukan.

“selamat ya kak, akhirnya jadi istri orang,” ujar Amasha di sela pelukan mereka.

“makasih, Masha,” balas Cathy.

Amasha melepaskan pelukan mereka setelah beberapa saat, “sebenernya aku masih pengin peluk kak Cathy, tapi tamu undangan udah ngantre pada mau salaman sama kakak. Jadi aku turun dulu, ya?”

Cathy mengangguk, “nanti kita ngobrol lagi setelah selesai resepsi ini. Kamu nginep, ya! Jangan pulang. Semua kamar di lantai tiga itu disiapin khusus buat para tamu, kamu malah nggak nginep tadi malem.”

“tadi malem kan aku masih kerja, kak,” sahut Amasha.

Setelah bersalaman sekali lagi dengan Cathy dan sang suami, Amasha turun dari pelaminan dan mulai membaur dengan para tamu undangan.

Resepsi akbar pernikahan Cathy digelar di ballroom Albara hotel, sama dengan lokasi resepsi pernikahan Felisha Albara dengan Arbi. Lebih dari dua ribu tamu undangan dari dalam dan luar negri hadir di pernikahan ini. Bisa bayangkan betapa ramainya ballroom Albara hotel saat ini. Karena terlalu ramai, Amasha sampai kesulitan menemukan orang tuanya yang pasti sedang sibuk menyapa para tamu undangan yang mereka kenal.

Di tengah kebingungan menemukan orang tuanya, Amasha justru bertemu dengan seseorang yang belakangan ini sangat familiar bagi Amasha.

“Ardean!” panggil Amasha.

Pria dengan setelan tuxedo navy yang merasa terpanggil itu segera menoleh ke si pemanggil. Ardean mengulas senyum sambil mengangkat tangannya menyapa Amasha.

Amasha melangkah menghampiri Dean kemudian berdiri di hadapan pria itu.

“hai Dean,” sapa Amasha.

“hai juga Masha,” sahut Dean, “kamu cantik banget, aku sampai pangling.”

Amasha membalas pujian Dean dengan kekehan, “ternyata kamu diundang.”

“iya, aku diundang. Keluarga mempelai pria itu partner di firma hukum papaku, karena itu kami sekeluarga dapat undangan,” Dean menjelaskan.

Amasha mengangguk paham.

Dean mengamati gaun yang dipakai Amasha, “bridesmaid?”

Amasha mengangguk lagi, “mempelai wanita itu tuh kakaknya si Adelle.”

Dean berkedip, “jadi yang menikah itu kakaknya Adelle?”

“iya, Dean. Makanya aku jadi bridesmaid.”

Amasha (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang