Enam

835 100 38
                                    

Reminder : aku gak mau tau, pokoknya yang belom follow wajib follow dulu! Vote nya jangan lupa! Typo nya maapkan. Oke sip!

*****

Ryu mendengus jengkel saat melihat seorang gadis berseragam SMA berdiri di depan pintu apartemennya. Dia yang baru saja pulang dari rumah sakit setelah menemui Amasha langsung memasang wajah jengkel sambil menghampiri gadis itu. begitu menyadari kedatangan Ryu, si gadis belia itu terlihat sangat ceria.

“Ryu!” panggil si gadis.

Ryu berdiri di hadapan gadis itu, menatap tajam kepadanya.

“ngapain lagi kamu di sini? Bukannya udah ku bilang, jangan kesini!” suara Ryu terdengar sangat mengerikan.

“aku nggak boleh kesini, nggak boleh ke apartemen adikmu juga. Jadi aku harus mencarimu kemana?” keluh si gadis.

Ryu mengacungkan jari telunjuknya di depan wajah si gadis, “Devina! Jangan pernah berfikir untuk muncul di gedung apartemen adikku lagi. Amasha melihat kita!”

“Amasha? Siapa Amasha?” tanya Devina.

Ryu mengerang jengkel, dia melihat sekelilingnya kemudian membuka pintu apartemen dan menyeret Devina dengan kasar masuk ke apartemennya.

Saat sudah di dalam, Ryu langsung menutup pintu dan mendorong punggung Devina sampai membentur pintu yang tertutup, membuat gadis kelas dua SMA itu mengaduh kesakitan.

“sakit, Ryu,” keluh Devina.

Ryu mendecih, “bukankah biasanya lebih sakit dari ini? Aku bahkan nggak pernah memperlakukanmu dengan lembut dan benar, kenapa kamu masih saja menempel kepadaku?”

Devina menatap mata Ryu, “aku udah lebih dari seminggu nggak pulang kerumah, Ryu. Aku kabur dari rumah, karena itu aku kemana-mana pakai seragam begini. Boleh aku menginap di sini?”

“Devina! Apa kamu gila? Berhenti mengusikku dan segera pergi!”

“tapi aku mencintai kamu, dan aku juga lagi hamil anakmu,” kata Devina dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

“sudah berapa kali ku bilang? Itu bukan anakku, Dev!”

“tapi ini anakmu! Hasil dari cinta kita.”

“aku nggak pernah mencintaimu, Dev! Kita berhubungan karena saling membutuhkan. Kamu butuh uang untuk melunasi hutang ayahmu kepada rentenir, dan aku butuh wanita untuk melampiaskan amarah yang selalu ku pendam sendiri. Hubungan kita hanya sebatas itu!”

Devina menggeleng, “memang benar kamu memberiku uang, Ryu. Awalnya semua itu hanya demi uang, tapi lama kelamaan aku jatuh cinta sama kamu, Ryu. Aku menyukai pria dewasa sepertimu. Apa cintaku ini adalah sebuah dosa?”

“apa lagi yang kamu inginkan dariku? Sebut saja dan segera pergi dari hidupku!”

Amasha (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang