Part 8

49 7 0
                                    

.
.
.

Lyodra melangkahkan kakinya dikoridor sekolah, disepanjang koridor tidak terlihat siswa siswi berlalu lalang, suasananya sangat sepi, 10 menit berlalu setelah bell berbunyi pertanda masuk, jam menandakan pukul 8 siang, alhasil sudah pasti gadis itu terlambat kesekolah

Setelah gadis itu tawar menawar dengan pak satpam, akhirnya gadis itu diperbolehkan masuk dengan memberikan selembar uang berwarna merah. Walaupun awalnya pak satpam itu menolak dengan sogokannya, Lyodra memelas dengan berbagai cara, dan akhirnya pak satpam itu luluh dan mengambil uang yang Lyodra kasih.

Dengan hati-hati Lyodra berjalan mengendap-ngendap seperti maling, melirik ke arah kiri kanan, takut ketahuan dengan guru piket.

Saat Lyodra berjalan ke arah pintu kelas, Lyodra dikagetkan dengan tangan yang berada dipundaknya, Lyodra membalikan setengah badannya dan nyengir kuda

"Eh bapak, Ada apa pak?" Tanya Lyodra polos, entah gadis itu bodoh atau memang gadis itu hanya pura-pura agar tidak terlihat terkejut

"Kamu ikut saya" ucap tajam Pak Darto

Pak Darto adalah salah satu guru high school, walaupun guru itu terbilang gagah dengan perawakannya, tetapi guru itu sangat galak, dan ditakuti oleh semua para murid.

Dan pada akhirnya Lyodra pasrah, lalu mengikuti langkah Pak Darto dan berhenti di depan perpus, Pak Darto menyuruh Lyodra masuk, didalam ada beberapa siswa yang ingin mengambil buku paket, dan mata Lyodra berhenti menatap orang yang berada didepannya.

Kemudian Lyodra melirik Pak Darto, dan pak Darto berucap pada seseorang yang berada dihadapannya "Maaf pak tolong berikan hukuman pada murid yang terlambat ini"

"Ko gitu sih pak" Lyodra menepuk mulutnya yang kelepasan berteriak didepan guru-gurunya itu.

Bukan apa, Lyodra refleks melakukan itu, bukan karena penuturan dari Pak Darto, melainkan guru piketnya itu adalah Verrel bukan Pak Darto, degup jantung Lyodra berpacu cepat kalo lama-lama berdekatan dengan Verrel, lama-lama bisa mati dia.

"Kamu masih mengelak dengan kesalahan kamu" ucap tegas Pak Darto

"Maaf pak" cicit Lyodra pelan

"Yasudah, saya permisi dulu pak" Pak Darto melenggang pergi dan tersisa hanya mereka berdua, Lyodra dan Verrel.

"Kenapa kamu terlambat" Verrel tidak langsung memberikan hukuman pada Lyodra melainkan melontarkan pertanyaan pada gadis itu

"Bangunnya kesiangan pak" Jawab Lyodra jujur dan diangguki Verrel

Gimana mau tidak kesiangan, malam itu setelah Verrel mengantar Lyodra, gadis itu terus kepikiran dengan perkataan Verrel "kenapa waktu itu kamu memalingkan wajah dari saya" pertanyaan itu terus saja terngiang-ngiang dikepala gadis itu sampai saat ini.

Gadis itu berfikir, apakah Verrel memperhatikannya pada waktu itu. dan gadis itu berfikir juga, apakah Verrel merasakan apa yang selama ini ia rasakan. Entahlah Pikirannya terus berputar dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuat dirinya pusing.

"Tolong pak jangan hukum saya" Mohon Lyodra

"Tidak bisa Lyodra, peraturan tetap peraturan, saya hanya menjalankan tugas"

Lyodra tidak percaya dengan perkataan Verrel, masa dirinya harus membersihkan Toilet yang menjijikan itu.

"Saya terlambat karena, saya kecapean pak, kan bapak juga tau, saya sama bapak abis main" lyodra menutup mulutnya kembali

"M..maksud saya sama yang lainnya"lanjut Lyodra terbata, Verrel menggelengkan kepalanya.

"Tapi saya tidak terlambat" bagai hantaman bogem dengan perkataan Verrel membuat Lyodra mati kutu.

Journey Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang