Part 10

45 8 0
                                        

.
.
.

Saat mendung, langit berubah menjadi gelap, Tidak ada sinar matahari yang menyinari bumi, Langit mendung yang berwarna kelabu kehitaman memang tampak begitu suram. Terlebih, saat mendung tampak begitu tebal seolah jadi pertanda hujan lebat akan turun.

Setelah jam pelajaran berakhir, Lyodra membereskan buku-bukunya dan langsung menuju parkiran, saat gadis itu menatap langit yang tampak mendung, matahari yang selalu menyinari dunia tertutup oleh awan hitam, Lyodra buru-buru menjalankan kendaraannya sebelum hujan turun.

Ditengah perjalanan, rintik-rintik hujan mulai turun. orang-orang berlari mencari tempat untuk berteduh, para pengendara sepeda motor menepi dipinggir jalan untuk memakai jas hujannya atau sekedar berteduh agar terhindar dari derasnya hujan, tidak seperti gadis yang sedang menjalankan motornya ini, dia terus menerjang hujan yang mulai lebat dengan kecepatan yang tinggi.

Genangan air yang menutupi jalanan menghasilkan pengendara harus berhati-hati dalam menjalakankan kendaraannya, banyak sekali jalanan yang berlubang mengakibatkan kecelakan, seperti saat ini Gadis itu tergelincir karena licinnya jalanan, motor yang ia kendarai menindih sebagian kakinya, gadis itu jatuh tergelincir ke samping, semua orang yang berada disitu langsung menghampiri gadis itu ingin menolongnya.

Lalu motor gadis itu diangkat dan ditepikan ke tempat yang aman, saat warga ingin membopong gadis itu, tak lama datanglah seorang pria yang memakai baju formal dan payung yang ia pegang di kepalan tangannya, orang itu tak lain adalah Verrel, yah itu Verrel menghampiri kerumunan yang membuatnya penasaran

Verrel terkejut melihat siapa yang tergeletak di hamparan aspal, lalu tak fikir panjang dia langsung mengangkat gadis itu kepangkuannya dan membawanya ketempat yang terhindar dari gemerciknya hujan

Wajah gadis itu terlihat pucat, bajunya yang basah kuyup membuat dirinya menggigil, luka gadis itu tidak terlalu parah, hanya luka-luka kecil dan kakinya yang sedikit membengkak.

"Sakit" Cicit gadis itu menahan rasa nyeri dipergelangan kakinya, air mata gadis itu perlahan turun membasahi wajahnya

Verrel yang berada disampingnya sangat khawatir dengan keadaan gadis itu, kemudian dia menanyakan pada warga yang berada di dekatnya perihal tukang pijat

Salah satu warga disitu ada yang tahu dan langsung mengantar mereka kerumah tukang pijat itu yang tidak terlalu jauh dari lokasi kejadian

Hujan belum reda, tetapi Verrel tidak peduli dengan hujan yang lebat, dia menerobos lebatnya hujan, yang dia fikirkan adalah gadis itu, gadis itu harus segera diobati

Sesampainya di rumah tukang pijat, bapak tukang pijat itu mempersilahkan masuk ke dalam rumahnya dan bertanya kepada Verrel ade keperluan apa mereka datang kerumahnya saat hujan lebat seperti ini.

Kemudian Verrel menceritakan semuanya, setelah bapak tukang pijat itu sudah mengerti, bapak itu langsung memberi isyarat agar Lyodra duduk lesehan dibawah agar mempermudah dalam mengurutnya

Lyodra yang terlihat kesakitan, Verrel inisiatif mendampingi gadis itu disebelahnya.

Mulailah Bapak tukang pijat itu memegang kaki Lyodra dan mulai mengurutnya

Lyodra yang tidak tahan dengan rasa nyerinya, memegang erat tangan Verrel dan berteriak tanda bahwa ia kesakitan.

"Udah pak, sakit-sakit" mohon Lyodra

Verrel menenangkan gadis itu agar bisa menahan sakitnya sebentar lagi

Lyodra yang sudah pasrah semakin mengeratkan pegangannya kepada tangan Verrel

Verrel yang tidak tahan melihat gadis itu kesakitan, ia memalingkan wajahnya kesamping

Dan pijatan terakhir membuat gadis itu berteriak sekencang-kencangnya, Verrel yang mendekapnya menjadi sasaran pegangan kuat dari gadis itu.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Journey Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang