Part 19

58 6 2
                                    

.
.
.

Bunyi Ayam berkokok melambangkan datangnya waktu pagi, ditemani dengan kicauan burung yang terdengar merdu. Dipagi hari seperti ini enaknya menikmati secangkir kopi dan ditemani dengan gorengan. Lain halnya dengan gadis yang satu ini, malah asyik dengan aktifitas melamunnya. Mungkin ini akan menjadi salah satu hoby nya yaitu melamun.

Gadis itu bertanya-tanya kenapa dengan dirinya, saat verrel datang dalam kehidupannya, dia selalu mengganggu isi fikirannya, walaupun gadis itu tahu kalau Verrel bukan siapa-siapa dia, tetapi saat mendengar isu yang menyebar bahwa Verrel dan Anin dikatakan sedang dekat, hati gadis itu tidak terima dengan semua itu.

Lyodra tidak tahu dengan perasaanya saat ini, akhir-akhir ini perasaannya selalu merasakan senang ataupun merasakan sedih, itupun secara tiba-tiba.

Bingung bukan? Mungkin ini masa-masa yang dialami para remaja, semuanya pasti merasakan hal yang sama dengan perasaan Lyodra, mungkin jalannya saja yang berbeda.

Dan yang anehnya lagi pada saat kakak sepupunya datang kerumahnya membawa temannya itu, bukan karena tidak senang didatangi kakaknya, melainkan hatinya mengakatakan bahwa kehadiran Nuca yang bisa dibilang tiba-tiba, bisa membuat hati gadis itu tenang seketika dan melupakan masalah hatinya yang selalu memikirkan Verrel.

"Minta air" suara bariton dari arah belakang mengagetkan gadis yang sedang melakukan aktifitas melamunnya

"Aduh kaget" gadis itu mengusap dadanya berulang kali

Pria itu melangkahkan kakinya mencari benda yang berisikan air

"Nyari apa si, gk jelas banget?"

Hening... Tidak ada jawaban sama sekali

Beberapa detik kemudian, setelah Nuca menemukan benda yang ia cari. Nuca setengah mengangkat satu tangannya yang sedang memegang gelas.

"Yaampuunn kirain mau nyari apa" Desahan dari mulut gadis itu " ngomong ke dari tadi ditanya gk nyaut-nyaut mulu" gadis itu menggerutu, pria yang sedang membelakangi gadis itu sangat irit bicara, mahal kali suaranya.

"Minggir" pria itu mendorong Lyodra kesamping, betapa kesalnya gadis itu terhadap pria yang sudah berlalu meninggalkan tempat itu.

"Kenapa wajahnya ditekuk?" Tanya Haris dan duduk dikursi sebelah Lyodra

"Gk, gk papah"

"Kalo gk papah, kenapa bibirnya maju kaya gitu" desak Haris

"Kak! Temen kakak tuh emang sifatnya kaya gitu yah, jutek amat?" Segimanapun dia menyembunyikan sesuatu, pada akhirnya gadis itu akan berbicara, itulah Lyodra.

"Temen yang mana"?

"Ih yang itu"

"Iyah yang mana?"

"Kak Nuca" sergah gadis itu berucap setengah berteriak

"Kenapa Ka Haris ketawa?"

Sebenarnya Haris tahu siapa yang Lyodra maksud, tetapi haris membiarkan Lyodra agar Ia bisa menjailinya.

"Kamu lucu banget siih" tangannya haris mencubit pipi Lyodra, mungkin tidak afdol kalau belum mencubit pipi Lyodra.

"Ih kakak sakit tau" haris berhenti dengan ketawanya

"Iya deh maaf" haris menjeda ucapannya, lalu melanjutkannya lagi

"Dia orangnya baik, kalo kamu udah kenal dia mungkin kamu bakal kelepek-kelepek sama dia"tutur Haris

"Ih apaan sih, gk nyambung banget" elak Lyodra dan dibalas dengan gelak tawa Haris, melanjutkan ketawanya yang tertunda.

Kalau dilihat dari postur tubuh mungkin Nuca bisa terbilang seperti model, dengan tampangnya yang cakap, badannya yang tegap, tinggi pula. Seperti apa yang Haris ucapkan, gadis manapun yang melihatnya pasti kelepek-kelepek, sayangnya sifatnya terlalu cuek, dingin dan tidak peduli dengan sekitarnya.

"Kalian berdua lagi ngomongin saya". Suara dari arah samping menghentikan aktifitas ketawa Haris yang sedang menertawakan Lyodra.

Sedangkan Lyodra terkejut dengan kedatangan Nuca secara tiba-tiba, Lyodra menetralkan degup jantungnya yang berdetak lebih cepat, Lyodra takut, takut kalau Nuca mengetahui dirinya sendang menbicarkanyannya

Nuca yang melihat ekspresi Lyodra seperti orang ketanggap basah, Ia hiraukan, Nuca lebih memilih duduk dimeja makan, yang dimana bersebrangan dengan Lyodra.

Sebenarnya sehabis mengambil air minum, saat nuca ingin melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya, maksudnya kamar pemilik rumah ini. Nuca tidak sengaja mendengar pertanyaan yang Lyodra Lontarkan kepada Haris, alhasil dia tidak jadi kekamarnya. Mungkin tertarik dengan pertanyaan dari gadis itu. Tidak, tidak, lebih tepatnya gadis itu menyebut namanya, Nuca bersembunyi didekat tangga yang terhalang tembok untuk menguping pembicaraan teman dan adik sepupunya itu. Ada-ada sajah si Nuca ini.

"Iyah adekku yang satu ini lagi nanyain tentang lo" jawab Haris jujur

Lyodra yang mendengar penuturan Haris, langsung menggeplak tangan Haris sangat kenceng.

Dan Nuca hanya melirik sekilas pada Lyodra, dan tidak menanggapi pernyataan dari Haris

Sedangkan Lyodra menahan rasa malunya dengan penuturan Haris pada Nuca.

"Oh yah, kamu kenapa gk sekolah" tanya Haris memecah suasana keheningan

"Males" jawan ketus Lyodra, mungkin ia masih malas untuk sekedar menjawab pertanyaan dari Haris, sehingga menjawab dengan singkat padat dan jelas. Kakak yang satunya ini hobi sekali membuat Lyodra kesal.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Journey Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang