Part 11

48 9 0
                                    

.
.
.

Matanya yang mulai bengkak, karena gadis itu terus sajah menangis tidak berhenti, membuat Verrel kelabakan, apa yang harus ia lakukan untuk menenangkannya agar gadis itu berhenti menangis

"Bapak gk ngerasain gimana sakitnya ni kaki" amuk Lyodra

"Itu salah kamu sendiri, suruh siapa ngebut bawa motornya, kamu itu bukan pembalap Lyodra, dah tau lagi hujan, tanggung ajah akibatnya" Lyodra yang diceramahi terus-terussan oleh Verrel membuat dirinya tidak berhenti menangis

Verrel tidak bermaksud memarahi Lyodra, dia hanya ingin menasehatinya agar dia jera dengan perbuatannya.

"Trus motor saya gimana pak?" Tanya Lyodra sesenggukan

"Biarin, nanti saya suruh orang buat bawa motor kamu ke rumah"

Untungnya Verrel membawa mobil tidak menggunakan motor kesayangannya.
Ditambah cuaca seperti ini tidak memungkinkan buat Verrel membawa motor, berabe.

"Kalo kamu gk berenti nangis saya gk bakal jalanin ini mobil"

Lyodra yang diancam seperti itu tidak membuatnya takut, yang ia inginkan hanya menangis dan menangis sepuasnya, dengan kesal akhirnya Verrel melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi

Lyodra terkaget dengan perlakuan Verrel "Pak saya masih pengen hidup, saya gk mau mati sekarang"

Verrel hanya menggelengkan kepalanya tidak menanggapi perkataan Lyodra yang menurutnya sangat bodoh, mana ada orang yang mau mati konyol seperti ini, mati muda, status masih lajang belum menikah, aneh-aneh sajah

Sudah setengah perjalanan mobil Verrel berhenti di pinggir jalan, lalu Verrel melepaskan safety belt dan keluar dari mobil, belum sajah kaki Verrel menginjak tanah, tangan Verrel ditahan oleh Lyodra

"Mau kemana?" Verrel tidak menjawab pertanyaan yang di lontarkan gadis itu, melainkan mata Verrel menatap tangannya yang ditahan oleh Lyodra, refleks Lyodra langsung melepaskan genggamannya, Lyodra yang salting hanya bisa mengucapkan maaf dan Verrel pun lebih memilih meninggalkan gadis itu sendirian didalam mobil.

Tak lama Verrel kembali masuk kedalam mobil dengan membawa kantong yang entah apa itu isinya

Verrel menyodorkan kantong yang barusan ia bawa pada Lyodra

Lyodra yang bingung hanya bisa mengambil kantong tersebut tanpa bertanya, tanpa ia tanyapun Verrel menjawab lebih dulu dengan apa yang gadis itu fikirkan

"Obatin Luka kamu"

"Pake jaket saya" Verrel memberikan jaketnya yang ia ambil dari jok belakang

Lyodra hanya diam dan tak percaya seorang Verrel perhatian padanya

"Baju kamu transparan" lanjut Verrel

Pipi Lyodra tiba-tiba memanas dengan ucapan Verrel barusan, ternyata fikirannya salah dia tida perhatian padanya, takut dirinya masuk angin, melainkan bajunya menjiplak badannya karena, bajunya yang terkena air hujan alias basah kuyup

Verrel mempermalukan dirinya dengan kata-katanya. Gadis itu menarik kembali kata-katanya yang dia ucapkan dalam hati bahwa sebenarnya Verrel tidak perhatian padanya

Lalu Lyodra menarik paksa jaket yang Verrel berikan padanya dan langsung memakaikan jaketnya.

Verrel tidak habis fikir dengan gadis yang disampingnya ini ternyata sangat manja, apalagi sedang sakit kaya gini, lebih menakutkan dibanding lagi ngambek.

"Cepet obatin lukanya" suruh Verrel

"Iyah ini mau" Lyodra membersihkan luka ditangannya dengan alkohol, terlihat dari raut wajahnya yang menahan nyeri, Verrel yang tak tega langsung merebut kapas yang Lyodra pegang lalu melanjutkan yang Lyodra lalukan tadi dengan pelan-pelan

"Ssttt pelan-pelan pak" Ringis Lyodra

"Cengeng" Ucapan Verrel membuat gadis itu cemberut

"Mana obat merahnya" Lyodra menyodorkan benda yang disebut obat merah itu dan diterima oleh Verrel

Selama Verrel mengobati lukanya, Lyodra memperhatikan wajah Verrel, Lyodra ingat saat kejadian tadi, terlihat ke khawatiran dari raut wajah Verrel saat Lyodra kesakitan, tatapan Verrel padanyapun sangat berbeda dengan biasanya, tatapan yang sendu, tersirat matanya yang meredup, terekam jelas saat dia menenangkan dirinya, memberikan kekuatan menahan rasa nyeri dan Lyodra fikir, inilah pertama kalinya ia sangat dekat dengan Verrel, berbicara panjang lebar walaupun dengan cara seperti ini

Verrel melambaikan tangannya di depan wajah gadis itu yang sedang melamun, Lyodra yang tersadar sangat malu ketangkap basah bahwa dirinya sedang memperhatikan Verrel

"Iyah saya tahu, wajah saya memang tampan" Ucap Verrel percaya diri

"Yakin nih" Lyodra berucap seolah-olah dirinya tidak terlihat gugup

"Itu buktinya kamu merhatiin wajah saya" Lyodra kelabakan tidak bisa menjawab pernyataan Verrel lagi, karena memang benar bahwa dirinya sedang memperhatikan Verrel

"Pelukan kamu ke saya tadii.." Verrel menjeda Ucapannya, Lyodra yang tau kemana arah tujuan pembicaraan tersebut langsung membulatkan matanya, dan sebelum Verrel melanjutkan kata-katanya Lyodra langsung memotong pembicaraannya

"Saya gk meluk bapak yah" Lyodra tidak membenarkan ucapan Verrel, karena itu hanya pelukan biasa, dirinya ingin melampiaskan rasa nyeri dipergelangan kakinya yang sedang diurut, itupun refleks langsung memeluk guru itu.

Verrel yang mendengar penuturan gadis itu tertawa seketika, muridnya ini sangat lucu ketika sedang gelisah, ucapan yang terbata, gelagatnya seperti salting, itu semua sangat jelas terlihat di mata Verrel

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Journey Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang