CHAPTER 17 ◆ Nothing Will Change

24 2 0
                                    

          DENTUMAN keras musik menyambut kehadiran Alexa yang berjalan perlahan menyelusuri tubuh-tubuh pengunjung klub malam yang sedang meliuk-liuk mengikuti alunan musik elektronik yang dibawakan oleh sang disc jockey. Begitu melihat sosok Harvey yang sedang duduk sendirian seperti biasanya di depan meja bartender, Alexa mempercepat langkahnya. Alexa sudah mengirim pesan pada Harvey untuk menemuinya di klub malam yang biasa mereka kunjungi, hanya saja ini adalah pertemuan pertama mereka—sama seperti Landon—setelah Alexa bergabung bersama Rebel Angel. Harvey merasa antusias untuk bertemu dengannya lagi. Tak ada pengunjung yang benar-benar menyadari kehadiran Alexa sebab dia menggunakan topi, masker dan berpakaian serba hitam—sengaja tak ingin terlihat mencolok.

          “Harvey!” Alexa memanggil seraya duduk di kursi tepat bersebelahan dengan temannya itu. Ia segera melepaskan topi dan maskernya. Saat ia hendak memeluk Harvey namun temannya itu malah menghindar.

          Alis Harvey terangkat sebelah, sebab tak begitu mengenali sosok di sampingnya yang sangat cantik dan memiliki aroma parfum yang wangi ini, namun dia seperti mengenal suaranya. Meskipun dia adalah seseorang yang brengsek, dia tak ingin asal memeluk wanita, apalagi ini wanita asing yang baru ditemuinya.

          “Ini aku, Harvey.” Alexa menyadari bahwa temannya itu tidak mengenalinya dengan penampilan barunya ini. “Aku Alexa.”

          “Alexa?” Gestur tubuh Harvey agak lebih santai. Ia mulai memasang senyuman lalu akhirnya memeluk Alexa dengan erat. “Whoa, Alexa. Berarti benar apa yang dikatakan oleh Bryan waktu itu. Kau benar-benar menjadi rockstar sekarang.” Ia tak menyangka bahwa Alexa sekarang menjadi vokalis band ternama.

          Alexa memperlihatkan senyuman canggung begitu mendengar nama Bryan Felton disebut-sebut. “Apa kau sudah lama menungguku?” Ia langsung mengalihkan pembicaraan.

          “Tidak juga.” Harvey menyahut meyakinkan. “Maaf sebelumnya, aku benar-benar jarang menonton televisi apalagi membuka internet. Jadi aku tidak begitu tahu tentang perkembangan band-mu, apalagi melihat penampilanmu saat ini. Tapi aku tahu pasti kau menjadi sangat terkenal sekarang.”

          Alexa kembali tersenyum, kali ini lebih tulus. “Omong-omong, apa kabarmu?”

          “Aku baik. Apalagi setelah melihatmu.” Harvey sama sekali tidak bermaksud merayu, namun Alexa tertawa mendengarnya. “Aku mengatakan bersungguh-sungguh. Kau sangat cantik sekali. Sialan, mengapa aku baru menyadarinya sekarang?”

          Alexa menggeleng kecil seraya memasang wajah cemberut yang dibuat-buat. “Jangan seperti itu. 'Kan aku jadi tidak enak. Ini semua berkat make-up.”

          “Siapa yang peduli ini berkat make-up atau tidak. Kau sangat cantik dan keren.” Harvey menyempatkan diri menyesap minumannya lalu ia memesan satu minuman lagi pada bartender untuk Alexa.

          Harvey sempat mengatakan bahwa Bryan juga akan datang menemuinya, dan benar saja selang sepuluh menit kemudian, Bryan muncul tapi kali ini tak bersama dengan teman-teman band-nya. Dia malah datang sendirian dengan wajah muram. Begitu melihat sosok Alexa yang sedang berbincang asyik dengan Harvey, ekspresi wajahnya terlihat lebih muram lagi.

          “Hey, Harvey!” Bryan menyapa namun matanya sempat melirik sekilas ke arah Alexa yang dilihatnya sangat keren, berkelas, wangi dan cantik sekali. Ia memilih duduk di samping Harvey yang tepat berada di tengah-tengah mereka.

          Menyesap sekali lagi minumannya, Alexa lebih memilih diam saja saat mendengar Harvey dan Bryan berbicara dengan wajah serius. Bryan terus mengeluh tentang kondisi band-nya yang semakin tidak jelas, sebab beberapa personil lebih sibuk dengan kehidupan pribadi mereka ataupun sepinya jadwal manggung mereka. Alexa rasa itulah salah satu balasan yang setimpal untuk orang seperti Bryan Felton yang diam-diam memperhatikannya dan mungkin sedang menilai penampilan barunya. Kentara sekali jika Bryan memandanginya dengan penuh rasa iri dan tidak suka yang cukup besar. Dia tadi bahkan sempat mengeluarkan protesannya mengapa dirinya dan Harvey tak berbicara berdua saja sebagai sesama pria. Rasanya Alexa ingin menyiram minumannya ini pada Bryan yang tetap kurang senang dengan kehadirannya. Namun Alexa cepat-cepat menyadari bahwa mereka tak akan pernah akur lagi, apalagi sekarang dia adalah personil baru Rebel Angel—yang membuat Bryan sangat iri.

Rebel AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang