DENTING lift khusus menuju ke penthouse berbunyi tak berselang lama lalu mereka berempat melangkah keluar bersama-sama. Olivia bersama Sharon, Frank maupun Jessie kemudian berjalan perlahan sembari mengobrol ringan memasuki serambi depan penthouse. Mereka baru saja pulang menginap di hotel selama dua hari. Hotel tersebut tidak begitu jauh dari rumah kecil di mana dulu Olivia bersama ayahnya sering datang berkunjung dan menginap.
Setelah mendapatkan kiriman surat misterius dari penggemar rahasia yang diselipkan di buket bunga, Frank langsung mengajak kedua artisnya itu untuk menginap di salah satu hotel dengan pemandangan di sekitar yang tak kalah indah. Sang manager tak menginginkan hal yang buruk sampai menimpa mereka. Jadi selama dua hari itu mereka bersenang-senang melakukan banyak hal dan melupakan sejenak rasa stres mereka yang belum juga menemukan vokalis baru.
Olivia yang masih mengobrol dengan Jessie harus terinterupsi oleh Sharon yang menariknya sedikit merapat lalu berhenti sejenak.
“Kau tahu 'kan kalau Emily bisa saja marah jika kita tidak mengajaknya pergi seperti ini?” Sharon berbisik pelan.
Olivia menggaruk-garuk kepalanya dengan bingung. “Iya juga. Dia pasti merasa diabaikan.”
Sharon memasang wajah lesu. “Nah, itu dia. Jadi bagaimana kita menjelaskan padanya?”
Frank yang menyadari jika Olivia dan Sharon tidak juga bergerak dan sibuk berbisik-bisik segera mendekati keduanya. “Apa yang sedang kalian bicarakan?”
“Emily,” Sharon bersuara kecil, “kita tak mengajaknya pergi. Dia pasti tidak suka melihat kita bersenang-senang tanpanya.”
“Emily tampaknya belum pulang ke penthouse saat ini.” Jessie memeluk lengan Frank. “Apa yang perlu kalian khawatirkan? Lagipula dia tak akan tahu jika kita baru saja pulang bersenang-senang.”
“Jessie benar. Emily pasti masih berada di rumah orang tuanya.” Frank tampaknya menyetujui ucapan kekasihnya itu.
“Sudahlah, mari kita bersantai di ruang televisi.” Jessie menarik tangan Sharon yang terpaksa mengikutinya sedangkan Olivia mengekori mereka dari belakang.
“Aku ingin makan siang.” Sharon langsung membaringkan tubuhnya ke sofa panjang.
“Delivery order saja.” Jessie mulai memainkan ponselnya dan duduk bersebelahan dengan kekasihnya yang sedang menyalakan televisi.
“Aku ingin makanan Italia.” Olivia menggeser kaki Sharon agar bisa duduk di sofa.
Sharon menaikkan kedua kakinya di atas paha Olivia yang sedang duduk. “Taco?”
“Apa?” Olivia memandang aneh Sharon. “Bukankah itu dari Meksiko?”
Sharon tersentak bangun. “Benarkah? Aku pikir itu dari Italia.”
“Ya Tuhan, Sharon. Kau sering memakannya tapi tak tahu taco itu asalnya dari mana.” Olivia menggeleng-gelengkan kepalanya.
Jessie tiba-tiba tertawa terbahak-bahak mendengar kekeliruan dari Sharon. “Sharon, apakah kau mencoba menjadi komedian? Huh? Kau lucu sekali.”
Frank yang sempat terkejut mendengar kekasihnya tertawa segera melirik Sharon yang memasang wajah masam karena Olivia pun sedang ikut menertawakannya. “Kau itu polos atau bodoh, Sharon?”
“Aku 'kan biasanya mendapatkan makanan tanpa membelinya langsung ke restoran. Semuanya selalu sudah tersaji di hadapanku. Jadi mana aku tahu.” Sharon mencoba membela dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebel Angel
ChickLitRebel Angel merupakan sebuah band rock beranggotakan gadis-gadis muda yaitu Olivia Osbourne, Emily Cooper, Sharon Manson. Mereka harus rela kehilangan vokalis band mereka karena di rehabilitasi akibat penggunaan drugs. Benang merah dalam kehidupan m...