Amor Fati : IX

307 51 23
                                    

Hari ini adalah hari Minggu. Langit di luar masih tampak sedikit gelap. Seperti kebiasaannya sosok itu tetap bangun lebih awal untuk memulai aktivitasnya. Im Yoong menyibak selimut dan melakukan peregangan kecil.

Tatapan mata Yoong melembut kala memandangi sosok wanita yang masih tertidur pulas di sebelahnya. Selimut tersampir di atas pinggang rampingnya memperlihatkan gaun tidur yang berwarna merah menyala. Yoong menelan ludah dan berusaha menguasai diri kala mata rusanya tidak sengaja melihat area dada Sooyeon yang sedikit terbuka. Pria Im langsung mengalihkan pandangannya pada wajah damai Sooyeon, namun sepasang bibir tipis itu seolah menggodanya untuk dikecup.  Ayolah ini masih pagi, di mana hormon testosteron nya memuncak. Pertahanan Yoong gagal.

Yoong memberanikan diri untuk menyentuh Sooyeon. Perlahan wajahnya mendekat menghirup aroma tubuh Sooyeon sebanyak mungkin untuk mengisi rongga paru-parunya. Jari-jari Yoong menyibak rambut yang menutupi area leher jenjang istrinya. Sentuhan bibir Yoong di lehernya membuat tidur Sooyeon terusik. Samar-samar Sooyeon membuka mata dan hal yang pertama kali dilihatnya adalah wajah Yoong sudah sangat dekat.
Sooyeon masih berusaha mengumpulkan kesadarannya kala Yoong mengecup bibirnya. Beberapa detik berselang, kecupan itu berubah menjadi lumatan. Yoong melepaskan ciuman dan menjauhkan sedikit wajahnya untuk melihat ekspresi Sooyeon.

Sooyeon mengenali tatapan itu. Tatapan Yoong yang pertama kali dilihatnya saat di Jeju, malam itu di dalam bathtub. Seolah tidak diijinkan untuk berpikir Yoong kembali menyatukan bibir mereka. Ketika Yoong kembali mendaratkan bibirnya Sooyeon menyambut ciumannya.
Lama-lama ciuman lembut itu menjadi menuntut dan sekujur tubuh Sooyeon meremang kala merasakan tangan Yoong ikut bergerilya di tubuhnya yang terbalut gaun tipis. Ciuman Yoong menjalar menuju leher, telinga belakang hingga dada Sooyeon.

Baru saja kegiatan mereka akan berlanjut ke tahap yang lebih namun suara pintu yang diketuk menghentikan aktivitas keduanya.

"Appa.."

"Appa sudah bangun kah?"

Yoong mengerjapkan mata berulang kali. Mereka saling berpandangan kemudian Sooyeon menyadarkannya untuk segera menjawab panggilan Ju Young.

"Eoh, Ju Young-ah. Appa sudah bangun."

"Kita jadi berolahraga bersama?" Tanya si sulung memastikan di luar pintu.

"Tentu saja. Appa sedang bersiap, tunggu Appa di luar eoh.."

"Baiklah.."

Canggung. Itulah yang dirasakan keduanya. Dengan segera Yoong beranjak dari atas tubuh Sooyeon yang sedari tadi dikungkung olehnya. Sedangkan Sooyeon segera merapatkan selimut dan melarikan pandangan kemana saja asal tidak menatap Yoong.

"A-aku akan berolahraga bersama Ju Young di luar.."

"N-ne, s-segeralah kembali aku akan menyiapkan sarapan.."

Yoong segera mengambil pakaian di lemari lalu tanpa menoleh lagi langsung keluar meninggalkan Sooyeon dalam keadaan sedikit berantakan.













"Eomma..."

Sooyeon yang sedang memasak sambil bersenandung terhenti ketika mendengar rengekan Soojung. Rupanya putri tidurnya sudah bangun. Masih dengan ekspresi mengantuk dan sesekali menguap Soojung menghampiri Sooyeon di pantry.

"Eoh Soojung-ah, kau sudah bangun?"

"Eomma, Oppa pergi kemana?"
Soojung menanyakan keberadaan Ju Young karena dia tidak melihat kakaknya saat bangun, mengingat mereka menempati kamar yang sama.

"Sekarang hari Minggu. Seperti biasa Oppa-mu dan Appa pergi berolahraga bersama."

Salah satu kegiatan positif sepasang ayah dan anak itu adalah berolahraga bersama. Sooyeon mengetahui sejak awal mereka tinggal bersama. Sesibuk apapun Yoong pasti akan meluangkan waktu untuk anak-anaknya.

EpitomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang