Tok.. tok.. tok..
Ketukan pintu terdengar. Tadi sebelum pergi Yoong berpesan pada Sooyeon untuk mengunci pintu. Sooyeon yang sedang berada di kamar segera bergegas keluar. Dengan mudah ia membuka pintu.
Yoong berdiri di hadapannya dengan Ju Young berada dalam gendongannya dan sebelah tangan Yoong memegang sebuah tas besar, mungkin perlengkapan Ju Young selama di rumah sakit. Sooyeon merasa kikuk, terasa aneh baginya menyambut kedatangan orang yang kini disebut suami dan anaknya. Hal ini sangat asing.
Berikutnya Yoong ingin masuk tapi keberadaan Sooyeon menghalangi jalan. Lelaki itu berdehem.
"Ehem!"
"Ah, silahkan masuk."
Sooyeon bergeser memberi celah bagi Yoong untuk masuk. Setelah itu ia segera menutup pintu lagi. Saat Sooyeon berbalik ia sudah mendapati ayah beserta anak itu duduk manis di sofa menatapnya. Hal itu sukses membuat Sooyeon merasa canggung, sedikit malu hingga ia menundukkan kepalanya. Demi apapun, Sooyeon belum pernah merasa seperti ini saat berhadapan dengan seseorang.
Apa Ju Young masih mengingatnya? Mengingat pertemuan pertamanya dilakukan di rumah sakit saat keadaan Ju Young masih lemah, mungkin saja anak itu melupakannya. Tentu saja, Sooyeon hanyalah orang asing yang tiba-tiba datang mengaku sebagai ibunya. Lagipula anak itu sudah besar, dia pasti tau kalau--"Eomma.."
Suara itu.. Ju Young memanggilnya.Seketika Sooyeon mengangkat kepalanya, anak itu tersenyum lebar menatapnya.
"Eomma?"
Sekali lagi Ju Young memanggil Sooyeon. Kali ini senyumannya memudar, digantikan oleh ekspresi keheranan. Sooyeon sangat senang, dadanya seperti membuncah, perasaan hangat memenuhi dadanya dan perasaan lain yang tidak bisa Sooyeon deskripsikan. Ya, bocah kecil itu sekarang merupakan anaknya."Nde Adeul."
Ju Young tidak begitu mengerti apa yang terjadi. Di usianya yang masih tiga tahun dia belum mengerti banyak hal. Yang jelas, Ju Young sangat senang karena kedatangan Sooyeon, terlebih karena sekarang mempunyai Eomma.
Selama ini Ju Young bertanya-tanya mengapa dia tidak mempunyai Eomma? Tetapi Ju Young merasa segan untuk bertanya pada Appa karena Appa tidak pernah membahas tentang Eomma. Bahkan di rumahnya tidak ada foto Eomma, hanya ada foto Ju Young, Appa, Miyoung Ahjumma, Dokter Kim dan Kwon samchon.
Sosok seperti ibu baginya adalah Miyoung Ahjumma, perempuan yang selalu mengurus Ju Young dengan baik saat Appa bekerja. Walau Ju Young memiliki Miyoung Ahjumma tetap saja dia bukan ibunya, Ju Young tidak bisa memanggilnya dengan sebutan Eomma.
"Apa kau lelah? Ingin Eomma antar ke kamarmu?"
Sooyeon duduk di samping Ju Young, mengelus rambutnya dengan pelan dan hati-hati."Kamarku?"
Ju Young mengerutkan kening terlihat berpikir. Terakhir kali ia mengingat tidak memiliki kamar. Selama ini Ju Young selalu tidur bersama Appa.Tidak jauh berbeda dengan Yoong. Manik rusa itu menatap Sooyeon dengan tatapan penuh tanya. Beberapa jam yang lalu sebelum Yoong pergi ke rumah sakit untuk menjemput Ju Young, ia meninggalkan rumah dengan sangat berantakan. Kini Yoong tidak melihat tumpukan piring kotor lagi bahkan ruang tamunya sekarang terlihat rapi. Apa Sooyeon benar-benar membersihkan rumahnya? Tapi logika Yoong menyangkal hal itu. Wanita manja sepertinya pasti mengirim orang untuk membersihkan rumah ini.
"Iya, Ju Young sekarang memiliki kamar sendiri."
Bola mata Yoong membesar. Apakah Sooyeon menggunakan salah satu kamar yang selama ini dijadikannya sebagai gudang? Gawat! Di sana masih ada barang-barang Seo-
Lamunan Yoong langsung buyar ketika mendengar Ju Young berteriak.
"Ayo Eomma! Aku ingin melihat kamarku!"
Sooyeon tersenyum melihat ekspresi Ju Young yang sangat antusias. Bahkan anak itu sampai turun dari sofa dan menarik-narik tangan Sooyeon. Ju Young merentangkan kedua tangannya meminta digendong. Melihat itu Sooyeon terpaku berdiri. Seumur hidup belum pernah sekalipun menggendong anak kecil.
