Amor Fati : XIX

306 28 14
                                    

Yoong mengajak Irene ke sebuah restoran Prancis yang cukup terkenal. Mereka tidak datang bersama. Yoong sudah membuat reservasi dan sekarang pria rusa itu sedang menunggu kedatangan Irene. Ya, hubungan keduanya tampak lebih dekat. Mungkin sekarang Irene adalah satu-satunya teman yang dia punya.

"Woah, jika mantan istrimu tahu kau mengajakku makam malam di tempat ini dia akan salah paham."
Irene datang dan langsung menempati kursi di depan Yoong karena itu satu-satunya kursi yang kosong.

"Dia tahu." Yoong tersenyum kecil mendengar perkataan bernada sindiran itu. Irene hanya ber'oh ria menanggapi.

"Jadi, ada maksud apa Tuan Im menghubungi dan mengajakku makan malam di tempat yang lumayan mahal ini?"

"Aku hanya ingin. Dan juga untuk meminta beberapa saran, mungkin." Pria rusa mengangkat bahunya tak acuh.

Irene mendengus. "Ku ingatkan bahkan terakhir kali kau sama sekali tidak mendengarkan perkataan ku."

"Bisakah kita memesan dulu. Sejujurnya aku sudah sangat lapar."

"Apa kau meminta pendapatku tentang kiat-kiat melamar secara romantis? Yakk! Ku ingatkan kau jangan sekalipun menggunakan bunga untuk melamar."
Irene mengacungkan pisau ke arah Yoong.

Yoong memundurkan tubuh dan menatap was-was. "Wae? Kenapa tidak boleh?"

"Itu sangat cheesy dan juga tidak bermodal."

"Aku bahkan sudah merencakannya." Yoong bergumam di sela-sela kunyahan, tentu saja Irene tidak mendengarnya.

"Mwo?"

"Aniya."

Irene meletakkan garpu dan pisaunya. Kini wanita pemilik wajah bak dewi itu mulai menatap Yoong serius.
"Aku harus mengatakan hal ini. Kuberi tahu, meski Sooyeon tidak mengatakannya sebagai lelaki kau harus mempertegas hubunganmu. Semua wanita butuh kepastian Yoong. Hubungan kalian sudah terjalin cukup lama bahkan kau sudah memacarinya sejak setengah tahun yang lalu. Apa kau tidak berniat menikahinya? Turunkan ego mu dan pikirkan anak anak. Tentu mereka sangat ingin kedua orang tuanya kembali bersama. Mereka tidak perlu bingung memutuskan akan menginap di mana."

"Ini bukan tentang itu tapi terimakasih atas saran mu. Aku akan mempertimbangkannya."

"Lalu? Apa ini tentang Kwon Yuri? Apa kau masih belum mempercayainya atau kau takut dia akan kembali merebut Soojung?"

Yoong menggeleng "Sooyeon sudah menghapus nama Kwon Yuri sejak dia mengkhianati dan berusaha memanfaatkan Sooyeon serta keluarganya. Lagipula Sooyeon tidak akan membiarkan hal itu."

"Benar. Keputusan kalian sudah tepat. Soojung tidak perlu mengetahui tentang Ayah kandungnya yang merupakan mantan narapidana. Masa depan Soojung akan cerah dan sangat menjanjikan. Hal itu hanya akan membebaninya di suatu hari nanti."

"Ini tentang kau.."

Uhuk-uhuk!
Irene yang sedang meminum airnya kontak tersedak mendengar ucapan Yoong.

"Kapan kau akan memberitahuku. Kau merahasiakan sesuatu dari ku, benar kan?" Mata rusa itu menatap menyelidiki tiap raut wajah Irene.

"A-apa maksudmu? A-aku tidak menyembunyikan apapun."
Irene tampak menegang berusaha menutupinya. Tapi Yoong jeli melihat wanita di depannya itu mulai merasa tidak nyaman serta salah tingkah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 04, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EpitomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang