Amor Fati : VI

314 50 28
                                    

Hari ini Sooyeon memanfaatkan waktu luangnya untuk membersihkan sebuah ruangan yang telah cukup lama ditinggalkan pemiliknya. Kegelapan menyapa pandangannya kala Sooyeon membuka pintu bercat hitam. Setelah Sooyeon menghidupkan sakelar lampu, ia berjalan pelan menuju jendela kaca besar. Sooyeon menyibak tirai dan membukanya lebar hingga ruangan itu dimasuki cahaya matahari yang menembus lewat jendela kaca.

Pantas saja orang itu suka sekali menghabiskan waktunya di ruangan ini. Selain pemandangan taman asri yang terlihat di jendela, tempat biasa anak-anaknya menghabiskan waktu bersama di sana. Ju Young yang suka sekali membaca buku di bangku taman, atau Soojung yang suka berlarian dan memainkan berbagai macam jenis olahraga. Mulai dari badminton, sepak bola, ataupun bermain petak umpet, dan piknik bersama kakaknya, Ju Young.
Secara langsung, pria itu ikut menyaksikan keluarganya. Mungkin saja sambil tersenyum melihat tingkah laku anak-anaknya.

Sooyeon mengamati ruangan yang berfungsi sebagai perpustakaan sekaligus ruang kerja yang dipakai Im Yoong. Dua lemari besar penuh dengan berbagai macam buku dan bacaan. Satu lemari yang lebih kecil dikhususkan untuk bacaan anak-anaknya. Wanita itu melangkah mendekat, tangannya tidak luput untuk membenarkan posisi buku yang sedikit berantakan.

"Pasti ulah Soojung." Sooyeon bergumam. Anak perempuannya itu sangat hiperaktif. Berbeda dengan sulung yang sangat pendiam. Sooyeon juga sampai heran mengapa kedua anaknya memiliki kepribadian yang sangat bertolak belakang.

Ruangan ini sangat bersih dan rapi. Padahal Sooyeon jarang ke sini. Pria itu menjaga ruangan ini dengan baik. Tatapan Sooyeon berubah sendu kala tidak mendapati barang apapun yang berkaitan dengan Im Yoong. Pria itu sudah memindahkan semua barangnya. Tidak ada lagi laptop tipis di atas meja, tidak ada lagi lembaran kertas yang memenuhi meja kerjanya. Tidak ada yang tersisa.

Sekarang pandangan Sooyeon mengamati lemari besar yang berada di belakang meja kerja. Buku-buku tebal dengan sampul gelap tampak rapi tersusun. Salah satu buku berwarna putih menarik perhatiannya. Beda dari yang lain karena sampul buku itu berwarna putih sangat kontras dengan buku lainnya yang berwarna gelap.

Tanpa ragu Sooyeon mengambil buku itu.

Daripada buku bacaan, ini menyerupai buku catatan. Tidak ada judul ataupun gambar apapun di sampulnya.
Namun saat Sooyeon mulai membuka halaman pertama ekspresi kaget terlihat jelas di wajah cantiknya.



Sebuah foto bayi perempuan merah yang berada di atas tangan dengan latar belakang Sooyeon yang sedang berbaring, masih menggunakan baju pasien.

"Kelahiran seorang bayi perempuan yang sangat cantik. Im Soojung. Aboenim, aku telah menepati kesepakatan kita. Bayi itu telah kuberi nama Soojung, tapi maaf aku memberi nama Im di depannya karena dia adalah putriku."

Sooyeon langsung bisa menyimpulkan bahwa foto ini diambil saat kelahiran putrinya, Soojung di rumah sakit. Dan tangan yang menggendong baby Soojung itu adalah milik Yoong. Sooyeon langsung bisa mengenalinya.
Tanpa sadar senyum tulus terukir di paras cantik itu saat benaknya memutar memori saat proses kelahiran Soojung. Im Yoong satu-satunya orang yang selalu berada di sisinya. Bahkan Sooyeon sempat menyaksikan pria itu mengeluarkan air mata setelah bayi Soojung keluar dari perutnya. Yoong terlihat bahagia. Dan anggota keluarganya menyambut kehadiran Soojung dengan suka cita.




Setelah puas mengamati, Sooyeon langsung membuka halaman berikutnya.

Masih disertai dengan sebuah foto. Kali ini masih dengan baby Soojung sebagai model utama. Tangan baby Soojung yang sedang meraih tangan yang lebih besar. Di belakangnya Ju Young tertawa lebar menatap baby Soojung.

"Pertama kali baby Soojung mengucap kata "Ap-pa". Mengingatkan ku pada kenangan serupa saat putraku Ju Young memanggil ku dengan kata itu. Rasanya masih sama."

EpitomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang