HPFH : 05

740 55 3
                                    

the truth is never painful as discovering a lie

❝ the truth is never painful as discovering a lie ❞

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mulut Daisha terkunci rapat . Tidak menyangka dengan apa yang berada di hadapannya . Kaki Daisha mengundur beberapa tapak ke belakang . Iris coklat tertancap pada dua tubuh terbaring tidak bernyawa di tanah . Kelihatan jelas kesan tikaman di dada wanita dan lelaki itu . Darah di mana-mana . Harraz , Arsyad dan Hanis memberhentikan larian apabila berjaya mengejar Daisha . Gadis itu berdiri kaku .

" Daisha ? " Hanis menyentuh lengan sahabatnya . Pandangan dialihkan ke bawah . Automatik bebola mata Hanis membulat besar . What the hell is going on here ?

Haidar bangun . Menyedari kehadiran tidak diundang mereka berempat . Sehelai kain ditarik dari poket seluar lalu dilap pada bilah pisau yang dipenuhi darah pekat . Daisha memandang Haidar . Mata mereka bertemu . Haidar melorot senyuman . Tangan diangkat , mengisyaratkan agar anak-anak buahnya beredar daripada tempat itu .

" kita berjumpa lagi , Puteri Daisha " Haidar menundukkan separuh badannya . Daisha memandang tajam . Kedua belah tangan digempal membentuk penumbuk .

" kenapa kau bunuh orang-orang tak bersalah ? " Daisha berkata kasar .

" jangan lupa diri . darah rakyat-rakyat Irschogard pernah terpercik ke wajah Puteri Daisha bukan ? " Haidar membalas . Cukup sinis bait kata yang dituturkan . Daisha mengetap rahang . Haidar menguak rambutnya ke belakang . Wajah tegang Daisha dipandang .

" sekurang-kurangnya aku tak kejam macam kau ! bunuh orang sesuka hati ! " Haidar menjongket kening . Bunuh sesuka hati ? Heh , Haidar tak akan bunuh seseorang tanpa sebab .

" kita sama , Daisha . tapi kau lagi kejam , sanggup bunuh rakyat kau dan tipu ayah kau sendiri " jari telunjuk menolak-nolak bahu Daisha . Gadis itu bertindak menepis kasar tangan Haidar . Daisha memalingkan wajah ke tepi . Kata-kata Haidar sedikit sebanyak menusuk ke dalam hatinya . Daisha tak tahu berapa banyak dia menipu ayah .

" kau sebenarnya tak layak dengan gelaran ' puteri diraja ' . lagi satu , kau hanya anak angkat kepada Raja Nabil " perlahan-lahan wajah dipalingkan . Tajam anak mata Daisha memanah ke dalam mata Haidar .

" diam . kau tak tahu apa-apa , Haidar " ditekankan ayat itu . Kau tak tahu bertapa lamanya aku nak menerima kenyataan bahawa yang aku hanya seorang anak angkat . Daisha ketap bibir kuat .

" i know everything about you , Daisha . including your biological father " hujung bibir Haidar terbentuk satu senyuman apabila melihat wajah gadis itu kembali memandangnya dengan penuh ingin tahu . Daisha ingin menyentuh lengan Haidar tapi dia membatalkan niatnya .

Haidar bertindak menarik tangan Daisha sehingga badan mereka bersentuhan . Daisha membulat besar . Tangan Haidar di pinggangnya cuba dirungkaikan . Ditolak kuat dada Haidar tetapi lelaki itu enggan melepaskan tubuhnya . Daisha merengus kuat . Harraz , Arsyad dan Hanis ternganga luas .

OG | His Princess : Fawwaz HaidarWhere stories live. Discover now