HPFH : 23

562 24 1
                                    

the truth is never painful as discovering a lie

❝ the truth is never painful as discovering a lie ❞

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

" Haidar ? " tiada sahutan . Daisha ketap bibir rapat . Kaki mula melangkah masuk . Anak mata hazel nya itu memandang sebentar ruangan biliknya . Ada taburan kelopak bunga di atas katil bersaiz queen nya . Daisha raup wajah . Beberapa kali dibisikkan kata-kata untuk menenangkan dirinya . Jantung bagai ingin melompat keluar . Dress labuh diangkat . Perasan akan pintu sliding door dibuka , segera dia berjalan ke situ . Belakang tubuh Haidar menyapa pandangan .

" abang ... "


" hm ? yes , sweetheart " kenal akan suara itu , segera dia menoleh . Haidar ukir senyuman manis . Daisha mendekati . Jari-jemari bermain dengan satu sama lain . Tidak tahu mahu memulakan perbualan . Entah kenapa terasa kekok walaupun sudah acap kali mereka bertemu .

" kenapa tak buka tudung lagi ? "

" n-nak abang yang bukakan " suara Daisha perlahan sahaja ketika itu . Apabila mata mereka bertemu , cepat Daisha kalihkan pandangan . Jari-jemari gadis itu ditautkan bersama jari-jemarinya . Haidar membuka langkah , menyebabkan Daisha berundur ke belakang . Sliding door dibiarkan masih terbuka .

" kenapa kawan-kawan abang , semuanya macam tu ? "

" macam apa sayang ? " pin di kepala Daisha dicabut satu-persatu . Lilitan shawl dibuka . Ikatan sanggul Daisha dirungkaikan . Terlepas rambut hitam pekat itu ke bawah .

" macam nak telan saya "

" diorang semua memang macam tu . muka aje dingin tapi baik . sayang jangan takut ya ? sayang pun sudah tahu siapa abang sebenarnya kan ? latar belakang abang . apa yang abang buat " rambut Daisha diusap . Lembut sekali helaian rambut gadis itu apabila bersentuh dengan kulit tangannya .

" tapi abang dah tak buat kan ? "

Geleng .

" abang dah lama tinggal " Haidar tunduk , menghadiahkan sebuah kucupan di dahi licin Daisha . Lelaki itu merebahkan badan ke katil . Lengan dijadikan alas kepala . Sedapnya kalau boleh tidur sekejap . Daisha bermain-main dengan hujung lengan gaunnya .

" sebenarnya ayah dah tahu yang dulu kita pernah membunuh " Daisha segera menoleh .

" a-ayah dah tahu ? " hampir tidak terkeluar suara Daisha .

" abang pun tak tahu macam mana benda ni boleh sampai ke telinga ayah . pada awalnya , ayah marah-marah abang . teruk juga . nak pukul abang pun ada . dia tak sangka dengan apa yang kita buat . ayah kata , ayah cuba untuk terima apa yang kita buat dan bertaubatlah , minta ampun kepada Allah "

Katakanlah : " Wahai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri , janganlah kalian berputus asa daripada rahmat Allah , sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya . Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ." ( Surah Az-Zumar: 53 )

OG | His Princess : Fawwaz HaidarWhere stories live. Discover now