❝ the truth is never painful as discovering a lie ❞
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Daisha mendiamkan diri . Memasang telinga mendengar perbualan Raja Syed Iskandar dan Setiausaha Diraja . Kepala ditundukkan ke bawah , merenung cincin berlian yang tersemat di jari manisnya . Haidar yang hadiahkan . Daisha senyum . Tanda dia milik Haidar . Jari telunjuk bersama ibu jari menyentuh cincin itu . Dimain-mainkan . Daisha menyandarkan tubuh ke dinding . Pandangan dilemparkan ke luar tingkap .
Flashback .
" Daisha "
Gadis itu berpaling . Haidar senyum . Mata kebiruan itu mengamati wajah cantik Daisha . Terlalu sempurna di matanya . Nabil Muttaqin menjadi pemerhati . " ayah . eh ? " Haidar menggaru kepalanya yang tidak gatal . Nabil Muttaqin menguntumkan senyuman . Daisha menjuih bibir . Haidar tersenyum kekok . Tersasul pula panggil ayah hihi .
" nak pinjam Daisha sekejap boleh ? " Nabil Muttaqin mengangguk , tanda membenarkan . Haidar memberi isyarat mata sebelum berjalan ke tembok istana . Daisha mengekori langkah lelaki itu dengan penuh tanda tanya .
" kenapa ? " Daisha melihat Haidar . Tangan lelaki itu naik menyelak helaian rambut yang menghalangi wajah Daisha . Haidar mengeluarkan sesuatu dari poket seluarnya . Kotak cincin berbentuk hati ditunjukkan kepada Daisha . Gadis itu mengangkat kening . Untuk siapa pula ni ?
" hadiah untuk kesayangan aku " kotak cincin itu dibuka . Cincin berlian itu dipandang sebelum iris hazel itu kembali memandang Haidar . Lelaki itu senyum .
" Haidar " tangan Daisha digamit . cincin berlian itu dikeluarkan dari kotak . Disarungkan ke jari manis gadis itu . Haidar mengelus lembut kekura tangan Daisha sebelum bibirnya mengucup lembut tangan gadis itu . Kekasihnya .
" cantik , sesuai dengan kau " puji Haidar sambil membelek-belek jari-jemari halus itu .
" Haidar , mahal lah . membazir je beli " tangan menggosok-gosok matanya . Mahu menghalang tubir matanya dari dipenuhi air mata . Malu Haidar tengok .
" biarlah , aku nak belikan untuk kau " Daisha mencebik . Tak suka tau . Dia menatap cincin berlian itu . Muat padan dengan jari dia .
" cantik " Daisha menangis .
" menangis pula dia . sini-sini " kepala Daisha diusap-usap .
BAM !
" kerahkan pengawal istana cari di mana lelaki itu ! " lantang Raja Syed Iskandar bersuara . Setiausaha Diraja mengangguk patuh . Raja Syed Iskandar meraup kasar wajah . Macam mana lelaki itu boleh terlepas ? Sedangkan pengawalan istana cukup ketat . Dia mendengus perlahan . Raja Syed Iskandar mengerling Daisha .