18

1.1K 100 17
                                    

Holla. Sudah lama beruang tidak menyapa kalian☺️

Ada yang kangen?

                              🥀🥀🥀

Jihyo dan  Sujin bersembunyi di balik semak-semak. Disana,ia Melihat Hye Na senang menajamkan pisau nya.

"Dia hanya menajamkan pisaunya,lebih baik kita pergi. Tidak penting mengurusi putri bangkai itu" Jihyo mengangguk. Benar juga apa yan yang dikatakan Sujin. Buat apa mengurusi putri bangkai itu.

Akhirnya ia beranjak pergi meninggalkan Hye Na yang sedang menajamkan pisaunya.

"Kena kau"

                            🥀🥀🥀

Saat ini Lisa tengah Nara. Yang lain adalah mertuanya sendiri.

Bra yang memintanya untuk datang dan menemani perempuan paruh baya itu.

Ia bilang ia merasa kesepian. Jadi ia memanggil Lisa.

"Yang Mulia tidak ingin istirahat? Ini sudah malam." Nara tersenyum.

"Tidak. Aku tidak mengantuk"

"Tapi. Maaf yang Mulia. Bukannya aku lancang. Tapi tidak baik begadang."

Nara menggerakkan tangannya untuk mengelus rambut panjang menantunya m

"Terima kasih sudah memperhatikanku, tapi aku sudah terbiasa begadang dari kecil. Lagi pula aku orang yang sulit untuk terlelap"

"Dan lagi, jangan memanggilku dengan sebutan Yang Mulia. Aku ini ibumu. Kau sudah kau ku anggap seperti anak sendiri."

Lisa tersenyum. Ah, ia beruntung. Selain ibunya yang sangat menyayangi dirinya. Ia juga memiliki ibu mertua yang perhatian. Tidak seperti di cerita cerita tetangga yang bilang bahwa mertua itu kebanyakan jahat. Tapi, ia rasa hanya sebagian. Tetangga yang ia maksud disini ialah ketiga sahabatnya itu.

"Apa kau sudah membuatkan ku cucu?" Lisa Mengerutkan keningnya.

"Cucu?".

Yah. Nara paham. Ia lupa bahwa menantunya ini begitu polos. Ia takkan menodainya dengan pertanyaan tersebut.

"Yang Mulia. Bolehkah aku keluar?". Lisa bertanya kepada Nara. Saat ini ia mengantuk.

"Kenapa?" Awalnya ia bingung. Namun, pada akhirnya ia mengerti. Lisa tengah mengantuk. Jadi ia mengijinkannya pergi.

Nara menganngguk. Lisa pun beranjak pergi. Namu, baru beberapa langkah lagi ia akan menggapai pintu. Ia terdorong keras dan terjatuh dikarenakan seseorang yang mendorong pintu itu dengan keras juga.

Ia mendongak. Penampakan yang pertama kali ia lihat adalah prepensi Hye Na.

Wanita tengah menyeringai.

"Wah! Mangsaku datang rupanya. Jadi aku tidak perlu repot-repot mencarimu."

Lisa bingung.

"Apa maksudmu Putri Hye Na?". Hye tersenyum miring. Ia melangkah mendekati Nara lalu mengcenkram dagu wanita paruh baya itu.

"Maksudku? Aku ingin membunuh menantu kesayanganmu itu." Nara membola kan matanya.

"Ya! Putri Gila!" Lisa berteriak.

"Tidak! Sepertinya tidak seru."

"Bagaimana jika aku membunuh mu terlebih dahulu?Calon ibu mertuaku?". Hye Na menekan kata terakhirnya.

"Kau---" belum sempat ia Melanjutkan perkataannya. Hye Na sudah menusuk Jantungnya. Ah! Tidak! Itu meleset karna Nara sempat menghindar dan berakhirlah ia terkena tusukan di perut.

THE ICE KINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang