- first sex

31.4K 554 23
                                    


part 1 dari cerita ini ada di daily needs.
happy reading♡





















Kamarnya sudah dia bentuk agar kedap suara, membebaskan dia untuk bebas bermain dan melakukan apapun yang dia inginkan; kamarnya adalah satu-satunya dunia yang dia miliki, dunia dimana dia bisa jadi dirinya sendiri.

Namun, tetap Taeyong nyalakan lagu dengan volume tinggi untuk jaga-jaga. Jendela dia tutup memastikan tidak ada celah udara yang mengantar suara desahannya ke luar kamar, karena dia tahu dia tidak akan bisa menahan desahan lebih lama lagi ketika Jaehyun membenturkan gigi pada vaginanya, melesakkan lidah ke dalam liangnya, eats her like a meal made by a 5 star michelin's chef.

Taeyong mendorong wajah Jaehyun dengan tangannya, merasa dirinya tidak mampu menahan lebih banyak godaan lagi di bawah sana. Vaginanya terasa geli tak tertahankan, terlalu sensitif, perutnya bereaksi aneh hanya karena lidah Jaehyun yang menyodok masuk tanpa henti dengan tempo yang gagal Taeyong tebak.

Sebelum Jaehyun menghempaskan Taeyong lagi, sebelum Taeyong kembali di dorong agar tertidur dan mengangkang selebar mungkin, Taeyong menangkup wajah Jaehyun dan mengecup bibir Jaehyun dengan tempo yang berantakan.

Karena bagaimanapun juga, Taeyong laki-laki. Meski tubuhnya tidak seberotot Jaehyun, dia punya tenaga yang lebih dari perempuan pada umumnya, sehingga mudah baginya untuk mendudukkan diri juga mendudukkan Jaehyun dengan tegap dan membawa teman lelakinya itu dalam satu ciuman kacau yang berantakan.

Duduk di atas pangkuan Jaehyun, kaki ramping nan mulus Taeyong berbentur dengan tekstur kasar jeans Jaehyun. Vaginanya yang bengkak karena dimainkan Jaehyun, berdenyut nyeri saat tergesek bagian resleting celaja Jaehyun.

"Trust me you dont wanna make me inside you yet," ujar Jaehyun di sela ciuman mereka, sedikit kesulitan untuk kembali membaringkan Taeyong seperti semula dan membuka kaki Taeyong kembali lebar, "Don't rush it, Taeyong. I don't wanna hurt you."

Jaehyun seems like hiding a monster and Taeyong couldn't stop imagining how a monster Jaehyun would be under there; and he moans, high pitch, only at how Jaehyun take him in control once again.

Dua tangan Taeyong disatukan di atas kepala, di genggam kuat oleh satu tangan Jaehyun. Bibir mereka saling mengulum, lupa bahwa sebelumnya mereka bahkan begitu kikuk hanya untuk saling bertukar tatapan, namun kini begitu haus akan kehadiran satu sama lain.

Turun dari bibir menuju leher Taeyong yang mulai lembab terbakar nafsu, sebelah tangan kembali memosisikan kaki Taeyong agar kembali terbuka selebar mungkin. Sebelah kaki Taeyong di sanggah kaki Jaehyun, satunya lagi tergenggam tangan Jaehyun, di angkat cukup tinggi, membuka kembali sepasang labia Taeyong yang kini terus berdenyut tanpa henti.

Lepas dari leher Taeyong untuk kembali menyambar bibir Taeyong yang nyatanya asli berwarna merah muda segar, bahkan manis terecap di lidah Jaehyun. Jadi, bagaimana bisa dia menahan diri untuk tidak menjilat bibir atas maupun bawah Taeyong?

"Hold your legs for me."

Jaehyun, si Jaehyun yang Taeyong kenal sudah jauh menghilang, di ganti dengan sosok Jaehyun yang penuh titah; toh Taeyong tidak ingin komplain tentang itu, justru dia semakin jatuh dalam pesona Jaehyun sekarang.

Patuh, Taeyong menggerakkan dua tangannya yang semula tertekan dan tergenggam kuat oleh tangan Jaehyun, beralih ke masing-masing belakang lututnya, memeluk kaki agar keduanya terangkat sampai dada.

Sejuk udara AC berhembus kencang, kian memantik lendir keluar lebih banyak lagi dari Taeyong. Namun, yang membuat Taeyong sulit kontrol diri adalah bagaimana Jaehyun yang tersenyum padanya, mengelus rambutnya yang basah akan keringat, sebelum turun menyamakan level wajah dengan vaginanya yang entah sudah seberantakan apa di bawah sana.

SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang