note&warning; this fanfiction is purely made by me; the author. All situations, feelings, type of mindsets, are all authors-made and didn't portrait as accurate nor can't be told as related as how one may suffer in real life (please do not see this as guidance or how you imagine trans people will feel). if there any offensive part written or could lead any harm in the community which I never intend to and happened due to my lack of knowledge, please let me know.
Oh- untuk bangun dan hanya benci yang mendesir dari ujung kepala sampai kaki. Duduk di atas kasur dan dia harap, dia bisa punya alasan untuk tidak ke kampus hari ini.
Bayangan air menyentuh kulitnya kala mandi buat dia menggigil, seakan tajam runtuhan air menyayat tubuhnya sampai darah bersimbah memenuhi lantai.
Tapi, Taeyong tidak bohong kala dia merasa tubuhnya begitu sakit tiap kali dia paksa masuk ke kamar mandi. Duduk di atas kloset berlama-lama, tidak akan siap akan semburan air dingin yang merayap di permukaan kulitnya.
Seluruh sendinya seperti kaku dan dia hanya mampu menahan merinding sampai buat tubuhnya kelu. Taeyong bahkan menolak untuk pandang penampakan dirinya tanpa seutas baju pada cermin-entah mengapa melihat dirinya sendiri dalam situasi seperti ini, membangkitkan rasa benci yang kembali bikin kepalanya pusing.
Dia benci dirinya sendiri serta apapun yang kini tengah terjadi.
Bahkan ketika dia harus bersihkan area kelaminnya, Taeyong bergidik menyapa labia yang harusnya sudah akrab tersentuh buku jarinya-namun entah mengapa alih-alih merasa kenal, seakan ada tinjuan fana menghujam ulu hatinya. Entah, apakah asalnya dari penyesalan atau pertanyaan yang kembali tertimbang atas pilihan yang dia yakini sudah pilih matang-matang.
Taeyong merasa- risih. Dia coba bangun logika yang lebih tepat, dia coba ubah cara berfikirnya yang anjlok terjerembab setelah insiden pesta di rumah Johnny beberapa hari silam.
Belum lagi, pembicaraannya dengan Jaehyun yang kian buat dia bertanya-tanya; apakah sebesar itu yang harus dia bayar demi mengekspresikan dirinya sesuai yang dia inginkan? Ketakuan akan reaksi mereka yang melirikmu aneh dan terkejut, menghindar, lalu lenyap, atau malah menjadikanmu sebagai pelampiasan yang tepat untuk kink yang memeluk erat nafsu mereka.
Sadar dirinya yang berbeda, cemas tidak pernah berhenti mengusik dada dan akan terus lompat-lompat saat dia tengah berada bersama orang lain; menebak apakah orang itu akan tahu tentang vagina yang tiap hari dia bawa, lalu reaksi apa yang kiranya tergambar di wajah mereka.
Pun sadar, cemas yang dia rasa saat dia sorot mata Jaehyun, tidak seekstrim saat malam kala Doyoung cium bibirnya-
Batinnya berseteru, tiba-tiba merasa begitu bodoh saat sekilas dia bisa rasakan kalau dia rindu kehadiran Jaehyun, yang mana akan langsung Taeyong tepis jauh-jauh. Kemudian, dia sisipkan suara di telinga, kalau selama ini mungkin Jaehyun hanya menatapnya sebagai pemuas nafsu dan cinta yang kemarin Jaehyun ucapkan hanyalah agar dia tidak lari dan pergi, hanya untuk obat penyembuh luka yang begitu temporer.
Sebagaimana dia juga lihat Jaehyun setelah seks pertama mereka yang kelewat hebat, luar biasa.
Setiap hari, Taeyong merasa terperangkap akan belenggu perasaan yang begitu membingungkan; apalagi nyatanya dia tidak terlalu yakin akan apa yang dia rasa, mengapa dia merasa demikian, yang jelas hanya ada sakit yang meremat dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET
Fanfiction[ROMANCE] [GENDERFLUID] secret, after secret, and a secret upon it. [!!] warning: - mature content (tag. penetrative sex, squirts, rough sex, deepthroating) please be wise before clicking this story, be aware of the tags given. if any of the war...