warning: public sex, local frontal harsh language, porn gifs.
Sebenarnya, setelah kejadian hari itu, Taeyong tidak bisa melihat Jaehyun seperti biasa, begitu pula Jaehyun terhadap lelaki yang kini dia lirik dengan ujung matanya dan tengah menghembuskan asap rokok bulat-bulat.
"Jaehyun."
"Hm?"
"Tentang kemarin—"
Ucapan Taeyong terpotong dengan suara alarm dari ponselnya.
"Duh, uda masuk." Taeyong mematikan ponselnya yang berdering kencang, kemudian menoleh ke Jaehyun yang dari tadi hanya terdiam.
"Ayo masuk." Taeyong menepuk paha Jaehyun, seraya dia raih tasnya, dan bernajak dari tempat. Jaehyun, hanya mengangguk kecil.
Jaehyun itu langsung menghanguskan putung rokok saat Taeyong menepuk pahanya dan mengajaknya untuk segera masuk kelas. Hari ini adalah presentasi terakhir untuk mereka dan minggu depan sudah masuk masa ujian akhir semester.
Di sisi lain, Jaehyun sebenarnya bersyukur pembicaraan Taeyong terpotong karena dia masih belum siap untuk dengar, untuk diskusi tentang bagaimana kelanjutan hubungan mereka berdua. Jaehyun tidak mau bohong, dia tidak ingin menganggap yang kemarin mereka lakukan tidak pernah terjadi.
Dia ingin mengabadikan tiap momennya dan masih ingin mengenangnya bersama lelaki yang kini duduk di sampingnya dengan tenang.
Sulit menghapus bayangan Taeyong yang begitu kontras dengan penampilan lelaki itu sekarang.
Taeyong datang ke kampus, masuk kelas, dengan kaos hitam, jaket jeans longgar, kalung rantai yang melingkar jauh dari kesan feminim yang kemarin Jaehyun pandang. Meski, kemudian Jaehyun sadari betapa cantik wajah Taeyong, dengan rahang tegas, hidup mancung yang tajam, binar mata besar yang menggemaskan, merah muda bibir Taeyong yang begitu memikat—serta warnanya yang tidak jauh beda dengan bibir bawah Taeyong, sama-sama merona segar ketika sedang terangsang.
Jaehyun memalingkan wajahnya yang seketika hangat, kembali teringat apa yang kemarin terjadi— serta detail sensasi yang merayap pada tiap sarafnya— dia jadi mabuk kepayang dan sulit baginya untuk membuka mata tanpa melirik ke arah Taeyong, tanpa fantasi yang terputar otomatis di kepala, fokusnya lenyap seketika.
"Kelompok 7."
Jaehyun dan Taeyong bangun dari kursi mereka. Taeyong menenteng laptop, Jaehyun mengekor di belakang.
Tiap kali dia lihat Taeyong di ujung matanya, yang tergambar selalu tubuh Taeyong yang telanjang berhias bra bunga-bunga kemarin.
Jaehyun bangsat, rutuknya dalam hati.
Dia tarik dalam-dalam nafasnya, mencoba meluruskan beberapa butir fokus yang tersisa di kepalanya.
Taeyong sudah buka presentasi mereka, maka Jaehyun coba gelengkan kepalanya dan mengorek sisa kewarasannya.
Untuk sekarang, dia harus selesaikan presentasi dengan sempurna karena ini melibatkan nasib mereka berdua. Dosen di depan mereka adalah orang pertama yang harus dia puaskan, baru setelahnya dia perlu bicara dengan libidonya yang terus naik menembus otak.
"Jadi, untuk projek yang kita usung—"
—
Taeyong menyenggol bahu Jaehyun, senyum tipis tergurat di wajahnya, "Oui, Jung Jaehyun." Tepuk tangan dia berikan untuk Jaehyun yang mencetak nilai sempurna di depan dosen tadi. Nilai mereka selamat, bahkan nangkring jadi yang paling tinggi, berkat penjelasan Jaehyun yang tidak bertele-tele.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET
Fanfiction[ROMANCE] [GENDERFLUID] secret, after secret, and a secret upon it. [!!] warning: - mature content (tag. penetrative sex, squirts, rough sex, deepthroating) please be wise before clicking this story, be aware of the tags given. if any of the war...