meet a friend

9.4K 342 7
                                    


"Emang masi kuat mau futsal?"

"Jujur, engga."  Jaehyun menghela nafas, "Tapi gaenak, uda janji. Sekalian reuni. Mereka temen satu angkatan aku."

Taeyong manggut-manggut mengerti.

Tubuhnya sudah segar meski terasa begitu lelah. Taeyong bersandar pada jok mobil dan sedikit bersyukur mereka main di jok belakang, jadi tempat tumpuan bokongnya kini bersih—karena kalau kotor, Taeyong rasa dia sudah tidak sanggup mau mandi lagi sebelum tidur.

"Besok ada kelas, ga?" tanya Jaehyun.

"Besok aku gaada kelas, libur."

"Enak banget," desis Jaehyun, "Makulku besok nanggung, cuma satu."

"Semangat," balas Taeyong singkat, "Itung-itung jalan-jalan, sekalian cuci mobil."

"Oiya, aku perlu cuci mobil." Jaehyun tersenyum lebar, pamer gigi, "Temenin."

"Duh aku sakit punggung, gabisa."

Jaehyun tertawa, dia usak rambut Taeyong yang masih basah habis keramas, "Abis ngapain emangnya ko bisa sampe sakit?"

Taeyong menyorot kesal, "Next mau ganti posisi ga biar ngerasain juga?"

Jaehyun melirik Taeyong sekilas, sebelum lagi dia fokus pada jalanan, "Tapi kan kamu uda gapunya—"

"Kan gaperlu," Taeyong mengedikkan bahu, "Sohib dildoku siap membantu."


Jaehyun ketawa, kencang, "The day you topping me is the day the sun rises from west," kata Jaehyun.

"Jaehyun," Taeyong berdecak seraya menggelengkan kepala, "We never know, we never know."

"Aku tahu, aku datang dari masa depan." Jaehyun julurkan lidahnya menyebalkan dan sebagai hadiah, dia rasakan Taeyong memukul lengannya kencang sampai dia mengaduh, meringis.

"Oiya- Je."

"Hm?"

"Main bareng temen pake mobil ini juga?" tanya Taeyong, cemas, karena ketika dia lihat ke belakang, jejak main mereka masih terlihat, tercium begitu jelas.

Uh- bekas basah orgasme mereka masih tercetak jelas di jok mobil Jaehyun yang bersarung bludru, bukan dari bahan lateks.

"Engga lah," kekeh Jaehyun, "Nanti aku pulang dulu, pergi pake motor."

"Ko ga anter aku pulang pake motor?"

"Aku tau badan kamu sakit, Taeyong," balas Jaehyun, "Kalo pake motor nanti kamunya ga nyaman. Kasian."

Taeyong melahap dua bibirnya yang hendak mengembangkan senyum lebar, "Oh." dan memutuskan untuk menimpal singkat penjelasan Jaehyun.

"Kamu gapapa pulang jam segini?"

Taeyong melirik jam mobil, lalu dia menghela nafas, "Aku bukan anak perawan yang di gatekeep orang tuanya harus pulang sebelum jam enam malem."

"Oh." Jaehyun balas menimpal singkat, "Bener juga si, kan uda dijebolin—"

"Diem."

"— aku."

Jaehyun memasang senyum lebar nan usil sementara Taeyong hanya menyorot kesal, meski pipinya jadi panas dan dia yakini memerah karena kalimat singkat Jaehyun.

Taeyong hela nafasnya panjang, matanya berputar malas kemudian beralih menyorot ke jalanan di luar jendela. Dia sudah bisa menandai dimana mereka berada, perlu belok kiri satu kali dan masuk ke suatu perumahan, rumah Taeyong ada di blok paling belakang.

SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang