secret

6.4K 262 48
                                    

Hampa.

Taeyong hirup seluruh udara yang parunya bisa tangkup, berharap lewat situ dia bisa dapat tenaga tambahan.

Semalam, dia tidak bisa tidur sama sekali. Sedih, gundah, risau, jadi satu. Dia alihkan dengan pelajari lagi materinya dan sampai sekarang Taeyong belum tidur sama sekali.

Kantong matanya luar biasa hitam, beruntung punya concealer yang setidaknya bisa bantu dia terlihat lebih segar. Matanya dia kompres dengan sendok dingin agar berhenti bengkak, berharap eye cream mampu turut sirnakan area matanya yang menggembung menyedihkan.

Taeyong bergegas menuju dapur untuk sarapan bersama kedua orang tuanya. Dengan tas tersampir di badan, berat dia pikul karena ada laptop di dalam.

Ringan tangannya oleskan selai persik di atas roti bakar, memakan segigit demi segigit pelan-pelan seraya sibuk menunggu kopi mengisi penuh gelas espresso-nya.

"Taeyong belakangan sibuk banget, ya?" Mama tiba-tiba belai rambutnya pelan, "Istirahat, vitamin jangan lupa diminum. Maaf ya, Mama sama Papa belum bisa temenin."

Taeyong ketawa, "Umurku bukan sepuluh tahun lagi."

"Mama bersyukur kamu punya Jaehyun. Pokonya, ajakin dia ke rumah kalo kamu ngerasa sendirian, ya?"

Taeyong remat kuat pinggiran meja dapur, sampai ujung kukunya memutih. Dia paksa senyumnya untuk keluar, meski sebenarnya dia ingin meronta di atas lantai dan bilang hubungannya dengan Jaehyun usai sudah.

Tapi, dia bukan lagi anak umur sepuluh tahun.

"Mama sama Papa mau berangkat?" tanya Taeyong mengalihkan pertanyaan.

"Iya, Yongie mau ikut sekalian?"

Taeyong menganggukkan kepala, dia harus terbiasa menganggap semuanya baik-baik saja paling tidak sampai presentasi selesai. Semoga, espresso yang dia minum menyuntikan cukup tenaga untuk dia tetap terjaga dan punya suasana hati yang stabil sepanjang harinya.

Dia tahu, kalau banyak yang akan dia lihat yang mengganggu dirinya nanti; entah perihal seseorang melakukan sesuatu yang mengganggu atau menangkap seseorang melirik Jaehyun penuh rayu,

Duh.

Taeyong sibukkan lagi dirinya saat di mobil dengan membaca berulang kali tiap halaman presentasi hasil kerjanya dan Jaehyun, terdapat empat puluh slide-what a torture.

Presentasinya di jam pertama mata kuliah, jam tujuh tepat waktu setempat. Taeyong duduk meraih bangku secara acak, kelas masih kosong jadi bebas dia pilih mau duduk di mana. Ada beberapa tambahan yang Taeyong cantumkan di presentasi bagian miliknya, berharap dengan menyempurnakan beberapa slide mampu membantu untuk mengalihkan si Dosen dari aura hubungan mereka yang pasti jelas sedang tidak baik-baik saja.

Tujuan hari ini adalah melanjutkan presentasi sampai selesai, pulang, dan tidur. Semoga bisa berlangsung dengan lancar tanpa hambatan.

Perlahan kelas terisi, satu persatu bangku diduduki, dari yang tadi sunyi kini mulai jadi bising.

Pukul tujuh lebih tujuh menit si Dosen baru hadir. Sedikit kalimat pembuka sebelum langsung eksekusi; memanggil satu demi satu kelompok yang sudah hadir.

Taeyong sisir isi ruangan dan anehnya, dia tidak temukan Jaehyun di ruangan yang sama. Dia yakin dia tidak salah kelas, dia juga yakin rasanya tidak mungkin kalau Jaehyun bolos kelas.

Jantung Taeyong jadi makin berdebar, saat sadar kalau sisa dua kelompok lagi kemudian gilirannya.

Tenang, mungkin Jaehyun telat.

SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang