"go to hell."

8.6K 314 19
                                    




A lot is going on.

Sampai Jaehyun dan Taeyong sunyi sepanjang perjalanan pulang.

Sampai hanya terdengar berisik mesin mobil dan samar-samar radio yang terputar dengan volume kecil.

Jaehyun menyorot jalanan lurus tanpa ganti pandangan, begitu juga Taeyong yang bertumpu dagu melihat apa saja yang ada di balik kaca jendela.

Perjalanan terasa lebih lama dari biasanya karena canggung yang mengudara. Jadi, kala dia lihat pagar rumah mendekat, Taeyong langsung buka sabuk pengaman dan siapkan ancang-ancang lompat keluar dari mobil Jaehyun.

Taeyong mengernyit saat dia buka pintu, dengar Jaehyun matikan mesin mobil dan ikut melepaskan sabuk pengaman.

"Mau kemana?"

"Ke rumah kamu."

Taeyong diam- bingung.

"Aku ada kelas sejam lagi, nanggung kalau mau pulang."

"Do I let you?"

Jaehyun mengedikkan bahu, "Please?"

Taeyong menghembuskan nafasnya panjang, "Kamu emang ngelakuin apapun seenaknya ya?" desis Taeyong.

"Is that a yes?"

"Bet you will keep following me to my room even if I say otherwise."

Betul.

Jaehyun iyakan apa yang Taeyong bilang dengan ikut turun dari mobil dan masuk ke rumah Taeyong yang kosong. Sabar dia tunggu Taeyong buka pintu rumah, sabar dia jalan di belakang Taeyong sampai pintu kamar yang sangat tidak asing baginya terbuka.

Jaehyun langsung duduk di kursi meja belajar Taeyong sementara Taeyong langsung merebahkan diri di atas kasur.

"Masih sakit?"

"Menurut kamu?"

Jaehyun berdecak, "Aku cuma mau mastiin. Is there anything I can help? To treat your-"

"No."

Taeyong langsung menoleh ke arah Jaehyun, mata menyorot tajam, "Uda mendingan ko. Is this because- this is my first intercourse and you pushed my limit too much."

"I - me? Pushed your limit?"

"Who kept fucking me despite I said fucking stop it?" geram Taeyong.

"Well- you still handle it, though."

"I am, though." Taeyong bangkit, duduk bersila di atas kasurnya, "As the result, look! I can not fucking walk!"

Jaehyun tertawa.

Dia bangkit, jalan ke arah Taeyong, untuk mengusak rambut temannya itu.

"Jangan!" desis Taeyong- suasana hatinya terlihat tidak bagus sejak Jaehyun jemput tadi, diperparah dengan pertemuan mereka bersama Johnny saat makan siang.

Taeyong manahan tangan Jaehyun, matanya yang semula menatap nanar kini dia alih sorotkan, membuang muka dari Jaehyun.

"I don't like my head being touched," bisiknya, "Sorry." Masih dengan tangan menggenggam pergelangan tangan Jaehyun, yang perlahan melemah sampai Jaehyun bebas dari balutan telapak tangannya.

"Aku yang minta maaf."

Taeyong kembali menyorot Jaehyun-mau tidak mau. Dagunya direngkuh halus, pipinya dielus lembut, oleh jempol Jaehyun yang merekat hangat pada wajahnya.

SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang