Kalimat Taeyong, tidak seharusnya dia telan mentah-mentah. Ditengah kalut akan hasrat, Taeyong mungkin bicara setengah sadar, namun otaknya kelewat antusias setelah dengar apa yang Taeyong bilang dengan tubuh temannya itu yang energinya sudah hilang.
Ciuman dari Jaehyun terputus saat tiba-tiba badan Taeyong digulingkan, sampai kini terbaring tidak lagi di atas kasur melainkan di tubuh Jaehyun. Kaki Taeyong dibuat terbuka bagai katak di sisi tubuh Jaehyun, hanya agar Jaehyun mudah mengelus lubang vaginanya yang sudah lebih menganga sesekali menyenggol lubang anus yang masih kering-kerontoang.
Taeyong sedikit-banyak mengerti, atau mungkin ini hanya bagian dari intuisi, namun dia turuti dengan mendorong dada Jaehyun agar ciuman mereka terputus, lalu duduk di perut Jaehyun yang begitu keras akan otot.
"You got no lube, don't you?"
Bibir Jaehyun tertarik membentuk seringai, "What you gonna do about it?"
If we talk about what kind of plan, sure Taeyong has nothing in mind.
Insting dia pertajam, jarang dia asah memang, tapi kala dia tatap mata Jaehyun, agaknya dia tahu apa yang akan dia lakukan, lebih tepatnya apa yang ingin dia lakukan.
Tubuhnya turun dari perut Jaehyun, meninggalkan jejak basah dari lendir yang dia produksi, kemudian duduk diantara dua kaki Jaehyun yang rileks terbuka.
Tenda di selangkangan Jaehyun sudah kelewat tinggi untuk dia abaikan. Saat resleting celana Taeyong turunkan, saat dua jari telunjuknya dia kaitkan pada celana Jaehyun, dan dia turunkan barang selutut, penis Jaehyun langsung lompat dari tempat sampai menghantam hidung Taeyong telak.
Tersampir begitu kokoh, besar, lebar, bersandar di perut Jaehyun sampai nyaris menyentuh pusar.
Kalau dipikir-pikir lagi, hebat juga dia pernah masukkan penis Jaehyun yang sepanjang itu seluruhnya dan pantas kerongkongannya tercekat begitu hebat, pantas rasanya begitu penuh, pantas pita suaranya diambang hancur untuk digunakan bicara setelahnya.
Dua tangannya mencoba memeluk penis Jaehyun, mengulum kulup yang begitu gemuk. Berat penis Jaehyun begitu berat di lidahnya, merasakan bibirnya dilebarkan paksa membuat saliva Taeyong deras mengalir di sisi bibirnya.
Tergiur, terlena dalam pikiran untuk kembali telan Jaehyun utuh, memasukkan benda panjang itu ke kerongkongannya sampai mentok, sampai yang mulutnya bisa kecap hanya kulit kelamin Jaehyun, sampai yang hidungnya mampu hirup adalah wangi maskulin Jaehyun.
Namun, dengan posisinya- ternyata tidak semudah itu, apalagi mengingat dia tidak pernah 'melatih' diri untuk memasukan benda sebesar penis Jaehyun dalam sekali coba.
Jadi, dia kulum sebisanya, dia emut semuatnya, dengan memijat naik-turun area yang gagal masuk ke mulutnya. Dia gerakkan lidahnya menggoda, menusuk lubang kecil di atas area kepala, bermain di area sensitif untuk dengar Jaehyun loloskan erangan.
Dia tersenyum ditengah kulumannya, merasa menang mendengar Jaehyun melenguh rendah, saat dia mengempotkan pipi untuk menyedot penis Jaehyun yang mulai lelehkan pre-cum untuknya.
Sebelah tangan Jaehyun dia gunakan untuk menopang diri, menonton Taeyong asik menaik-turunkan kepala untuk memuaskan penisnya yang makin tegang, kini bergetar kesenangan merasakan lembut pipi dalam Taeyong menggosok kulit kelaminnya, panas rongga mulut Taeyong melingkupi penisnya, belum lagi testisnya yang sesekali diberikan pijatan, mendorong spermanya untuk segera meledak keluar. Sebelah tangannya yang lain dia julurkan, dia tekan kepala Taeyong sampai si cantik terkejut dan mencengkram kuat pahanya, sampai bekas kuku Taeyong dalam menancap pada kulitnya, memberikan kenikmatan ekstra merasakan perih di tungkainya beradu dengan cekikan dari kerongkongan Taeyong pada kepala penisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET
Fanfiction[ROMANCE] [GENDERFLUID] secret, after secret, and a secret upon it. [!!] warning: - mature content (tag. penetrative sex, squirts, rough sex, deepthroating) please be wise before clicking this story, be aware of the tags given. if any of the war...