Mungkin Taeyong terlalu banyak minum, atau memang dia merasa begitu senang tiap kali lihat Jaehyun menyiratkan ekspresi kesal saat dia sengaja menjauh dari kecupan bibir Jaehyun.
Tawanya lepas, sampai diganti pekikan terkejut kala tubuhnya diangkat, digendong dengan sangat mudahnya.
Tangannya langsung melingkar memeluk leher Jaehyun, kaki mengepung pinggang temannya, bergelantung layaknya koala yang nyaris jatuh dari tempatnya.
"Sorry-sorry." Taeyong masih terkekeh usil, "Turunin, aku mau lepas wig. Pusing banget."
Jaehyun memiringkan kepalanya, "Then, kiss me," tuntutnya.
Taeyong tangkup dua pipi Jaehyun lalu mengecup bibir manis yang dari tadi mulutnya kecap. Tengkuknya langsung ditahan Jaehyun untuk lanjutkan lumatan, perdalam ciuman, menjebak Taeyong yang hanya mampu melenguh pasrah.
Jaehyun duduk di kursi belajar Taeyong-tempat dimana tadi pagi dia duduk dengan patuh dan mempersilakan Taeyong memainkan surainya, kini jadi tempat dimana dia persilakan Taeyong untuk merenyam rambutnya, terlena dalam ciuman yang kian memabukkan.
"Let me help."
"Nah." Taeyong gesekkan hidung mereka berdua, "Just hug me and wait."
Taeyong beranjak dari pangkuan untuk putar badan, agar posisinya kini menghadap ke arah kaca, lalu kembali dia jadikan paha Jaehyun sebagai singgasana.
Patuh, Jaehyun lingkarkan tangan erat di pinggang Taeyong, memeluk Taeyong dari belakang, sementara Taeyong sibuk mengupas lem yang merekat hebat pada keningnya.
Dia melenguh lega pasca rambut palsunya lepas, kepalanya jauh terasa ringan dan bebas. Taeyong langsung sandarkan punggungnya pada dada Jaehyun, yang mana kembali Jaehyun sambut dengan ciuman yang tanpa permisi dia tempelkan di bibir temannya.
"You look even prettier."
"Efek gelap," kekeh Taeyong, "But- thank you."
"Make up nya ga sekalian dihapus?"
"Aku baru mau hapus kamu uda nyosor nyium aja."
Jaehyun pamerkan cengiran tak bersalah, "Sorry," desisnya, "I just can't resist you."
"You always can't, can you?"
"Hm-m," angguk Jaehyun, "I've been wanting to kiss you so hard dari tadi pagi."
"What took you so long?"
"Takutnya nanti kamu marah make up nya jadi rusak," jawab Jaehyun, dengan jemari yang mengelus pipi halus Taeyong.
"Pinter." Taeyong sentuh ujung hidung Jaehyun dengan telunjuknya, menyiratkan agar Jaehyun permisi dulu supaya bisa dia lihat lagi dirinya pada pantulan kaca.
Tidak jauh dari jangkauan, kapas dan micellar water tersedia dan siap untuk dia raih.
Bahkan baru satu kali usap saja rasanya sudah segar, lepas debu yang pasti menumpuk di atas permukaan kulitnya.
Sementara Jaehyun dari belakang juga turut menonton Taeyong yang tengah sibuk mengusap wajah. Sebelah tangannya masih melingkar longgar, bersandar pada perut Taeyong, sebelahnya lagi bertumpu pada pegangan kursi dengan pelipis bersandar pada kepalan tangan. Terkesima, bahkan dia enggan mengerjapkan mata, untuk melihat Taeyong menghapus polesan wajah dan terlihat tetap cantik, tetap tampan, tetap bercahaya ditengah gelapnya ruang kamar.
Bibir Taeyong yang merah muda secara natural, sedikit bengkak karena ciuman mereka yang agak ganas. Kulit Taeyong terlihat sama sempurnanya seperti kala bedak menumpuk di atasnya. Riasan mata yang sudah hilang kini menampilkan Taeyong dengan mata bulatnya, memancarkan betapa manis nan imut Taeyong; mengingat wajah yang lebih akrab dia pandang, dengan ekspresi kenikmatan yang terekam lekat di kepalanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET
Fanfiction[ROMANCE] [GENDERFLUID] secret, after secret, and a secret upon it. [!!] warning: - mature content (tag. penetrative sex, squirts, rough sex, deepthroating) please be wise before clicking this story, be aware of the tags given. if any of the war...