should have not-

7.9K 255 12
                                        

Legs are walking like a fucking jelly, yet Taeyong refuse to stop stepping the ground to stay beside Jaehyun.

Sadar kalau langkah Taeyong melamban, dia paksa Taeyong untuk duduk sementara dia beli minum di stan terdekat, sebelum mereka kembali jalan menuju tempat parkir.

"I'm okay-"

"Duduk."

Bahunya ditahan agar tetap ditempat, sebelum kemudian Jaehyun pergi meninggalkan dia sendirian.

Taeyong bersandar, tubuhnya yang daritadi belum sempat meregangkan otot kini mampu rileks sampai lolos helaan nafas leganya.

Kepalanya mengarah keatas, menyapa semilir angin sore dengan langit yang kian gelap.

Senyum tersimpul tanpa dia sadar, merasakan ada rasa menggelitik yang begitu menyenangkan mengisi perutnya.

That was a quite experience, though.

To walk outside with such a nice dress, nice hair, nice-but almost ruined-make up. To feel so pretty,
feel so woman, which never had crossed on Taeyong imagination before. Everything is so new for her.

Apalagi, setelah dia lihat dua gadis remaja yang sepertinya berniat menyapa Jaehyun, berbisik dan melirik kearahnya sinis seraya turun dari wahana. Seru juga membuat orang lain merasa kalah di sebuah kompetisi bodong seperti tadi.

Taeyong regangkan otot bahunya yang pegal, matanya kembali menyorot kedepan mencari Jaehyun yang seharusnya sudah kembali dengan dua minuman di tangan.

Pemandangan Jaehyun dikerumuni gadis-gadis manis yang kiranya sepantaran dia atau mungkin lebih muda terlihat begitu seru untuk dia tonton. Jaehyun yang akhirnya berhasil menyorot lensanya kini tengah memohon pertolongan lewar sinar netranya, minta Taeyong lakukan apapun agar dia bisa bebas dari sandera para remaja.

Berhubung, Taeyong sudah dapatkan sedikit tenaganya kembali, jadi dia bangkit dari duduknya dan dengan kaki jenjangnya melangkah ke arah diamana Jaehyun hanya mampu berdiri statis, gagal lepas dari jeratan para gadis.

Sebenarnya, bukan karena dia tidak berpengalaman untuk menguasai situasi ketika banyak orang yang mewawancarainya ramai-ramai dalam satu waktu. Tapi, jengah juga untuk mencoba acuh sementara telinganya aktif mendengar pujian tanpa henti dan sesekali kalimat persuasi agar mulutnya mengucapkan rentetan deret nomor ponselnya.

Dia lihat Taeyong masih menikmati suasana dan tangannya penuh, tidak bisa ambil ponsel untuk telfon Taeyong dan minta pertolongan.

Jadi, kala dia lihat Taeyong balas tatapannya, dia tidak bisa menahan sorot sayu penuh permohonan minta tolong agar Taeyong bisa geret dia keluar dari lingkar kerumunan-sekitar tujuh orang, kalau hitungannya benar-perempuan yang begitu setia mengikat langkahnya.

"Oppa, kamu minum dua gelas? Satu untukku boleh?"

"Buat-" temanku? Mudah dibantah. Pacar? Jaehyun tidak terlalu pandai berbohong.

"Oppa, aku ada tiket lebih naik wahana!-"

Jaehyun nyaris gila.

Semenit seperti seabad, menunggu Taeyong sampai pada jangkauannya.

Rasanya, kala dia lihat Taeyong mendekat, dunia jadi terlihat lebih terang, bahkan paru-parunya bisa bernafas lebih lega, dan yang mampu dia ucapkan adalah 'tolong,' tanpa suara.

Dia bisa tangkap kekehan geli Taeyong, yang kemudian meraih minuman yang dia julurkan.

Lalu, seakan kini hanya mereka berdua yang berpijak, suara rombongan perempuan tadi langsung terfilter tidak lolos dari gendang telinganya.

SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang