100ft | 21

16 6 0
                                    

di karenakan seorang Dimas Ravi Sinaga gak mau kena semprot omongannya Gladys, dia langsung jemput ke kampusnya Gladys di Taman Anggrek.
 
"manja deh, apa-apa minta di jemput!" keluh Ravi ke Gladys yang baru banget duduk di mobilnya Khaidar, iya soalnya Ravi hari ini bawa motor matic ditambah lagi gak ada bensin
 
"pikir gue, Khaidar yang jemput," seru Gladys "dia rapat apaan sih? mana ada deh rapat malem-malem?" kata Gladys lagi
 
Ravi langsung meringis "duh, yang bukan anak Teknik can't relate sih, Dys" kata Ravi yang berusaha menutupi kemalasan Khaidar buat jemput Gladys, tapi memang benar kok, kadang-kadang Khaidar juga suka rapat di malam hari
 
"jadi, lo gak ikhlas nih jemput gue?" tanya Gladys.
 
"kalau gue jujur, nanti gue di semprot lo lagi!" jawab Ravi
 
Gladys langsung tertawa "oh gitu," katanya yang langsung tenang "terus, kalau ini mobil Khaidar, dia balik gimana?" tanya Gladys yang sedikit panik
 
"ya, naik motor vario kesayangan gue lah!" jawab Ravi yang pasti
 
"cowok gue nanti masuk angin, Vi. gara-gara pulang malam naik motor!" umpat Gladys
 
Ravi langsung kaget "HAH? COWOK LO? COWOK LO GIMANA NIH MAKSUDNYA?" teriak Ravi heboh langsung tertawa, "aduh! sorry nih, Dys. terbawa suasana gue!" katanya lagi, gak terbawa suasana juga Ravi bakalan heboh terus.
 
"ya kan emang gitu kali!" Gladys yang menjawab cepat
 
"udah lah! Khaidar mulu! kapan majunya coba!" sambar Ravi
 
"gak jelas lo, Vi!" jawab Gladys yang gak kalah kesal sama Ravi
 
"loh! kok gak jelas sih?! kan gue cuman bilangin mau lo gimana juga sama Khaidar, gak ada manfaatnya bagi dia" kata Ravi ke Gladys
 
"dia kan cowok gue, Vi." Gladys yang sok mengakui
 
"itu kan dulu kali, Dys. lo gak bisa bedain ya, dulu sama sekarang?" tanya Ravi yang sambil tertawa, kalau pun sewot, pastinya di semprot Gladys yang kedua kalinya.
 
"gue udah expired dong, Vi?" tanya Gladys yang sepertinya bercanda
 
"iya, Dys, harusnya lo udah di tong sampah" canda Ravi
 
"KURANG AJAR LO!" kesal Gladys yang mukulin lengan Ravi
 
"sakit dong, Dys" kata Ravi tenang "tapi lo emang udah expired sih buat Khaidar" kata Ravi lagi
 
"kan—"
 
"udah ah rame deh! pokoknya jangan ganggu teman gue yang lagi masa berbunga-bunga sama orang lain!" potong Ravi yang kesal, emang Gladys bikin orang sekitar jadi darah tinggi
 
"Raviiiiii, kalau sama gue Khaidar bakalan lebih berbunga-bunga!" tegas Gladys.
 
"huh, wong edan!" umpat Ravi, ingin rasanya mengumpat di depan Gladys tapi Ravi takut aja orang ini akan berulah di luar kepala mereka.
 
-
 
Khaidar

"enak ya, kalau sampai rumah gak ada tugas?" tanya gue ke orang yang gue boncengin di motornya Ravi, Jennie, siapa lagi lah, masa satpam Perpusat  "iya lah! biar langsung istirahat" jawab Jennie cepat  "kalau sekarang gak pulang kerumah dulu gak a...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"enak ya, kalau sampai rumah gak ada tugas?" tanya gue ke orang yang gue boncengin di motornya Ravi, Jennie, siapa lagi lah, masa satpam Perpusat
 
"iya lah! biar langsung istirahat" jawab Jennie cepat
 
"kalau sekarang gak pulang kerumah dulu gak apa-apa?" tanya gue yang masih fokus ngendarain motor matic kesayangan Ravi, harus pelan-pelan katanya gue bawa motornya, disuruh sama yang punya, jangan bilang gue lagi modus ya bawa motornya pelan, disuruh yang punya soalnya
 
Jennie yang sedang fokus melihat banyaknya pedagang kaki lima pun langsung kaget, gue lihat dari kaca spion, "kenapa, Dar?" tanyanya, laper kali ya, gue tanya gak di dengarin
 
gue diam, biar ditanya lagi sama Jennie, ceritanya pura-pura gak dengar dan fokus ke jalanan, maaf ya, Jen.
 
"kenapa, Khaidarrrr?" tanya Jennie lagi dengan panjang dan agak teriak
 
gue langsung pura-pura kaget, "iya, iya" jawab gue sambil tertawa, "kayaknya kalau malam ini makan Bubur Kacang Hijau ditambah Ketan Hitam di Warkop 1899 di Pasar Minggu, enak deh!" ajak gue, mau gak ya Jennie gue ajak makan di tempat Bubur Kacang Hijau, kali aja dia request ingin makan Seafood lagi
 
"boleh" celetuk Jennie santai, mungkin karena di lagi laper, jadi mau, atau lagi nurutin keinginan gue makan Bubur Kacang Hijau? gak tahu deh, yang penting mau gue ajak makan.
 
sesuai keinginan gue yang  pingin makan Bubur Kacang Hijau ditambah Ketan Hitam di Warkop 1899, gue dengan Jennie pun akhirnya sampai ketujuan tersebut dan juga di iringi perut laparnya Jennie.
 
"Mas! Bubur Kacang Hijau ditambah Ketan Hitam satu, sama Kopi ABC— eh iya! kamu mau apa, Jen?" tanya gue yang sambil tepuk dahi, main asal pesan duluan aja, sedangkan yang lagi sama gue gak tahu menu makanan disini apa aja
 
"gue, Bubur Ayam sama Teh Hangat aja deh!" jawab Jennie yang sambil lihat banner besar yang bertuliskan menu Makanan dan Minuman di Warkop 1899
 
"nih," kata gue yang memberi binder berwarna Biru Laut yang ada di tas punggung kepada Jennie
 
"ngapain?" tanya Jennie yang bingung sama gue
 
"dilihat aja, tapi kalau mau dibaca di satu lembar paling terakhir" kata gue lagi
 
akhirnya Jennie mengambil binder yang ditangan Khaidar "selera lo ternyata lucu juga ya, Dar. binder warna Biru Laut yang ada nama lo yang ditulis besar banget, ditambah lagi ada stiker Bunga Mawar!" panjang Jennie sambil tertawa.
 
gue sekarang cuman meringis malu, itu binder gue pas masih maba, gak pernah ganti, "iya! itu juga yang nulis Ravi, biar binder yang dia kasih gak hilang, kalau stikernya dari Nadine, yang saya warna merah, Nadine warna putih, dan Ravi warna hitam!" celetuk gur
 
"lucu ya lo bertiga! awet banget berteman sampai sekarang. kalau teman-teman gue mungkin udah ke laut semua!" Jennie yang sambil membuka isi binder gue
 
"kayaknya cuman kebetulan aja karna saya, Ravi, sama Nadine satu kampus," jawab Khaidar dan di setujui anggukan Jennie
 
"puisi?" tanya Jennie yang melihat satu lembaran terakhir dari catatanya gue
 
Khaidar langsung menggaruk tengkuknya yang tidak gatal "bacanya dalam hati aja ya! kayaknya malu kalau kedengaran Ibu-Ibu sama anaknya yang disamping kamu" suruh Khaidar ke Jennie.

[1] 100ftTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang