Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"BERSAMA KITA BAGAI HUTAN DAN HUJAN"
"AKU ADA KARNA ENGKAU TELAH TERCIPTA AAAAAAAA"
"KUPETIK BINTANG, UNTUK KAU SIMPAN"
"CAHAYA—"
"gila lo, Vi! berisik banget pagi-pagi!" kesal gue yang sampai terbangun dari tidur, gara-gara Ravi nyanyi suaranya keras banget
"ganggu aja lo, Dar!," jawab Ravi yang langsung matiin dvd yang ada dikamar gue "orang tuh, kalau abis sholat subuh, jangan tidur lagi!" ceramah Ravi ke gue, memang benar sih, tapi mata gue berat banget.
sekarang, Ravi lagi nginep dirumah gue, buat persiapan besok kemah ke Citamiang, lihat seberapa antusias seorang Dimas Ravi Sinaga buat kemah besok.
"ngantuk gue" jawab gue cepat
"ngantuk-ngantuk!," kesal Ravi "gue juga sama ngantuk, makanya gue nyanyi aja" kata Ravi lagi "eh, Dar! si Andra jadi ikut?" tanya Ravi sekarang
"tapi kan ini masih abis subuh banget, Vi!" kata gue sambil nunjuk jam dinding dikamarnya "gak tahu gue, katanya dia udah ada acara sama anak Himpunan angkatannya" jawab gue lagi
"lo juga udah gue bilang, abis sholat subuh jangan tidur, dablek!" cibir Ravi yang gak mau kalah sama Khaidar "YAH! gak asik banget dong, gak bisa cengin Nadine" heboh Ravi.
"iya, Vi. gue bangun nih" jawab gue yang udah pusing banget sama omongan Ravi yang gak ada habisnya
"Dar, lari pagi yuk? sekalian cari makan" ajak Ravi
"gak ah, gue nanti mau makan lontong sayur yang biasa lewat rumah" tolak gue, udah langganan banget, jadi gak pernah gue lewatkan kalau gue pulang ke Tebet
"yaelah, Dar. sambil lari pagi kan bisa tuh," ajak Ravi lagi
"orang gue mau makan lontong sayur yang lewat rumah gue kok, bukan tukang lontong sayur yang lain" gue yang udah sewot banget sama Ravi, suka ada-ada aja sih dia, suka aja lagi gue menjawab pertanyaan Ravi yang benar-benar konyol.
"iya, Dar, iya" jawab Ravi, yang udah tiduran disebelah gue
"ngapain lo?!" tanya gue cepat
"ngapain lagi?! setel lagu di dvd gak boleh, yaudah gue nunggu lontong sayur sama kayak lo," jawab Ravi yang sedikit kesal "duh, kayaknya tidur enak ya, Dar? adem-adem gini hawanya, maaf yaAllah, kalau Ravi ketiduran" kata Ravi lagi, berisik banget ya ini orang
"gak jelas banget sih, lo. tanya sendiri, jawab sendiri," gue yang tertawa, gak tahan tertawa banget gue kadang kalau berada di sebelah Ravi, masih aja suka teringat jaman gue dan dia masih SMA
"Dar, Nadine telfon gueee" gerutu Ravi yang heboh sambil nunjukin handphonenya ke gue "lo yang angkat nih, Dar" suruh Ravi ke gue lagi.
"gak mau! lo aja, kan dia yang telfon lo" kata gue santai, sedangkan Ravi hanya mendengus kesal
"apa, Nad?"
"tambahin duit dong, Vi. gue mau belanja nih buat kemah besok"
"kan kemarin, lo dikasih uang tuh sama Khaidar, buat belanja makanan"
"kurang dong! sini cepet kirim ke rekening gue!"
"iye iye, rame banget lo"
"kenapa, Vi?" tanya Khaidar
"minta uang sama gue, katanya buat nambahin" gerutu Ravi
"kan udah gue kasih ke Nadine," jawab gue.
"lo kasihnya kurang banyak sih," kata Ravi mendengus "tambahin lagi, Dar" katanya
"kan Nadine mintanya sama lo, bukan sama gue" kata gue santai
"ribet banget, jijik gue" gerutu Ravi, yang gak sadar kalau ternyata dia juga ribet.