Jennie
"tumben sendiri" celetuk Bayu yang duduk di sebelah gue, sekarang gue berdua sama Bayu lagi duduk di bawah pohon rindang, yang jelas lagi di FIB
"iya nih," jawab gue yang sambil tertawa ,"lo ngapain disini, Bay?" tanya gue yang heran, sekarang kenapa anak teknik suka banget sih nongkrong di FIB, apalagi Khaidar, sering banget
"temenin Khaidar, dia lagi mohon-mohon tuh di Gedung Depan." Bayu yang sambil main handphone
"ngapain?" tanya Jennie lagi
"lo kan tahu, dia ngambil tambahan matkul buat Bahasa itu dia Sastra Inggris, katanya dia pingin ganti Sastra Jerman aja, biar kalau ngomong sama lo jadi Bahasa Jerman, aneh tuh orang." panjang Bayu yang masih fokus main handphone.
gue langsung tertawa, "emang bisa ya?" tanya gue lagi, setahu gue gak bisa, apalagi udah nanggung gini loh mau pindah matkulnya, ya kayak tujuh puluh persen nilai elo udah ada gitu, gimana deh ngejelasinnya, bingung
"gak tahu gue, terserah dia aja, Jen," jawab Bayu sambil tertawa karena kelakuan temannya yang aneh, yang menurut gue juga aneh, "lo kenal, Jen? anak FIB nih?!" tanya Bayu yang memberi handphonenya kepada gue, Bayu lagi stalking UI Cantik nih!
"stalking UI Cantik nih?" kata gue yang tertawa lepas, "Kak Sasa? baru aja lempar Topi Toga Minggu kemarin" kata gue yang menjawab pertanyaan Bayu
"udah lulus?" tanya Bayu yang gak percaya dan melihat handphonenya kembali
"kating gue, Bay. cantik ya, Bay?" ledek Jennie.
"nanya doang gue!" jawab Bayu dan melihat Khaidar berjalan ke arah nya dan gue, "bisa, Dar?" tanyanya
"gak bisa," jawab Khaidar yang langsung duduk di sebelah Bayu "tanggung katanya tinggal setahun lagi" kata Khaidar lagi
"iya lah! gak jelas lagian lo!" kesal Bayu dan membuat gue tertawa, benarkan dugaan gue, gak bisa
"ikut LBI aja, Dar." saran gue, les bahasa asing di kampus ini
"nah! bener tuh, Dar!" setuju Bayu "udah ah, gue mau ke Kansas, laper" pamit Bayu ke gue sama Khaidar
"kalau di LBI, yang ngajarin siapa?" tanya Khaidar yang udah senderan sama pohon dibelakangnya gak lupa silangin tangannya di dada.
"gue! ya, dosen dari FIB donggggggggg" jawab gue yang sedikit geram, lagian segala nanya, siapa yang mengajar di LBI, ya masa gue sih? aneh lo, Dar!
Khaidar langsung tertawa, "kalau kamu yang ngajarin kan muridnya cuman saya." katanya
"gak jelas lo, Dar." gerutu gue sedikit kukik dan membenarkan rambutnya karna hari ini angin agak kencang
"adik tingkat kamu tuh, masih betah aja deh pakai almamater" celetuk Khaidar yang merhatiin sekumpulan Maba disebrang gue dan Khaidar
"Almamater perjuangan itu, Dar. emangnya lo?!" sambar Jennie ke Khaidar
Khaidar langsung tertawa "loh? saya? kenapa memangnya?" tanyanya.
Khaidar langsung tertawa "loh? saya? kenapa memangnya?" tanyanya
"pura-pura banget nih, makara di jakun lo aja gak ditempel, polos banget kayak isi binder lo" jawab gue yang kesal
Khaidar tertawa lagi, tapi kali ini lebih keras dibanding yang tadi "sekarang udah gak kok, Makara udah dijahit dan di binder saya udah banyak catetan, menjelang bulan kemarin pas Kerja Praktek," jawab Khaidar "nih, ada yang mampir" katanya lagi sambil memberi daun kering yang hinggap di rambutnya dan menaruh di telapak tangan gue
"satu,"
"dua,"
"tiga,"
"empat,"
"lima, sama saya"
"ada empat, Dar. lebih-lebihin aja lo!" kata gue yang menghitung ulang daun kering itu kembali
"kan ada lima, sama saya" tolak Khaidar
"apaan sih, Dar?" gerutu gue yang tidak mengerti akan ucapannya Khaidar dengan sedikit terkekeh
"kok malah apaan sih?" balik tanya Khaidar
"ya, lo abisnya gak jelas" jawab gue jujur, makin lama makin ngelesin lo, tapi bikin kangen, sebel banget deh!
memang obrolan Khaidar sama gue gak penting banget, segala daun kering aja di obrolin sampai panjang gini, semuanya salah Khaidar tepatnya.
"maksudnya gini, daun kering tadi mampir di rambut kamu, sedangkan saya mampirnya dihati kamu. gimana, boleh gak?" tanya Khaidar yang santai banget "Jen, saya mau rapat dulu ya, biasa buat acara kampus. kalau mau pulang bareng kabarin aja, tapi kalau nanti pulang sendiri, hati-hati ya?" pamit Khaidar yang udah ninggalin gue sendirian dengan hati yang degdegan ditempat duduk tersebut, tempat duduk paling ber-sejarah di FIB bagi gue kalau sekarang, lebay banget ya?
-
"anehnya tuh dia ngomongnya santai banget deh, Jis. mau jawab juga dia udah keburu pamit" celetuk gue ke Jisoo, gue lagi cerita Khaidar, maaf ya, Dar, gue ngomongin lo.
"lebay banget lo! kayak gak pernah aja di gituin aja sama cowok!" jawab Jisoo yang masih sibuk sama tugasnya
gue mengganguk, benar juga apa yang dibilang Jisoo barusan, mungkin sekarang guenya aja lagi gak jelas. Khaidar ngomong gitu aja sampai dipikirin banget
"yaelah! gak usah dipikirin sampai gitu juga kali! sesuka itu ya lo sama Khaidar?" ledek Jisoo ke gue
"gak sih, biasa aja gue sebenernya" jawab gue cepat, yang terlihat seperti orang yang sedang berbohong
"pepet aja sih, dari pada nanti diambil Gladys! dan lo terus mau balikan sama Arga?!" ketus Jisoo
"lo mau ke Perpusat gak?" tanya gue yang sedang mengalihkan pembicaraan, malas banget gue mendengar nama itu.
"gak! gue cuman mau lo klarifikasi hubungan lo sama Khaidar! ayo ceritain sama gue!" suruh Jisoo yang udah gregetan banget sebenernya sama gue yang jarang bercerita
"tadi kan udah!" jawab gue yang menyangkal, udah gak kuat gue ngomongin yang kayak gitu, jadi gue main tinggalin Jisoo aja dikelas sendirian
"YA AMPUN, JEN! yang lo ceritain tadi tuh wajar, bumbu-bumbu cinta!" kesal Jisoo sama gue tapi malah gue meninggalkannya untuk pergi ke Perpusat.
-
"setelah Jisoo, terus Nadine, dan terakhir gue Dimas Ravi Sinaga, manusia paling ganteng se-Fakultas Ilmu Budaya, lo belum selesai juga ngerjain tugas lo?" tanya Ravi yang udah mulai bosan nungguin gue di Perpusat yang perlahan mulai sepi.
"belum," jawab gue yang masih serius sama tugasnya
"duh gimana ya-"
"pingin balik lo?" potong gue, sudah terlihat dari gerakannya Ravi ingin keluar dari tempat dimana dia gak bisa berbicara dengan keras
"i-iya nih, Jen" jujur Ravi ke gu
"yaudah, Vi. balik aja, soalnya kalau udah sampai rumah gue males lagi ngerjainnya," suruh gue sama dia, "gak apa-apa kok gue nanti balik sendiri" katanya lagi
"udah jam tujuh malem loh, Jen" kata Ravi ke Jennie
"iya, Raviiiiiiiiii, it's okey kok! udah sana balik!" usir gue sama Ravi.
"gak enak, Jen, Khaidar kan titipin lo sama gue. lagi pula pasti Khaidarnya juga udah balik-"
"belum pulang kok," sambar Khaidar yang sekarang udah dihadapan gue sama Ravi, lebih cepat dari perkiraan gue datangnya orang ini, "Vi, sini deh!" ajak Khaidar ke Ravi buat ikutin dia ke arah pintu masuk yang mereka lewatin tadi
"bau-bau gak enak nih," jawab Ravi sambil ngusap-ngusap mukanya, dibuat lesu banget, jadi kalau Khaidar minta tolong kemungkinan 97% gak jadi
"baca nih." suruh Khaidar yang ngasih handphonenya ke Ravi
Ravi membacanya langsung tertawa "jemput lah!" katanya "masa gue yang jemput?!" kata Ravi lagi.
"kan gue lagi nunggu-"
"ya, sampai Jennie tugasnya selesai" potong Ravi yang pingin Khaidar kesal sama dia
"kan lo temen gue, Vi. lebih dari lagu Sheila On 7, Vi, yang sahabat sejati" goda Khaidar
"bener lo!" kata Khaidar
"AH MALES MALES! Taman Anggrek jauh, Khaidarrrrrrrrrrrrrrr," gerutu Ravi ke Khaidar "ya, bilang aja sih, lo gak bisa jemput, lagi rapat gitu, buat volunteer." kata Ravi lagi
"Dar, Dar, bisa bego juga lo ternyata" kata Ravi yang tertawa
Gladys
masih lama?
Khaidar
baru mulai nih, Dys, rapatnya
Gladys
terus gue gimana dong?
gue tungguin lo aja deh, Dar
soalnya gue takut nih pulang sendiri
Khaidar
gimana ya...
Gladys
lo bohong ya, Dar?
"YAH, DAR! LO KECIDUK MASA!" kaget Ravi yang memegang handphone Khaidar
"lo sih balesnya gitu, Vi!" Khaidar yang nyalahin Ravi
"calm down, calm down. Mr.Ravi punya solusinya" Ravi yang menepuk-nepuk dadanya bangga.
Khaidar
kok bohong?
(send picture)
"untung digaleri lo banyak foto-foto pas rapat, Dar" kata Ravi yang heboh banget
Gladys
Ravi bisa gak ya jemput?"
"TAIIIIIIIII" kesal Ravi yang langsung memberi handphone kepada pemiliknya
Khaidar langsung tertawa "wah! kalau ini sih gue yang bales, Vi!" katanya
Khaidar
tanya aja coba
"sorry ya, Vi. bukan gue yang bilang tadi," kata Khaidar "hati-hati ya dijalan" kata Khaidar lagi.
"kenapa, Dar, si Ravi?" tanya Jennie yang lagi membereskan barang-barangnya untuk masuk kedalam tote bag miliknya
"gak tahu tuh, coba tanyain aja," jawab Khaidar disisa tertawanya akibat Ravi "udah selesai?" tanya Khaidar ke gue
gue tersenyum dan menganguk, "udah! ayok!" ajak gue yang berjalan duluan
"Vi, hati-hati ya!" goda Khaidar ke Ravi dan gue langsung melihat mereka dengan tatapan heran
"UDAH UDAH SANA LO BERDUA BALIK!" kesal Ravi sama Khaidar
"Vi, duluan ya?" kata gue ke Ravi
"iya, Jen, hati-hati nanti dimodusin!" jawab Ravi kesal.
-
twitter; @/zaraavenue, difollow ya gais! makasih yang udah baca!❤
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] 100ft
Teen Fictionfrom FT to Kansas + kim jongin ft kim jennie. + lowercase toastyjuney, 2018 [ akun toastyjune lupa pass, jadi pindah kesini ya. ]