Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
jam kosong atau jam makan siang adalah waktu terfavoritnya teman se-fakultas gue, bukan deh! malah terfavorit se-kampus ini.
seperti biasa untuk mengganjal perut bunyi di siang hari, gue makan siang di Kansas kesayangan gue, dan makan Ayam Penyet kesukaan gue dan jaman maba. jangan pernah bosan ya, karna makanan kesukaan gue di Kansas ya cuman, Ayam Penyet Mas Roni, yang lain lewaaaatt.
Jisoo jangan pesenin gue ayam penyet gue masih di fasilkom hehe
Jennie telat sist gue aja udah duduk sama dua porsi ayam penyet
Jisoo makan aja kapan lagi lo makan sendiri sama dua porsi ayam penyet
kalau gue dikemudian hari bertambah berat badan maupun itu berapa ons, semua itu salah Jisoo! gue harus makan dua porsi Ayam Penyet, karna dia lagi temenin Farhan makan di Yoshinoya Fasilkom! Jisoo memang budak cinta banget deh! gue aja kali ya, yang gak punya orang yang harus gue bucin, jadi iri terus rasanya lihat Jisoo berduaan terus sama Farhan, gak gue gak boleh gitu!
-
"eh, Jen!," sapa Ravi yang terkejut melihat gue, "wih! Ayam Penyet siapa nih?!" kata Ravi lagi yang langsung menarik sepiring Ayam Penyet dihadapannya.
"buat lo, ambil aja" jawab gue santai, gue gak mau makan dua porsi Ayam Penyet sendirian, bukan gak mau berat badan bertambah, gue emang gak bisa makan banyak-banyak, dari pada gak ada yang makan, jadi gue kasih Ravi aja, pasti itu orang senang banget dapat makan siang secara gratis
"pengertian banget deh lo! tau aja kalau akhir bulan dompet sepet banget" celetuk Ravi yang memulai makan dan gue hanya menggeleng
"hiperbola lo dasar!" celetuk gue yang sambil tertawa, ada aja omongan aneh yang keluar dari mulutnya Ravi
"Khaidar mana nih?" tanya Ravi ke gue
gue langsung menggeleng, "dih! kok nanya gue sih?" jawab gue cepat,"by the way, emang Khaidar kemana?" tanya gue yang memang gak tahu keberadaan Khaidar dimana, langsung to the point aja lah kalau nanya sama Ravi tuh, dari pada gue dituduh yang gak benar sama dia.
"kan! nanyain juga! lagi manja lita dikasur" jawab Ravi
"apaan sih lo?! belajar bahasa banci dari siapa, Vi?" canda gue
"dari youtobe Atta Halilintar! itu loh yang ada Lucinta Lunanya" jawab Ravi "loh? seriusan nih gak tahu Khaidar kenapa?" tanya Ravi lagi
duh jangan kan tahu deh! hari ini aja gue dari pagi sampai siang sekarang gak chattingan sama Khaidar. gak dari pagi deh, udah dari dua hari yang lalu terakhir chattingan sama Khaidar cuman ngabarin ke Kampus buat temuin Dosen Pembimbing, sisanya gak tahu. kan gue udah pernah bilang, dia orangnya slow respon banget. dia udah bilang juga, kalau dirumah jarang pegang handphone. susah ya, punyaaaaa, apaan sih gue! gak punya!
"kenapa?" tanya gue sambil membuka aplikasi chat yang biasa ia pakai dan membuka chatroom gue bersama Khaidar, pasti berharap untuk Khaidar chat gue, walaupun itu cuman sekedar basa-basi dan hal random, ya gimana sih kalau chattingan sama cowok? yang spesial sih pastinya!
"si mental baja lagi sakit, kayanya kecapean pas acara kampus deh!" jawab Ravi
"Khaidar?" tanya gue memastikan lagi
"suami lo!" jawab Ravi cepat "ya, Khaidar lah! masa Nadine!" katanya lagi
"lo heboh banget deh kayaknya, Vi? ada apa nih?" tanya gue yang melihat Ravi sedikit aneh hari ini, gak biasanya aja dia kayak gini maksud gue
"sorry nih, excited banget. seneng banget nih gue, soalnya udah ada yang mulai suka sama homoan gue. dan secepatnya gue melepas seper-homoan gue sama Khaidar, thank's loh!" panjang Ravi dan gue yang mendengarnya hampir kesedak air minumnya sendiri.
"karangan indah siapa sih itu? mikir lo jauh banget deh!" gerutu gue sedikit kesal, ada-ada aja lagi ngomongnya kayak gitu deh
"kan lo anak Sastra, harusnya relate bukan can't relate kalau—"
"by the way, Vi, handphone lo tuh, ada pop up" kata gue yang memberi tahu, agar cepat-cepat mengganti topik pembicaraan ini, habisnya suka masih canggung ngomongin Khaidar
"ah gak asik lo! udah tahu gue mau pidato!" jawab Ravi yang kesal
Gladys Raviiiii
Gladys hellooowww
Gladys gue udah sampai nih
Gladys Dimas Ravi Sinagaaaaa
Gladys Ravi gantenggggggg
Ravi otw nih
Gladys giliran dipanggil ganteng, cepet banget
"Jen, gue duluan ya! biasa nih, orang ganteng lagi sibuk" pamit Ravi yang dilihat gue buru-buru banget
"mau kemana, Vi?" tanya gue aneh
"biasa lah, orang ganteng. duluan ya!" pamit Ravi sekali lagi, pede banget ini orang, selalu mengaitkan kata ganteng dalam pembicaraannya. anehnya, Khaidar akur ya berteman sama Ravi, sedangkan Khaidar yang gue kenal itu orangnya kaku banget, Ravi menyebutnya kanebo kering yang memiliki tekstur Ikan Asin, keras bangettt! ketawa banget gue Khaidar disebut kayak gitu, ya ampun!
gue langsung mencibir "hati-hati lo, semoga nanti ketemu gue, masih ganteng juga, Vi" katanya
Ravi langsung tertawa "ya pasti dong!" katanya "eh! by the way, mau kerumah Khaidar gak? kalau jadi nanti sore, kalau gak jadi besok sebelum kuliah"
"kabarin lagi aja, Vi. gue maklumin kok, orang ganteng jadwalnya padet banget Raffi Ahmad lewat kalo dibanding sama Dimas Ravi Sinaga" celetuk gue yang diakhiri tawanya Ravi
"bisa aja lo!" jawab Ravi yang melangkah menjauhi Kansas
kalau gak pingin tahu, bukan gue namanya. kadang, temannya Khaidar yang satu ini, jago banget kalau bohong, gak sama gue aja bohongnya, sama siapapun yang dia kenal. maaf ya, Vi, elo kadang suka bohong sama gue.
gue sering banget dapat info yang gak baik tentang Khaidar dari Ravi, Khaidar ini lah, entar Khaidar itu lah, pas disamperin orangnya gak kenapa-kenapa, sehat walafiat banget! hati-hati ya, Ravi, kalau sering bohong gantengnya malah nambah banget! Zayn Malik, lewat kali ya?!
panjang umur banget nih, baru aja diomongin sambil dipikirin, orangnya sekarang telfon.
"hallo?"
"hai, Dar. katanya—"
"lagi apa nih?"
"lagi makan, di Kansas. lo sakit ya?"
"kok makanya gak di Kantek sih?"
"gak ada lo soalnya"
"ada kok, tapi dirumah, hehehe"
"get well soon ya, Dar, udah skripsi juga, fokus dulu ke skripsi lo"
"makasih"
"Ravi ngajakin gue kerumah lo, gak tahu deh nanti sore atau besok"
"gak usah, besok saya udah ke kampus kok"
"ngapain?" "mau ketemu adik tingkat yang saya mentorin, sekalian ketemu dosbing sih"
"Dar, udah dulu ya, gue ada kelas lagi nih, see you!"
"gue pacaran di Fasilkom, eh ternyata lo ikutan juga di Kansas" gerutu Jisoo yang dari tadi mendengar percapakan gue dan Khaidar lewat telfon
"berisik lo!" jawab gue kesal.
"gue titip absen ya, Jen?!" kata Jisoo ke gue, enak banget, habis pacaran titip absen sama gue
"gara-gara cuman presentasi, lo titip absen gitu?" tanya gue ke Jisoo yang pasti dia udah tau jawabannya
"pinter!" jawab Jisoo "duluan ya, byeee" pamit Jisoo ke gue
setelah Ravi, Jisoo juga udah meninggalkan gue yang sendari tadi masih ada di Kansas, gak gerak-gerak buat jalan ke kelas. ada aja deh yang halangin.
baru aja gue mau bangun dari kursi yang dia dudukin satu jam yang lalu, tapi ada lagi yang halangin dia buat bangun.
"hai, Jen!"
"oh— hai, Dys!" sapa balik gue, berusaha untuk memamerkan senyum terbaik gue, walaupun orang ini sedikit menyebalkan
"gak ganggu kan ya, gue?" tanya Gladys yang berhati-hati
"gak kok! tapi, gue ada kelas sih nanti dua puluh menitan lagi, but it's oke santai aja" jawab gue setenang mungkin sambil melihat jarum jam di arloji
"gue mau minta maaf sama lo" kata Gladys
"buat?" tanya gue yang sedikit bingung
"buat kelakuan gue yang gak enakin di mata lo, buat drama yang udah gue susun tapi malah kacau gini. sorry ya, kalau lo merasa dirugikan dan sakit hati, karna gue gak tahu apalagi selain minta maaf sama lo" kata Gladys panjang.
"kayaknya, tanpa lo minta maaf juga udah gue maafin kok" jawab gue, kalau gue gak bisa maafin dia, ceritanya akan panjang banget pasti
"kok gitu sih, Jen?! gue tahu kok lo pasti sakit hati banget atas apa yang gue lakuin sama lo" gerutu Gladys
"Dys, serius deh, gue udah maafin lo kok" jawab gue yang jujur
"serius?! semudah itu lo maafin gue?" tanya Gladys yang heboh banget, sampai jadi pusat perhatian di Kansas
"iya, Gladys" jawab gue cepat, agar bisa cepat ke kelas juga
"makasih" kata Gladys yang mendekat ke arah gue dan memeluk gue
"Dys, setelah lo minta maaf sama gue, lo mau bikin gue mati? leher gue sakit nih!" gerutu gue yang masih dipeluk Gladys.
"by the way, bisa gak udahan pelukin gue? kelas gue mulai lima menit lagi nih!" gerutu gue lagi, dan sontak Gladys langsung melepaskan pelukannya
"oke! see you next time ya, Jen!" kata Gladys yang melambaikan tangannya dan tersenyum ke arah gue. kalau orang ini gak jahat sama gue, baik banget ternyata.
Ravi Raviiiiiii, thank u ya!
-
follow twitter @/zaraavenue ya, jangan lupa! makasih yang udah bacaaaaa!❤