Khaidar
sekarang gue sama Ravi lagi makan siang di Kantek, udah telat sih, bukan makan siang, sekarang sudah hampir sore. gue memesan Nasi Goreng kesukaan gue di Kantek, dan Ravi memesan Sate Kantek yang selalu diminati pembeli setiap harinya, ini aja udah lewat makan siang yang pesan banyak banget.
"sakit banget nih, dahi gue ada jerawat" gue yang menggerutu di depan Ravi, memang benar kan kalau lagi ada jerawat itu sakit banget
"gue yang makan kacang, kok lo sih yang jerawatan," celetuk Ravi yang masih makan Sate itu, "lagi suka sama orang kali lo!" katanya lagi, tapi ini ngaco banget
"ngaco lo!"
Ravi tertawa, "gak tahu aja lo," katanya setelah meminum Es Teh Manisnya, "mungkin itu benih-benih cinta, Dar, benih cinta lo dengan Jennie" katanya tertawa lagi
gue menggeleng, "gila lo!," umpat gue ke Ravi karena dia suka banget mengada-ada, "DTM, yuk, Vi, nongkrong sambil ngerokok, asem banget nih, dari pagi gue belum ngerokok" ajak gue ke Ravi.
"ah, males, Dar, bukan wilayah gue" Ravi sambil menggeleng
"terus kalau gue yang sering mampir ke Teather Daun, Kansas, Pusgiwa FIB, Parkiran Motor FIB, yang bukan wilayah gue juga itu gimana menurut lo?" jelas gue
"emang dasar elo aja tuh, gatel, nyari cewek aja kerjaannya kalau ke FIB!," jawab Ravi yang gak mau kalah dengan gue, "gue mah ke Kantek karena pingin makan, masa nyari homoan di FT, gila banget!" katanya lagi.
-
"Dar, gue ada rencana." tawar Ravi sama gue
sesuai permintaan gue, sekarang gue dan Ravi berada di DTM, Ravi mah ngomongnya aja gede, tapi kalau udah mah, bakal ngikut terus. kangen banget sore-sore nongkrong di DTM, enak aja suka keluar inspirasi kalau nongkrong di DTM. adem banget lah kalau nongkrong di DTM intinya.
gue langsung menggeleng "gak lo gak usah ngide dengan rencana busuk lo itu, Vi. gak mau gue ada kejadian kayak kemarin Nadine sama Gladys berantem, malah di depannya Jennie lagi!" jelas gue
"kan lo udah baikan sama Nadine, Dar. calm down pasti berhasil" Ravi yang antusias dengan memberi gue saran
"baikannya aja belum lama, Vi. punya rencana busuk apalagi sih lo?!" gue yang agak kesal tapi penasaran juga, gila ya gue.
"jadi gini, Dar-"
"sebenarnya gue males, Vi. ngomong sama orang yang gak penting kayak lo" potong gue yang berubah pikiran, habis gimana ya, perasaan gue jadi gak enak tiba-tiba
Ravi langsung menendang tulang kering kakinya gue, sakit banget! walaupun gue memakai celana jeans panjang, "gue pingin bikin acara api unggun di Villa!" Ravi to the point.
apaan nih, Ravi ngajakin gue makrab?lo pikir gue maba gitu? perlu melakukan kegiatan malam keakraban dengan para senior dan alumni, sebelum di angkat menjadi adik tingkat kita?
gue tertawa, "gila lo, mau ngomong gitu aja segala nendang kaki gue. ya-"
"tapi sama Nadine, Gladys juga" sambar Ravi
"jahat lo sama gue" jawab gue cepat, mana bisa have fun kalau begini caranya gue?
"kan gue cuman membantu, Dar. gak ada salahnya coba buat mereka baikan. kan nanti lo juga yang mendapat pahalanya" ceramah Ravi, sok jadi orang benar lo, Vi, ceramahin gue kayak gini!
"gue gak mau, Vi." tolak gue, terdengar memang mencari aman, malas gue melihat keributan Nadine dan Gladys, pusing misahinnya.
"elah kenapa sih?! kan lo bisa ajak Jennie" tawar Ravi
"makin parah!" jawab gue tegas, kan gak mikir dulu dia ngasih gue saran, membuat gue mati ditempat yang ada
Ravi langsung menggeleng, "ah, otak lo tuh, mikirnya yang jelek-jelek!dengan lo ajak Jennie, mereka makin-"
"makin buat gue gila" potong gue yang udah muak dengan saran dari Ravi
"bisa gak sih lo kalau gue ngomong gak di potong?!," kesal Ravi ke gue, "Dar, siapa tau dengan rencana kali ini berhasil, kalau mereka udah adem kan lo bisa bebas sesuka hati, kalau mau pdkt-an sama Jennie" jelasnya, "kurang baik apa lagi gue, Dar?"
"siapa bilang?!" gue yang menentang
"yaelah, Dar. kapan lagi coba, kesempatan itu gak datang dua kali. apalagi besok malam minggu, anak DTM yang jomblo lo doang tahu, Dar." goda Ravi ke gue, kayak setan banget ini cowok, ngegoda gue.
"yaudah! atur sebebas lo" jawab gue cepat, kalau gue tetap gak mau, ini orang juga bisa membuat acara tanpa izin dengan gue, untung lo teman gue, Vi.
Ravi tertawa senang, merasa berhasil dengan rencana yang dia buat untuk gue, "ajak Bayu gak nih? apa Diko juga? atau Fabian?" tawar Ravi lagi
"ajak Kakek Buyut lo kalau masih hidup, Vi." kata gue cepat, udah gerah banget telinga gue lihat Ravi ngomong terus kayak gini.
"yaelah, mulai deh lo, sensi sama gue" jawab Ravi, "santai aja sih, Dar. lagian juga Nadine udah ngasih lampu hijau buat lo kan? walaupun sedikit kurang meyakinkan aja. tinggal Gladys aja tuh, kayaknya agak susah" katanya lagi
"belajar kejiwaan sama siapa lo? kok sekarang jadi sok tau gini, Vi?" tanya gue, jadi sok pintar banget ceramahin gue dari tadi
"yah, gak tahu-tahuan aja lo, Dar" jawab Ravi.
-
biar makin relate jangan lupa follow twitter kita @/zaraavenue ya! ditunggu kehadiran temanteman semuaaaa! terimakasih yang udah bacaaaaaaa!!❤
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] 100ft
Teen Fictionfrom FT to Kansas + kim jongin ft kim jennie. + lowercase toastyjuney, 2018 [ akun toastyjune lupa pass, jadi pindah kesini ya. ]