•| 02 ✓

2.9K 425 24
                                    

Happy Reading!
Jangan lupa vote dan comen yaa sahabat ^-^.

(••••)

"HEH LO YANG KEMARIN NENDANG KALENG KE KEPALA GUE KAN! SINI LO!"

Adela berlari saat mendengar teriakan Yeonjun yang sangat amat menggelegar memenuhi koridor sekolah.

"IYA KAK, TAPI KAN AKU UDAH MINTA MAAF!" Sahut Adela dengan teriakan juga.

Tring!

Gantungan kunci berbentuk lonceng di tas Adela berbunyi ketika Yeonjun menarik tangannya cukup kasar sampai-sampai tubuh nya pun ikut berbalik menghadap kearah pria yang menjulang tinggi tersebut.

Walau masih tetap tinggian Heeseung sih, tapi Yeonjun lebih menakutkan dari pada Heeseung.

"Tanggung jawab, bukannya kabur."

"Aku harus apa kak? Kepala kakak benjol emang?"

"Nih, gara-gara lo."

Adela menelan ludah nya gusar, matanya kesana-kemari sampai ia menemukan sesosok pria jangkung yang baru saja menaiki tangga dengan tas yang dia pakai di pundaknya. panjang umur, baru saja ia memikirkan pria itu.

"Heeseung!"

Heeseung menoleh, ia menatap Adela lalu bergantian menatap Yeonjun. Pria itu menunduk dan berjalan melewati keduanya tanpa berbicara apapun. Benar-benar seperti melewati angin.

"Seung," panggil Yeonjun membuat langkah Heeseung langsung terhenti. "Istirahat kita ngumpul lagi di tempat kemarin."

Adela menggeleng kuat bertanda ia tidak setuju. "Seung, inget kata bunda kemarin."

Yeonjun yang mendengar adela bersuara pun langsung menoleh dengan tatapan heran. "lo siapa nya heeseung sih? ikut campur terus."

Heeseung mendekat kearah Adela dan langsung menarik tubuh gadis itu segera pergi dari hadapan Yeonjun. ia tidak mau Adela ikut di tarik sepertinya. "Saya permisi."

Yeonjun masih terdiam mencerna keadaan yang menurut sangat menjengkelkan.

"Adela Rasya namanya, kenapa bang? lo suka?" Hueningkai datang di belakang Yeonjun secara tiba-tiba.

"Nggak, gue masih punya urusan sama dia."

↱•ᥣ᥆ડꫀᦔ•↲

"Jadi gitu..paham nggak?" Tanya Adela kepada Heeseung yang terus memperhatikan buku penuh dengan angka tersebut.

Sekarang Adela sedang membantu Jungwon, Heeseung dan Ryujin mengerjakan soal fisika. pelajaran kesukaan Adela, namun tidak dengan teman-temannya.

"Jadi itu tinggal di kali aja?" Tanya Jungwon dan Adela pun menggeleng.

"Kan di sini Cos nya 60 derajat, jadi harus di bagi dulu baru di kali." Jungwon dan Ryujin mengangguk paham dengan penjelasan singkat Adela barusan.

Tapi tidak dengan Heeseung, pria itu masih terdiam dan mencoba mencerna soal dan jawaban yang Adela kasih.

"Bukanya di tambah?"

Adela tertawa lalu menepuk pipi Heeseung gemas. "itu V1² sama V2² aja yang di tambah dulu, kalau hasilnya udah ketemu baru di tambah lagi. Ngerti nggak?"

Heeseung menggeleng. "Gue nggak paham."

Jungwon mendengus sebal lalu memukul kepala Heeseung lebih keras dari Adela tadi. "Lemot banget, gemes mau pukul jadinya."

Keempat nya tertawa senang, lalu kembali mengerjakan tugas mereka sampai selesai.

Setelah Jungwon dan Ryujin sudah pulang. Heeseung tetap memilih diam di rumah Adela sampai sore untuk bermain game.

Garis bawahi Untuk bermain game.

"Nenek ke atas dulu sebentar ya nak, ada yang mau nenek kerjakan." Pamit nenek Adela dengan senyum khas nya tanpa gigi.

"Iya nek, mau aku anter naik tangganya?" Tawar Adela yang langsung dapat gelengan dari nenek nya itu.

"Nenek masih muda nak, naik tangga mah urusan kecil bagi nenek."

"Yaudah, nenek hati-hati ya?"

Heeseung menaruh ponselnya di samping Adela lalu berdiri. "Yuk nek, Heeseung anter aja. Apa mau di gendong? Heeseung juga masih kuat loh!"

Nenek nya Adela terkekeh gemas. "Udah gapapa nak, kamu main aja sana."

Heeseung tetap kekeuh membantu nenek Adela sampai di lantai atas. Setelah selesai membantu neneknya Adela, ia kembali turun berniat melanjutkan game nya yang sempat tertunda tadi.

"Hp gue mana?" Tanya Heeseung lalu Adela menunjuk sebelahnya.

Saat Heeseung mengambil ponselnya Adela mencium bau yang amat ia tidak suka. Adela menarik kerah baju Heeseung dan mengendus aroma itu lagi.

Heeseung bingung melihat tingkah Adela yang terlihat seperti anjing sekarang. "Kenapa Del?"

"Lo ngerokok lagi ya?"

Heeseung mengangguk, "Iya."

"Lo suka?"

"Mungkin."

Heeseung menunduk membuat wajah mereka kembali berhadapan seperti kemarin.

Rasanya Dejavu.

"Lo mau gue berenti ngerokok?"

Adela menggeleng, "Nggak, itu kan urusan lo."

"Gue bisa berenti kok kalau lo mau."










(••••)

Hai-hai? Bagaimana chapter kali ini? Ceritanya enak-enak aja kan?.

Semoga kalian betah ya sama cerita ku yang ini,

Kalau begitu terimaksih ^-^.

Next or Bye?

[√] LOSER ; LEE HEESEUNG (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang