•| 05 ✓

1.8K 313 36
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN COMENT YA!!

SELAMAT MEMBACA! ^-^

(••••)

"Aaa.."

Heeseung sedari tadi hanya mendengus sebal, ia merasa tidak nyaman ketika melihat Adela yang sedang menyuapi Jungwon sambil duduk di atas kasur milik anak laki-laki berlesung pipi itu.

Game yang ia mainkan saja rasanya teramat menyebalkan sekarang, semuanya jadi menyebalkan.

Terutama orang yang sedang bermesraan di depannya.

Heeseung berdecak dan terus berganti-ganti posisi duduknya, entahlah mungkin bangku yang sedang ia duduki memang tidak nyaman.

"Kenapa sih kak?" Tanya Adela membuat Heeseung sedikit terkejut.

Dia beneran nurut gue suruh panggil kak?

Heeseung berdeham lalu bangkit, ia berniat keluar dari kamar Jungwon namun pikirannya sudah kesana-kemari membuat ia membatalkan niatnya untuk pergi meninggalkan kedua anak itu bersama.

Gimana kalo Adela di peluk Jungwon?

Gimana kalo Adela di cium sama Jungwon?

Kira-kira seperti itu lah pikiran yang memenuhi otak Heeseung barusan.

Pada akhirnya Heeseung memilih duduk di sebelah Adela yang sedang duduk di tepi kasur milik Jungwon. Jungwon menatap bingung dengan tingkah Heeseung yang berbeda dari biasanya.

"Lo kenapa sih bang? Kok kayak gelisah gitu?" Jungwon pun akhirnya bersuara.

"Nggak usah kepo," Sinis Heeseung membuat Jungwon semakin terheran. "Tugas lo cuman sembuh, biar nggak nyusahin orang."

"Sensi amat kayak lagi dateng bulan."

Adela berusaha menghiraukan Heeseung dan Jungwon yang sedang bercekcok tidak jelas.

Punggung tangan Adela mendarat di kening Jungwon untuk memeriksa suhu tubuh temannya itu. Saat pertama kali kesini tubuh Jungwon benar-benar panas, untungnya sekarang sudah mulai normal kembali.

Heeseung yang melihat itu menjadi semakin tidak tenang, tubuhnya menegak dengan mata yang sedikit membulat.

Heeseung menepis tangan Adela agar menjauh dari kening Jungwon dan langsung menggenggam erat tangan gadis itu. "Astaga Seung, lo kenapa sih?"

Heran Adela tidak lagi dengan embel-embel "Kak" membuat Heeseung terdiam sesaat.

Dirinya sendiri pun tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya, lagi dan lagi ia ingin berkata bahwa dirinya tidak suka melihat Adela begitu dekat dengan Jungwon.

Hanya itu saja yang bisa ia pahami. Sudah lama ia tidak merasakan perasaan seperti ini.

"Udah-udah, gue mau taruh mangkuk nya dulu." Adela melepas genggaman tangan Heeseung lalu pergi keluar kamar Jungwon dengan wajah datar.

Jungwon terkekeh lalu menepuk pundak Heeseung dengan gemas. "Lo cemburu ya?"

Pria jangkung itu juga menoleh cepat menatap Jungwon raut wajah terkejut. "Cemburu? Aneh lo mana ada gue cemburu."

"Hilih, liat tuh muka lo asem banget." Tangan Jungwon mengarahkan wajah Heeseung agar menatap kaca yang cukup besar di dekat kasurnya.

"Ck, kurang kerjaan banget gue cemburu sama si bocil."

Jungwon jadi ingin tertawa, dirinya merasa terhibur dengan kelakuan kakak kelasnya yang satu ini. "Tapi emang di liat-liat Adela cantik loh,"

"Diem."

Jungwon tertawa sambil membaringkan tubuhnya. "Entar habis dari rumah gue, ajak Adela makan dulu ya, katanya dia belum makan dari pagi."

"Ngapain, gue nggak perduli juga."

↱•ᥣ᥆ડꫀᦔ•↲

"Wah gue baru tau loh kalo lo bisa masak." Adela berguman dengan mulut yang penuh dengan nasi.

Sehabis pulang dari rumah Jungwon Heeseung mengajak Adela datang ke rumahnya untuk makan. Karena bundanya tidak masak, sekarang jadi Heeseung deh yang masak untuk Adela makan.

Padahal tadi Adela sudah bilang kalau Nenek nya itu masak di rumah, tapi Heeseung kekeuh agar makan di rumahnya dulu.

Karena dia tahu, sesampainya Adela di rumah pasti tidak langsung makan, malah bermain ponsel sampai malam lalu lupa makan begitu saja.

Jadi sudah jelas, yang di omongkan ke Jungwon tadi hanya kebohongan.

Ia tidak mau Adela kelaparan, apalagi sampai sakit.

"Besok gue buatin bolu deh, sekalian balas budi udah masakin gue hari ini." Ucap Adela semangat.

Heeseung pun jadi tak kalah semangat mendengar kalau Adela akan membuatkan bolu untuknya. "Boleh, besok lo yang anter ya, gue males keluar."

"Ngelunjak, tapi gapapa deh. Besok gue anter bolu nya kesini."

Heeseung tersenyum kecil memandangi Adela.

Baiklah, Heeseung kalah. Dirinya tidak bisa mengelak apa lagi menahan diri nya untuk tidak jatuh kedalam pesona gadis yang satu ini.

Sekuat apapun dia mencoba mengelak, semua nya terasa percuma.

Pada akhirnya pun ia akan terjatuh lagi ke lubang yang sama dimana dirinya sadar bahwa──────










































ia telah jatuh hati kepada Adela.








































































To be continued--

[√] LOSER ; LEE HEESEUNG (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang