•| 03 ✓

2.4K 381 20
                                    

Hai, bagaimana hari nya?
Bahagia selalu yaa ^-^. Jangan lupa vote dan coment untuk bentuk menghargai karya aku hehe.

Selamat membaca..

(••••)

"Dea, ini gimana sih caranya? Gue lupa banget."Tanya Jungwon seraya menyodorkan bukunya kepada Adela yang berada di sebelah nya.

Untuk panggilan Dea, hanya Jungwon saja yang manggil namanya seperti itu. Entahlah bagaimana anak itu bisa mengganti namanya seperti itu.

Jungwon memang orang aneh.

"Oh, ini sama kayak kemarin yang udah gue ajarin juga loh, yang gerak parabola. Inget kan?"

Jungwon mengangguk paham. "ah, inget-inget. Makasii."

"Sama-sama."

Setelah beberapa saat terasa hening, Adela pun menarik pelan baju Jungwon. "Won, lo laper nggak?"

Jungwon menoleh semangat kearah Adela lalu mengangguk. "Laper, hehe."

Adela tersenyum dan langsung mengeluarkan dua bungkus roti miliknya dan dia berikan salah satu nya untuk Jungwon. "Asik!"

Keduanya bukan lagi sibuk dengan soal yang di berikan pak D.O, melainkan sibuk diam-diam memakan roti agar tidak ketahuan ketua kelas.

Tak jarang Jungwon dan Adela cengingisan karena meratapi ulah mereka sendiri. Benar-benar seperti anak kecil.

Fyi, Sebenarnya Heeseung itu lebih tua dari Adela, kelas mereka pun berbeda. Adela dan Jungwon masih berada di kelas 10 sedangkan Heeseung berada di kelas 11.

Kebetulan kemarin materi Fisika di kelas Heeseung sedang mengulang kembali materi yang dulu. Jadi karena Heeseung masih belum paham, kemarin ia ikut gabung saja dengan Adela, Jungwon dan Ryujin.

"Sht!! Makan nggak ngajak-ngajak, bagi dong!" Ryujin menepuk pundak Adela lalu berbisik.

Jungwon yang berniat membagi setengah rotinya kepada Ryujin menjadi terhenti, ketika teman sekelasnya Niki tiba-tiba berteriak.

"IH KOK LO PADA MAKAN DI KELAS?!"

Adela benci Niki, begitu juga Jungwon.

Ryujin sih langsung mengubah posisi nya menjadi pura-pura fokus kepada lembar soal lagi tanpa menghiraukan Jungwon yang masih membeku di posisinya.

Pak D.O yang tadinya sedang duduk bermain hp dengan sangat amat fokus tiba-tiba beralih kepada arah tatapan murid sekelas nya.

Pak D.O berdiri lalu mendatangi meja yang di duduki Jungwon dan Adela. "Kalian makan di kelas?"

Jungwon dan Adela menggeleng, "terus ini apa?"

Pak D.O mengusap sisi bibir Adela yang terdapat coklat dengan sangat jelasnya. Adela merutuki dirinya sendiri, tapi tidak dengan Jungwon.

Dia malah menatap pak D.O tidak suka.

"Kalian berdua, keluar dari kelas saya sekarang. Setelah itu datang ke kantor, bapak tunggu."

Jungwon berdiri lalu menarik tangan Adela pergi keluar dari kelas. "Saya permisi pak, maaf sebelumnya."

Tangan Adela masih menggenggam kuat roti rasa cokelat kesukaannya itu.

"Duduk dulu di sini, gue mau beli minum."

↱•ᥣ᥆ડꫀᦔ•↲

Adela memainkan kukunya, ada rasa bersalah kepada Jungwon. Dia seperti orang yang mengajak ke jalan yang sesat.

"AAA KAGET!!"

Adela memekik kaget ketika Heeseung duduk di sampingnya lalu meniup telinganya hingga menimbulkan suara grumuh.

"Katanya lagi pelajaran Fisika? Kok di luar?"

Adela memegang telinganya sendiri. "Tadi gue sama Jungwon ketauan makan di kelas, Haha." tawanya garing.

"Makan apa?"

"Roti."

Heeseung menarik telinga gadis di sampingnya itu gemas. "Gue bilangin nenek ya, Adela lagi belajar di kelas malah makan."

"Jangan dong, gue takut nenek marah."

"Kemarin aja lo cepu kan ke bunda, masa gue nggak boleh cepu juga?"

Heeseung terkekeh mendengar helaan nafas Adela yang terdengar sangat pasrah itu. "Ini lagi makan nya aja berantakan, makan tuh jangan kayak babi coba."

Heeseung membersihkan sisa-sisa cokelat yang terdapat di sisi bibir Adela lalu perlahan sisi bibirnya mengukir sebuah senyuman tanpa ia sadari.

"Seung, kok lo nggak nyebelin kayak biasanya? Habis kenapa lo?" Tanya Adela heran.

Jujur saja, Heeseung sendiri pun tidak tahu apa yang membuat dirinya mencoba lebih terbuka pada gadis di hadapannya sekarang. Entah dorongan dari mana yang membuat dirinya ingin lebih dekat dengan Adela, semuanya terasa nyaman jika mereka sedang bersama.

"Jadi lo mau gue ceburin lagi ke selokan perumahan kayak dulu?"

"Y-ya nggak gitu juga, itu kan salah lo ngapain main sepeda nya kenceng banget, sampe nabrak gue yang habis beli gula di warung."

Heeseung selalu tertawa jika mengingat kejadian 2 tahun lalu yang membuat dirinya bisa berteman dengan Adela sampai sekarang.

Jungwon datang dengan dua botol minuman bersoda di tangannya lalu menatap Heeseung heran. "Loh bang Heeseung? Bolos lagi ya lo?"

Heeseung mengangguk, "Iyaa, bosen di kelas cuman di kasih tugas doang."

Jungwon ikut mengangguk seraya memberikan salah satu minuman itu kepada Adela. Namun sebelum di berikan, Jungwon sudah lebih dulu membuka tutup botol nya.

"Udah gue bukain, lo kan suka lebay kalo di depan cowok."

Adela memasang muka sebal lalu mencubit perut Jungwon. "Awas ya lo, nggak gue masakin bolu kukus lagi,"

"Jangan dong, bolu buatan lo kan paling the best, hehe."

Heeseung menyerit, dirinya belum pernah merasakan bolu buatan Adela. Malah dirinya tidak tahu jika Adela bisa buat bolu.

Walau sebenarnya tak jarang juga di rumahnya tercium wangi pandan yang amat melekat, Heeseung hanya mengira kalau itu bundanya yang sedang membuat kue, bukan Adela.

Tapi tetap saja, Heeseung pun ingin mencoba bolu buatan Adela.

"Gue juga mau."

Kali ini Jungwon dan Adela yang menyerit heran menatap Heeseung yang tiba-tiba bersuara dengan wajah datar.

"Mau apa?"

"Bolu buatan, Adela."











 





Next??

[√] LOSER ; LEE HEESEUNG (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang