18

79 12 24
                                    

Jeongyeon meneliti wajah gadis di hadapannya ini, air caramel latte miliknya sudah dingin kerana dibiarkan tak disentuh. Jeongyeon begitu asyik melihat gadis yang mengatakan dia adalah kembar Jeongyeon.

" uhm, rasanya dah boleh stop kot? Its been 30 minutes and you literally stared at your own twin, "

" weh, sumpah lah? "

" apa ni? Sumpah apa ni? "

Jeongyeon tak menjawab dan dia kembali merenung wajah Juyeon. Juyeon akhirnya menolak dahi Jeongyeon perlahan membuat gadis itu kembali sedar.

" kau ni, ada kena pijak sekejap lagi, "

" jap, so kau kakak aku ke adik aku? "

" kakak, "

" eleh yelah tu, aku rasa kau adik aku, "

Juyeon mengeluarkan sehelai dokumen lalu diberikan kepada Jeongyeon. Juyeon tak bercakap banyak dan dia biarkan sahaja Jeongyeon meneliti dokumen itu sendiri.

" kau lahir 1 november kan? "

" ya, pukul 1:05 pagi, "

" aku lahir 31 oktober, 12:59 pagi, "

" eh? Jadi birthday kita lain? "

Juyeon hanya mengangkat kedua bahunya, dia sendiri tak pasti nak cakap soal tu macam mana. Tapi boleh dikatakan mereka kembar tapi berbeza tarikh lahir.

" macam mana aku hidup dengan memori yang salah? "

Juyeon menarik nafas panjang, agak berat sebenarnya untuk dia ceritakan perkara sebenar pada Jeongyeon. Namun, dia perlu perbetulkan semua ini demi kebaikan semua orang.

**

flashback

Juyeon memandang kemalangan yang baru sahaja berlangsung di hadapannya, otaknya sedang memproses kejadian sebentar tadi. Encik Yoo sudah berlari ke arah Juyeon lalu mendukung anaknya itu dan beredar dari tempat kejadian.

" a—appa..? "

" shh, Juyeon dah buat yang terbaik, okay? "

Ujar Encik Yoo lalu mereka masuk ke dalam sebuah kereta MPV berwarna putih, seorang wanita berpakaian serba putih sedang menunggu mereka.

" macam mana? Semua dah settle? "

" semua dah settle, Jaemin dah mati, "

Juyeon memandang wanita yang barusan berbicara dengan Encik Yoo. Kaca mata hitamnya ditanggalkan lalu wajah wanita itu kelihatan dengan sempurna.

" eh? Bukan ke ni omma Jaemin oppa? "

Wanita itu tersenyum sinis, rambut Juyeon dirapikan lalu pipi anak kecil itu diusap dengan lemah lembut. Juyeon sudah mengerutkan dahinya memandang Puan Park.

" mulai hari ni Juyeon akan duduk dengan omma okay? "

" e—eh? Tapi appa..? "

" Juyeon kena ikut omma, kalau Juyeon nak appa selamat, "

Juyeon mengerdipkan matanya beberapa kali lalu akhirnya dia menangguk tanda setuju dengan permintaan Puan Park itu tadi. Puan Park menyerahkan sebuah beg berwarna hitam kepada Encik Yoo.

" 1 juta won seperti yang kita janjikan, dan jangan lupa untuk uruskan Jeongyeon sebab tadi isteri kau bawa dia lari dari kawasan tu, "

" oh, jangan risau. Aku dah uruskan soal perempuan tak guna tu, hanya tinggal Jeongyeon sahaja, "

𝘤𝘩𝘪𝘭𝘥𝘩𝘰𝘰𝘥 𝘧𝘳𝘪𝘦𝘯𝘥. 𝙫𝙢𝙞𝙣Where stories live. Discover now