17

135 11 30
                                    

" aku bukan tak nak, cuma takut mengecewakan, "

Ujar Jeongyeon jujur, sikapnya memang begini dengan mana-mana lelaki yang cuba untuk membuka hatinya. Jeongyeon terlalu sibuk untuk fikir tentang cinta, dia perlu selesaikan sesuatu yang lebih penting.

Mungkin, selepas selesai perkara tersebut baru hatinya akan lebih tenang dan berfikir soal cinta. Buat masa ni, dia perlu fokuskan perkara yang penting dan cinta tak begitu penting baginya.

" kau tau? Kau tak mungkin mengecewakan tapi akan dikecewakan, "

" maksud kau? "

" hm? Tak, tak ada apa, "

Jeongyeon mengerutkan dahinya, wajah Taehyung dijelingseketika. Jeongyeon kemudiannya fokus melihat telefonnya, beberapa dokumen yang dikirim oleh seseorang diteliti dengan lama.

" kau tengok apa? "

" kau tak perlu tau lah, "

" sayang, "

" kepala hotak kau! "

Jeongyeon menepuk bahu Taehyung seketika, mereka berdua kemudiannya tertawa riang. Jeongyeon mematikan telefonnya lalu berbual bersama Taehyung seperti tiada apa-apa berlaku sebentar tadi.

**

" i think, we should stop, "

Jeongyeon memandang ke arah dua rakannya, air tehnya dihirup seketika. Yoojung kelihatan begitu serious namun wajah Soyeon yang sedikit ragu-ragu buat Jeongyeon tertanya-tanya.

" Soyeon-ah..? "

" aku tak setuju lah Yoojung, i think we should dig on this case a bit more, "

Yoojung mengeluh perlahan, Jeongyeon biarkan saja mereka berdua berbicara, takut kalau dia masuk campur nanti jadi pergaduhan pula.

" Jeong, aku ada benda nak cakap dengan kau ni, "

" hm? "

" Park Jimin, kau tau tak dia siapa? "

" ketua pengawas sekolah aku, kenapa? "

Wajah Yoojung berubah mendadak, Jeongyeon jadi keliru dengan Yoojung begitu juga dengan Soyeon. Kedua-dua rakannya itu seakan mengetahui sesuatu yang dia sendiri tak tahu.

" Jimin tu, adik Jaemin dan abang kepada Park Jaehee, remember them? "

" n—no, you're kidding. This is not funny— "

" we're serious, "

Jeongyeon terdiam memandang wajah Yoojung dan Soyeon, ya kedua-dua gadis itu kelihatan sangat serious dan mereka tak bergurau soal apa yang mereka katakan tadi.

Seketika minda Jeongyeon memutar kembali saat dia bersama Jimin, kini baru dia rasa pelik. Setahu Jeongyeon, Jimin tak pernah serious dengan mana-mana perempuan.

Jeongyeon jadi terfikir, adakah Jimin sekadar bermain dengan emosinya untuk membalas dendam? Jika benar, Jeongyeon bersedia untuk semua itu, asalkan dia tak lagi hidup di dalam kesengsaraan.

" Jeong..? "

"it's okay, kalau memang semua ni part of his plan, aku boleh terima. Aku faham kenapa dia bertindak sampai macam ni, "

" you love him, doesn't you? "

Jeongyeon mengeluh perlahan, pandangannya di alihkan ke arah lantai. Sejujurnya dia tak tahu apa yang dia rasakan terhadap Jimin, bahkan dia sedang keliru.

" i don't deserve him, "

" you really love him, "

Jeongyeon sekadar tersenyum lemah, apakan daya? Dia juga bersalah dalam hal yang terjadi beberapa tahun lepas. Jeongyeon juga pasti Jimin dah lama menyimpan dendam terhadapnya.

" Jeongyeon? "

Sedang Jeongyeon asyik tenggelam dalam fikirannya, suara Taehyung membuat gadis itu tersadar. Jeongyeon terus memandang ke arah Taehyung yang sedang tersenyum kepadanya.

" kau buat apa dekat sini Taehyung? Ni mesti kau jumpa scandal kan? "

" scandal? Aku mana ada scandal dah, "

" serious lah? "

" serious, i'm waiting for you, "

Terdiam Jeongyeon dibuatnya, gadis itu mengerdipkan matanya beberapa kali. Taehyung sudah tertawa halus seraya tangannya mengusap rambut Jeongyeon perlahan.

" oh ya, tadi aku rasa aku nampak kau dekat mall. Tapi aku panggil kau, kau palau je, "

" hm? Mall? Aku dari tadi dekat sini, "

" ha?! Kau jangan cakap— "

" pagi-pagi macam ni kau nak kata ada hantu? How old are you Taehyung-ssi? "

Taehyung dan Jeongyeon tertawa kecil selepas merasakan apa yang Taehyung ingin katakan tadi tak masuk akal. Namun, Jeongyeon terfikir betul ke Taehyung nampak dia?

Jadi pelik pula sebab Jeongyeon memang dari tadi duduk di kafe ni bersama dua orang rakannya itu. Kalau betul pun mungkin ia seseorang yang bermuka sama seperti Jeongyeon atau lebih tepatnya tujuh kembar Jeongyeon.

**

Jeongyeon menghirup udara segar di sungai Han, selepas lepak bersama rakan-rakannya, Jeongyeon putuskan untuk bersiar-siar sambil menikmati alam semulajadi.

" Yoo Jeongyeon..? "

Jeongyeon membuka matanya lalu dia memandang seorang gadis di hadapannya seketika. Jeongyeon sedikit keliru dan bahkan dia terkejut dengan apa yang dia lihat saat ini.

Gadis di hadapannya ini menyerupai dirinya, semuanya sangat sama, bahkan ketinggian mereka juga. Perbezaannya hanyalah Jeongyeon berambut panjang dan gadis di hadapannya ini berambut pendek.

Jeongyeon mengerdipkan matanya beberapa kali, berfikir mungkin ini hanyalah mimpi. Tangannya dicubit seketika, terasa sakit, maksudnya ini bukan mimpi?

" s—siapa kau? Kenapa rupa kau sama dengan aku? "

" hi, aku Yoo Juyeon, your twin, "

Jeongyeon membeliakkan matanya mendengar kata-kata gadis itu tadi. Juyeon mengambil tempat bersebelahan dengan Jeongyeon, gadis itu memandang Juyeon dengan seribu satu persoalan bermain di mindanya.

" kau serious dengan apa yang kau katakan tadi? Kau bukan mitos kembar 7 tu? "

" i'm your real twin, kita berpisah 12 tahun lepas, and you are living with a wrong memory, "

" wrong memory..? "

" yang bersalah atas kematian Jaemin itu aku, bukan kau, "

Berkerut dahi Jeongyeon mendengar kata-kata Juyeon sebentar tadi. Semuanya terasa pelik dan aneh bagi Jeongyeon, bagaimana semua ni terjadi? Kenapa pula Jeongyeon hidup dengan memori yang salah?

Bagaimana Jeongyeon boleh dapat memori yang salah? Semuanya terasa begitu aneh baginya, dan perkara ini cukup pelik sebenarnya.

tobecontinue

okay so
untuk mengelakkan
kekeliruan aku sertakan
gambar Juyeon
as known as
watak baru 😝

okay sountuk mengelakkankekeliruan aku sertakangambar Juyeonas known aswatak baru 😝

Alamak! Gambar ini tidak mengikut garis panduan kandungan kami. Untuk meneruskan penerbitan, sila buang atau muat naik gambar lain.
𝘤𝘩𝘪𝘭𝘥𝘩𝘰𝘰𝘥 𝘧𝘳𝘪𝘦𝘯𝘥. 𝙫𝙢𝙞𝙣Tempat di mana cerita hidup. Terokai sekarang