Haechan terbangun ketika merasakan sebuah tangan menepuk pelan pipinya, saat ia membuka matanya ia melihat wajah Minhyung yang terlihat baru saja mandi, terbukti dengan rambutnya yang masih meneteskan air dan tubuh bagian bawahnya yang terbalut handuk.
"Eungh..." Haechan meregangkan tubuhnya sejenak sebelum ia mendudukkan dirinya, dia menatap sosok Minhyung yang terlihat sedang memakai bajunya. Haechan menguap dan mengucek matanya,
"Cepat mandi, hari ini kau harus pergi ke cafe untuk menggantikanku," suara Mark terdengar, dia sudah rapi dengan setelan jas-nya.
"Menggantikanmu? untuk apa?" tanya Haechan,
"Akan aku jelaskan di perjalanan nanti, sekarang cepat mandi," jawab Mark.
"Perlu bantuan?" Minhyung yang selesai memakai bajunya menggendong Haechan tanpa menunggu jawaban dari si manis dan membawanya menuju ke kamar mandi.
"Jangan terlalu lama, Mark tidak suka keterlambatan," pesan Minhyung sebelum menutup pintu kamar mandi dan meninggalkan Haechan agar dia bisa melakukan kegiatan membersihkan diri.
Selepas mandi dan memakai baju, Haechan menyusul menuju ke mobil, tadi Mark berpesan kalau Haechan tidak perlu makan karena dia akan sarapan di restoran bersama dengan orang yang akan dia temui nanti.
Haechan memasuki mobil, dia berangkat bersama dengan Minhyung dan Mark dengan Minhyung yang menyetir.
"Dengar, hari ini kau harus bisa membawa pria itu ke hotel. Nama samaranmu Kim Dongbin, siswa SMA yang sedang mencari seorang 'Tuan' untuk memberikanmu uang. Jika dia bertanya tentang kehidupanmu, bilang padanya kalau itu privasi, kau hanya akan menjadi sugar babynya tidak lebih. dan aku ingin kau bertindak menggoda agar dia bisa kau bawa ke hotel dengan mudah," penjelasan Mark disimak oleh Haechan dengan teliti, kepalanya mengangguk mengerti di akhir penjelasan.
"Apa yang akan aku dapatkan?" tanya Haechan dengan polosnya,
"Tidak ada, kau akan membantu tanpa dibayar. Jika berusaha kabur atau berusaha untuk mati aku akan meledakkan rumah keluargamu," jawab Mark sembari kembali menatap lurus ke jalan."Aku akan memberikan apa yang kau mau," ucap Minhyung.
Raut wajah Haechan yang tadinya murung perlahan kembali bersinar mendengar jawaban Minhyung."Termasuk membiayai sekolah kedua adikku?" tanya Haechan.
"Ya, itu mudah. Asal kau melakukan semua tugasmu nanti dengan baik," jawab Minhyung.Mendengar itu Haechan bersorak gembira dalam hati, setidaknya Minhyung bisa menghiburnya. Tidak seperti jelmaan iblis disamping Minhyung bernama Mark Lee itu.
Sudah dingin, pelit pula.Begitu sampai di depan restoran tempat mereka melakukan janji, Haechan keluar sendiri sedangkan Mark dan Minhyung mengawasi dari luar dari cctv dan perekam suara yang sengaja di pasang di baju yang dipakai oleh Haechan agar lebih mudah mengawasi keduanya.
Sasaran mereka kali ini namanya adalah Kim Mingyu, salah satu pengusaha ternama. mereka dibayar bukan untuk membunuh, melainkan untuk memberikan sedikit pelajaran untuk Mingyu. Dari mantan pacaranya lebih tepatnya, dia ingin agar Mingyu merasakan bagaimana rasanya disiksa seperti Mingyu menyiksanya dulu.
Haechan duduk berhadapan dengan Mingyu, tadi Mark sempat memperlihatkan bagaimana tampang Mingyu ini. Apalagi Mingyu sudah memesankan tempat untuk mereka,
"Maaf, menunggu lama ya?" tanya Haechan begitu dia mendudukkan diri di kursi, tatapan Mingyu tak luput dari Haechan sedikitpun dari atas hingga bawah.
"Sexy," batinnya.
Mingyu akhirnya mengulas senyum setelah puas memandangi Haechan,
"Tidak, pilihlah menunya. Maaf karena mengajakmu bertemu disaat sarapan, hari ini aku hanya memiliki jadwal kosong di pagi hari," ucap Mingyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THAT XXX (END)
FanfictionSepanjang hidup Haechan berjalan, dia belum pernah bertemu orang seperti Mark. Hati dan sifatnya begitu dingin hingga rasanya Haechan ingin mati saja daripada bersanding dengan Mark. ...