Denting jam dinding di kamar itu menjadi pengiring indah yang mengisi telinga Haechan, di pagi hari ini pikiran Haechan sudah melayang entah kemana, yang pasti dia hanya menatap kosong ke arah langit-langit kamarnya alih-alih menatap Mark atau Minhyung yang masih tertidur disampingnya.
Bahkan ketika jarum jam menunjukkan sudah menunjukkan pukul sembilan pagi Haechan masih belum ada niatan untuk membangunkan kedua tunangannya ini. Haechan menghembuskan nafas, terasa sangat berat. Dan hal itu membuat Mark dan Minhyung terbangun,
"Hey, what's wrong?" tanya Minhyung. Hening beberapa saat sebelum akhirnya Haechan merengek,
"Hiks...aku bermimpi zombie. Aku benci zombie...hiks.." Haechan berucap dalam pelukan Minhyung. Melihat itu Mark hanya bisa menghela nafas, dia kira sesuatu yang buruk menghantui pikiran Haechan.
"Lain kali kami akan datang untuk memusnahkan zombie-nya." Mark memeluk Haechan dari belakang, ikut memberikan kehangatan pada Haechan.
"Hari ini aku ingin mengunjungi Dongsook." ucap Haechan.
"Sarapan disana juga?" tawar Minhyung yang dibalas anggukan oleh Haechan. Ini sudah satu minggu semenjak Dongsook pulang dari rumah sakit, dan kini perempuan itu tinggal di apartemen baru yang dibelikan oleh Haechan, bersama dengan seorang maid yang akan menemani Dongsook dan melayani saudara perempuannya itu.
"Ya, suruh maid disana untuk memasak samgyetang, aku ingin itu." ucap Haechan.
"Baiklah, sekarang kita bersiap terlebih dahulu." Mark melepaskan pelukannya kemudian mengangkat tubuh Haechan dan berakhir Haechan dalam gendongan Mark.
Tidak ada yang special dikeseharian Haechan, dia hanya bermain dirumah ditemani Mark dan Minhyung, kadang juga Jaemin datang kemari atau menjenguk Dongsook seperti hari ini.
Setelah selesai bersiap, kini mereka dalam perjalanan menuju ke apartemen Dongsook. Haechan yang tak mau duduk sendirian dibelakang menginginkan tempat dipangkuan Mark, karena Minhyung yang menyetir hari ini.
Haechan menarik tangan Mark dan membuat tangan Mark mengusap-usap perutnya, dengan kepala yang bersandar ke dada Mark.
"Daddy! aku mau cake, ayo beli.." kepala si manis tertuju pada Minhyung yang menyetir, mau tak mau Minhyung menyusuri jalan dan menepi ketika melihat toko cake.
Haechan langsung turun begitu mobil berhenti, berjalan dengan riang ke dalam toko. Hari ini dia memakai hoodie warna cream kebesaran dan celana pendek diatas lutut berwarna putih.
"Tolong redvelvet cake-nya satu slice, cheese cake juga. Dan juga...tiramisu." ucap Haechan begitu berdiri dihadapan etalase yang penuh dengan cake. Si pegawai mengangguk dengan senyum lalu menyiapkan pesanan Haechan.
Minhyung yang mengantarkan Haechan membeli kue berdiri disamping Haechan,
"Ada lagi?" tanya Minhyung,
"Aku mau smoothie juga." ucap Haechan, si manis kemudian beranjak dari depan etalase menuju ke meja kayu bersusun yang memajang banyak roti lainnya,
"Strawberry yoghurt smoothie satu, dan two cups arabic coffe." ucap Minhyung kepada pelayan yang berjaga khusus untuk minuman disana.
"Mohon ditunggu." ucap si pelayan. Kemudian Minhyung kembali menatap Haechan yang asik memilih makanan, perasaan Minhyung tidak enak, mereka di awasi. Pria itu menatap Mark yang kini terlihat menghisap batang nikotin dengan jendela mobil yang terbuka, sepertinya dia juga menyadari kalau mereka bertiga sedang diawasi.
Minhyung menatap ke arah cctv yang ada di dalam toko sejenak kemudian berjalan menuju ke kasir untuk membayar pesanan mereka. Haechan bahkan membawa nampan berisi beberapa kue kering.
KAMU SEDANG MEMBACA
THAT XXX (END)
FanfictionSepanjang hidup Haechan berjalan, dia belum pernah bertemu orang seperti Mark. Hati dan sifatnya begitu dingin hingga rasanya Haechan ingin mati saja daripada bersanding dengan Mark. ...