Hari setelah Haechan menemukan mayat di rumahnya, sudah dua hari sejak saat itu, Dongsook masih belum pulang dari perjalanan bisnis jadi Haechan belum sempat ke apartemen saudarinya itu. Penyelidikan dua hari yang dilakukan pun mendapatkan beberapa kesimpulan,
1. Wanita yang disekap adalah wanita yang dinyatakan hilang 28 tahun yang lalu bernama Patricia Rose.
2. Kemungkinan besar Ayahnya terobsesi pada Rose dan menyekapnya karena ditemukan alat-alat aborsi disana namun janin tidak ditemukan dimanapun.
Haechan masih penasaran, apa Ayahnya mempunyai alasan lain kenapa menyekap Rose? ataukah memang Ayahnay mengidap penyakit kejiwaan yang membuat Ayahnya bertindak sedemikian rupa? Tidak ada yang bisa digali informasinya, semuanya terasa sangat buntu karena Ayahnya sudah meninggal.
"Hei, apa yang kau pikirkan?" suara itu membuat Haechan bangun dari lamunannya, tadinya dia sedang menikmati pagi di balkon sembari menikmati angin sejuk dan suara kicauan burung.
"Tidak ada, hanya beberapa hal. Daddy tidak pergi dengan Jung?" Haechan membalik tubuhnya dan mengalungkan tangannya ke leher Minhyung, pria yang lebih tua menahan pinggang Haechan. Mereka masih berada di Paris, pasca pesta pertunangan Jayden kemarin.
"Masih lama, lagipula kan kau ikut." jawab Minhyung, ia mengecup bibir Haechan beberapa kali sebelum akhirnya melumat bibir hati itu dengan lembut dan sedikit menuntut.
"Emh.." tangan Haechan bergerak mengusap tengkuk Minhyung kemudian bergerak naik meremat helaian rambut Minhyung.
"Daddy Mark kemana?" tanya Haechan ketika Minhyung melepaskan pangutan mereka dan beralih mengecupi bahu Haechan yang terekspos karena hanya menggunakan kimono tidur yang menutupi tubuh bagian atasnya.
"Ke Gym." jawab Minhyung, dia menghisap bagian tulang selangka Haechan dan meninggalkan bekas disana, Haechan membiarkan tangan Minhyung meremas pantatnya sebelum menggendong tubuhnya masuk ke dalam apartemen, mendudukkan tubuhnya disofa sedangkan Haechan dalam pangkuannya. Keduanya kembali saling memangut bibir satu sama lain, saling mencecap rasa manis dari sarapan manis yang tadi mereka makan.
Haechan hafal, Minhyung ini suka sekali dengan morning sex, entah saat mereka mandi atau baru bangun tidur dan setelah sarapan seperti ini. Pagi-pagi memang rawan horny, Haechan juga mengakui itu.
Maka ketika Haechan melepaskan tali kimono dan celana dalamannya, Minhyung ikut melepaskan boxernya, miliknya sudah tegang, tadinya dia bermain solo di kamar mandi ternyata tidak berhasil jadi dia langsung menghampiri Haechan yang termangu di balkon.
Tanpa memberikan foreplay pada lubang Haechan terlebih dahulu, Minhyung mendorong masuk miliknya, merasakan sempitnya lubang Haechan yang memijat penisnya. Haechan kalau sedang mood menyukai sex tanpa foreplay, meskipun lubangnya terasa sakit tapi kenikmatannya berbeda. Maka Haechan mendorong tubuhnya kebawah, membiarkan penis milik Minhyung semakin masuk hingga tertelan habis oleh lubangnya.
Keduanya mendesah nikmat dan berhenti beberapa saat sebelum Minhyung kembali mencium bibir Haechan dan si manis mulai menaik-turunkan tubuhnya perlahan, membiasakan diri karena tidak memakai pelumas atau melakukan foreplay. Bibir Minhyung berpindah ke leher jenjang Haechan, kembali mengukir jejak disana sedangkan Haechan yang sudah mulai terbiasa mulai bergerak lebih cepat dengan kedua tangan yag berpindah ke bahu Minhyung.
"Ahh...ahh...eungh...I like it..ahh.." racau Haechan. Si manis mengejar pelepasannya, telapak tangan Minhyung beralih ke nipple membengkak milik Haechan sudah keras dan mencuat, memainkannya untuk membangkitkan semangat Haechan untuk mengejar pelepasannya. Gerakan Haechan semakin cepat dan tak beraturan, Minhyung menahan pinggul Haechan, bibirnya meraup dada Haechan kemudian mengulumnya, pinggulnya bergerak cepat dibawah sana membuat Haechan mendongak dan mendesah semakin keras ketika ujung penis milik Minhyung terus menumbuk prostatnya. Cairan precum sudah membasahi perut Minhyung dan Haechan, si manis mendapatkan pelepasannya lebih dulu dengan Minhyung yang masih bergerak brutal mencari kepuasannya. Haechan mengetatkan lubangnya beberapa kali, hingga Minhyung akhirnya mengeluarkan spermanya dalam perut Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
THAT XXX (END)
FanfictionSepanjang hidup Haechan berjalan, dia belum pernah bertemu orang seperti Mark. Hati dan sifatnya begitu dingin hingga rasanya Haechan ingin mati saja daripada bersanding dengan Mark. ...