30. It's not a dream

5.5K 605 135
                                    

Sore itu ketika Haechan dan Mark masih terlelap di dalam mimpi, seseorang masuk ke dalam kamar dan berjalan menghampiri Haechan. Membangunkan si manis dengan cara mencubit pelan pipinya, 

"Eungh.." Haechan membuka matanya dan melihat Lucas yang berdiri disampingnya, 

"Lucas, bagaimana kau bisa masuk?" Haechan menatap kaget kearah pria itu, 

"Ssst, bangunlah." Lucas meraih tangan Haechan dan membantu lelaki itu untuk bangkit dari ranjang dengan perlahan agar Mark tidak bangun.  

"Lucas-"

"Dengarkan aku baik-baik Haechan, aku ingin kau membantuku untuk ini." ucap Lucas. 

"Membantu?? apa?" tanya Haechan. 

"Tapi percayalah padaku, apapun yang aku katakan itu semua benar dan aku tak ada niatan untuk membohongimu." ucapan Lucas semakin membuat Haechan penasaran, apa keadaannya segenting ini?

"Apa?" 

"Aku bisa melihat masa depanmu, dan aku tidak bercanda." ucap Lucas.

"Melihat masa depan? kau-"

"Aku sudah mengawasimu sejak lama Haechan, dan untuk ini aku ingin mengubah takdir kalian. Setelah ini selesai aku janji kalau kau akan hidup bahagia dan tenang setelahnya, aku juga akan pergi." ucap Lucas. 

"Katakan padaku apa yang kau lihat." ucap Haechan. 

"Seseorang dari keluarga Harrison akan datang, dia melakukan semua rencana yang sudah dia siapkan secara matang, dia mengincarmu, namun karena kau selamat dari pengeboman di perusahaan Mark, kau kehilangan kedua kakimu." penjelasan Lucas disimak dengan teliti oleh Haechan, meskipun kesannya tidak masuk akal tetapi mengingat kalau Mark memiliki banyak musuh sepertinya.

"Siapa keluarga Harrison itu? dan kenapa?" tanya Haechan. 

"Salah satu korban Mark yang memiliki dendam mendalam, anak itu kehilangan seluruh anggota keluarganya dan sudah menyusun rencana balas dendam sejak dia berumur 10 tahun. Dan dia berbahaya." Lucas memgang bahu Haechan,

"Aku sudah menyiapkan sebuah rencana besar, yah walaupun aku harus mengambil dan mengacaukan ingatanmu agar tidak ada yang curiga." ujar Lucas.

"Lalu mereka berdua?" tanya Haechan sembari menatap Mark,

"Tenang saja, mereka akan aman. Kupastikan kalian bertiga aman. Kau hanya perlu menyetujuiku." Lucas menatap Haechan untuk meyakinkan, dan pada akhirnya si manis menganggukkan kepalanya. 

"Mungkin kau akan tertekan setelah ini, tapi kau tak akan membenciku Haechan." Lucas hendak melakukan penghilangan ingatan Haechan, namun Haechan menahan tangannya.

"Kenapa kau begitu peduli denganku sampai seperti ini?" tanya Haechan. Mendengar pertanyaan itu Lucas tersenyum,

"Karena aku ditugaskan untuk menjagamu." jawab Lucas sebelum akhirnya dia membuat Haechan pingsan dengan sekali sentuhan di pelipisnya. 

Setelahnya dia melakukan hal yang sama pada Mark, bedanya pria itu bahkan tak sadar kalau dirinya sudah pingsan. Setelah itu dia membiarkan anak buahnya membawa tubuh seseorang yang sudah dia penggal kepalanya, bagi Lucas memalsukan DNA itu sangat mudah bahkan sampai ke titik darah dan kulit seseorang. Tubuh dengan kepala terpenggal itu ditaruh di depan kasur, bahkan Lucas tak segan untuk mencecer darah dari kepala ditangannya itu keseluruhan kamar, bau anyir bahkan sampai tercium dengan jelas. 

Lucas membangunkan Haechan, menghipnotisnya untuk memegang pisau dan menusuk tubuh mati itu berkali-kali. Sementara itu Lucas mengawasi dari pojok kamar, Haechan tak bisa melihat Lucas, laki-laki itu hanya fokus dengan tubuh di depannya, menusukkan pisau belati itu pada tubuh tanpa kepala itu berkali-kali hingga ketika Lucas menyuruh Haechan untuk berhenti lelaki itu berakhir menangis meringkuk di depan pintu sebelum keluar darisana. 

THAT XXX (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang