Bonus Chapter 1

7.6K 652 40
                                    

"Markiee...mau gendong." Haechan melebarkan kedua tangannya ketika mereka baru saja bangun dipagi hari, kehamilan Haechan sudah memasuki bulan rawan alias besok Haechan harus ke rumah sakit untuk mulai mendapatkan treatment dan berjaga-jaga kalau anak-anak mereka akan lahir. Ini sudah bulan kesembilan, namun Haechan belum menampakkan tanda-tanda harus melakukan operasi untuk melahirkan kedua anak mereka. 

Mark yang tadinya hendak lebih dahulu menuju ke kamar mandi mau tak mau menuruti keinginan Haechan, meskipun kini dia sedikit kesusahan menggendong Haechan karena yang Haechan kandung bukan satu anak. 

"Daddy Minhyung sudah ke rumah sakit lebih dulu ya?" tanya Haechan ketika ia sudah berada dalam gendongan Mark -brydal style ya yeoreobun-. Mata bulat itu menatap wajah tegas Mark dari bawah, 

"Dia sedang mengurus perusahaan, pembukaan gedung perusahaan baru." jawab Mark.

"Jadi dia tidak akan ikut di rumah sakit?" tanya Haechan dengan raut wajah kecewanya.

"Dia akan kembali sekarang kalau kau yang meminta." Mark membawa Haechan ke kamar mandi untuk membersihkan diri, jadwal mereka kontrol jam sebelas pagi sebelum Haechan diperbolehkan untuk beristirahat di kamar rumah sakit. 

Selama hamil tua ini, Haechan hanya memakai jaket kebesaran yang diberikan oleh Mark dan juga celana hitam pendek untuk menutup bagian bawahnya, itupun Minhyung yang memesan kepada desainer agar tidak mengganggu Haechan, dibuat dengan bahan terbaik dan dibuat hanya untuk Haechan. 

Mark membantu Haechan melepaskan baju yang menutup tubuhnya, seringkali Mark merasa bersalah ketika melihat Haechan sekarang. Mengandung anak rupanya tak seperti yang Mark lihat di film, ia jadi merasa bersalah saat dulu mengingat dirinya yang memperlakukan Haechan seenaknya.

"Mark, are you okay?" tanya Haechan ketika Mark malah melamun sembari menatapnya.

Mark tersadar dari lamunannya, ia kemudian tersenyum dan membubuhkan satu kecupan di bibir Haechan. 

"Duduklah dulu, akan aku siapkan dulu." titah Mark sembari menuntun Haechan agar duduk dulu dikursi yang memang diletakkan disana atas saran Minhyung, melihat Haechan yang sering kelelahan bahkan hanya untuk berdiri membuat Minhyung tidak tega. Mark juga jadi lebih lembut padanya, Haechan turut bahagia dengan perubahan Mark. 

"Mark, bisakah kita membawa mesin pembuat cotton candy ke rumah sakit?" pertanyaan Haechan membuat Mark yang sedang menuangkan sabun ke dalam bak mandi menoleh dengan kening berkerut, apalagi permintaan Haechan ini?

"Aku akan menyuruh pelayan membuatkan cotton can-" belum selesai Mark berbicara, Haechan sudah memotong ucapannya. 

"Aku mau membuatnya sendiri!" protes Haechan. 

Mark menghela nafas, ia berdiri dan meraih tangan Haechan. "Baiklah, nanti akan kusuruh Jeno membelikannya." Mark berucap lalu menarik pelan Haechan agar masuk ke dalam bathup. Tadi memang sekalian Minhyung sudah menyiapkan air hangat untuk Haechan mandi, jadi tinggal menuangkan sabun dan masuk ke dalam bathup.

Haechan bersenandung senang ketika keinginannya dituruti oleh Mark, duduk dipangkuan lelaki yang sebentar lagi akan menjadi Ayah sekaligus suaminya itu. Oh iya, mereka merencanakan pernikahan setelah Haechan melahirkan. Lebih tepatnya seminggu setelah anak-anak mereka lahir nantinya, mengadakan sebuah private party dengan tamu undangan semua kolega organisasi XXX di pulau pribadi milik Lee's brother. 

Perencanaan pesta juga sudah matang dan tinggal eksekusi, Haechan juga sudah melakukan fitting baju dan memilih tema pesta. 


Setelah membersihkan diri, Mark dan Haechan berangkat menuju ke rumah sakit. 

"Semuanya sudah dibawa?" tanya Mark memastikan, kepala Haechan menoleh kebelakang kemudian menganggukkan kepala.

THAT XXX (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang